• • •
"Kamu marah....aku mengerti" Suara di ujung sambungan itu berujar pelan setelah beberapa menit tak mendapat jawaban.
Namjoon menghembuskan nafasnya pasrah.
"Apa pilihan yang kupunya?" Ia mendengus kesal."Namjoon, hingga sekarang pun kita tidak memiliki pilihan apapun selain aku pergi..."
"Jepang?!"
"Tidak adakah tempat yang lebih jauh, huh?!""Namjoon....."
"Sudahlah....."
"Aku kira apa yang kita miliki ini berharga untuk dipertahankan"
"Ternyata cuma aku yang bodoh karena terlalu berharap""........."
"Liburan musim dinginku akan datang sebentar lagi" Namjoon berucap pelan setelah menghela nafasnya.
"Aku tahu..." Seokjin mendengus tersenyum.
"Akan kusempatkan untuk pulang dan bertemu denganmu""Benarkah?!" Kedua pupilnya membesar.
Seokjin tertawa kecil. "Iyaaa....."
"Aku belum meminta maaf dengan baik bukan?""T-tidak perlu...." Senyum di bibirnya melebar.
"Aku hanya ingin menghabiskan waktu liburanku bersama pak Kim"
"Kita bisa membaca buku dongeng sebelum tidur, dengan dua gelas cokelat panas dan marshmallow kesukaan pak Kim, lalu cookies almond yang biasa kita beli di toko kue langganan pak Kim"
"Lalu.....""Namjoon....."
"Y-ya?"
"Jangan panggil aku pak Kim..."
"Kita berjarak ribuan kilometer sekarang" Seokjin terkekeh geli."Jin....." Namjoon mendengus tersenyum mengeratkan genggaman pada ponselnya.
"Jinseok?"
"Kim Jinseok?""Eeeww......nama apa itu?" Seokjin tergelak di ujung sambungan.
Namjoon pun ikut tertawa."Namjoon....."
"Sebentar lagi kamu ujian"
"Jangan terlalu capek ya.....jangan lupa makan dan istirahat"
"Minum vitaminnya jika cuaca mulai buruk""Iya....." Namjoon bergelung dalam selimutnya.
"Kamu juga ya..."
"Jangan lupa pakai jaketnya kalau keluar rumah""Hu-um....."
"Aku tidur ya.....hari ini aku menilai ujian anak-anak seharian"
"Ternyata menjadi guru taman kanak-kanak lebih melelahkan"Dengus tawa kecil itu memejamkan kelopak mata Namjoon, ia menarik nafas pelan dengan senyum yang tak mau menghilang dari bibirnya.
"Selamat malam, Jin....""Semoga tidurmu nyenyak dan matahari pagi esok hari membuat kamu lebih bersemangat dari hari ini"
"Selamat tidur, Namjoon..."
• • •
Kelopak mata itu berayun terbuka. Jam tiga dini hari dan pikirannya masih terus mengingat kenangan-kenangan yang seolah tumpah memenuhi kepalanya.
Namjoon memilih untuk duduk membaca buku setelah mengintip ke luar jendela dan menemukan butiran air hujan tipis jatuh membasahi lantai kayu di depan kamarnya.