"Sudah siap?" Bisik pelan dibalik tudung jaket hitamnya membulatkan mata sang pria yang baru saja keluar dari kamar.
"Namjoon!" Seokjin turut berbisik setelah pintu di belakangnya tertutup.
"Apakah kamu benar-benar sudah sembuh?"
"Aku gak apa-apa jika kamu mau membatalkannya..." Ia menatap wajah sang pria khawatir."Aku sudah sehat, Jin..." Namjoon mengulas senyum lebar.
"Ayo cepat! Sepertinya pagi ini akan cerah"Seokjin menoleh ke sekitarnya kemudian berlari kecil membuntuti sang pria yang terlebih dahulu melangkah cepat di jalan sepi.
"Namjoon....ini masih sangat gelap" Setengah berbisik, Seokjin merapatkan jaket putihnya menghalau terpaan angin yang berhembus kencang dari laut.
"Memang kita harus berangkat sebelum matahari terbit" Namjoon terkekeh menoleh pada raut wajah ketakutan di belakangnya.
"Mereka menutup pantai barat untuk sementara...." Namjoon berhenti melangkah dan terdiam menatap papan bertulis yang tertancap di beberapa tempat di tepi pantai.
Seokjin memperhatikan sorot manik gelap di balik tudung jaketnya yang sedikit bergeser.
"Apakah tidak ada jalan lain menuju kesana?" Ujarnya pelan.Namjoon mengerjap dan membetulkan letak hoodienya.
"Ada....ada kok..." Ia tersenyum.
"Kita gak berangkat dari sini"
Seokjin hanya terdiam memandangi punggung tegap itu berbalik setelah mengajaknya kembali berjalan."Kita akan menyeberang?!" Seokjin membulatkan manik hazelnya besar-besar setelah Namjoon datang dengan jetski hitam dan menunggunya dengan sebuah pelampung di tangan.
Senyum lebar berhias lesung pipi itu menemani anggukkan riangnya.
Seokjin menarik nafas panjang dan mengusap dahi.
"Kamu gak kapok setelah terluka seperti itu....""Ayo....nanti mataharinya keburu terbit!" Namjoon mengulurkan tangan setelah Seokjin selesai memakai rompi pelampungnya.
"Pegangan yang erat..." Namjoon menarik kedua tangan Seokjin melingkari pinggangnya.
"Siap?""T-tunggu, Nam...ini kapal siapa?!"
"Bagaimana jika Mingyu tahu kamu memakai kapal pantai untuk...." Pekik tertahan dan kepala tertunduk dalam menghentikan ucapannya ketika mesin kapal itu menggerung dan membawa mereka pergi."Ini milikku..." Namjoon menoleh singkat pada sang pria yang semakin mengeratkan kepalan tangan pada tali rompi pelampungnya.
"Aku membangunnya sendiri dari rongsokan" Ia tergelak puas."R-rongsokan?!"
"Namjoon....apakah ini aman?!""Nam.......kumohon berhati-hati!" Seokjin terus melekatkan dahinya pada punggung lebar sang pria saat kendaraan itu melaju semakin cepat.
"Hey.....Jin! Ayolahhhh......itu tidak seburuk yang kamu bayangkan..." Namjoon mengejar langkah cepat sang pria yang segera meninggalkannya setelah jetski itu berhenti di tepi pantai.
"Kita sudah sampai disini dengan selamat"
"Lagipula....." Ia menghentikan langkahnya."Jika kamu terus berjalan, nanti tersasar loh...."
Seokjin sontak terdiam.
"Lihat.....sekelilingmu masih gelap, Jin...." Namjoon mengulum senyum menatap bahu lebar itu sedikit berjengit dengan kepala menoleh pelan ke sekitarnya.
"Jangan sampai hantu itu keluar dan....""Namjoon!" Akhirnya Seokjin memutar tubuhnya dan melangkah kesal menghampiri dirinya yang terbahak keras.
"Cepat tunjukkan pemandangan indah itu lalu pulang!"