"Mengerti?"
Seokjin mengangguk pasti setelah Jackson selesai memberikan pengarahan di atas speed boatnya. Menoleh dengan senyum lebar pada Namjoon yang tengah duduk tersenyum bertopang dagu memperhatikannya.
Jackson mengulum senyum seraya menepuk bahu sang pria singkat. "Ooh ini akan jadi akhir musim panas yang amat 'panas'..."
Namjoon berdecak dan menonjok pelan lengan sang pria yang tergelak dan berpindah ke belakang kemudi.
Senyum manis tak memudar diantara pipi bayinya yang memerah tersinar matahari. Seokjin berdiri menunggu Namjoon memeriksa peralatan selam yang telah terpasang pada wetsuitnya dengan sabar.
"Siap?" Namjoon berucap pelan merendahkan kepalanya menatap lembut sang pria yang lalu mengangguk.
Dengus senyum berhembus seiring ibu jarinya yang mengusap singkat pipi bayi Seokjin sebelum ia memakai masker oksigennya.Jemari lentik itu melambai-lambai lalu menunjuk girang pada kumpulan ikan-ikan kecil beberapa meter di hadapannya. Namjoon mengulum senyum gemas menatap sang pria yang langsung berbalik untuk mendekati kerumunan kecil itu.
Sesaat kemudian ia harus menahan tawa ketika Seokjin memutar tubuhnya dengan kecewa karena ikan-ikan kecil itu berhamburan pergi ketakutan.
Namjoon mengibaskan kedua tangannya dan berputar ke arah berlawanan, mengayunkan sebelah tangan mengajak Seokjin untuk menyelam ke sisi lainnya.
Pria yang terlihat masih bersemangat itu mengikutinya senang.Seokjin berenang mendekat dan bersembunyi di balik tubuhnya setelah Namjoon mengisyaratkan ada seekor penyu besar. Gelembung-gelembung besar mengapung seiring tawanya yang meledak.
Ibu jarinya kemudian menujuk ke atas, mengisyaratkan agar mereka kembali ke permukaan. Seokjin mengangguk lalu berenang sambil sesekali menoleh pada penyu besar yang bergerak menjauh perlahan.
Namjoon menoleh untuk mengecek Seokjin yang mengikutinya, sesaat kemudian alisnya terangkat. Kedua tangan sang pria yang menggapai-gapai panik sontak ditangkapnya. Seokjin meringis menunjuk pada kakinya.
Namjoon merangkul tubuh sang pria lalu segera membawanya ke permukaan.
"Awww.....Namjoon...sakiitt..." Seokjin kembali merintih setelah masker oksigennya dilepas.
"Kram? Kukira kamu sudah melakukan pemanasan?" Namjoon menatap khawatir sang pria yang perlahan diangkat ke atas kapal oleh beberapa orang termasuk Jackson.
"Aku takut dia mengejarku..." Seokjin tertawa geli kemudian meringis kesakitan saat sang pria menggendong dan membaringkannya di atas bangku.
"Oh? Siapa?" Namjoon membulatkan mata lalu membuka kaki katak sang pria dan menggerakkan telapak kakinya hati-hati.
"Penyu....." Seokjin mencicit pelan dengan bibir mengerucut.
Gelak tawa Namjoon sontak meledak.
"Jangan tertawa, Namjoon! Aww....." Tangan yang semula akan digunakan untuk memukulnya pun kembali ditarik menopang tubuhnya yang telah terduduk."Di dalam ada kompres hangat, Nam!" Jackson menggeleng dan mengulum senyumnya memperhatikan kedua pria yang kini tengah berargumen sambil tertawa geli.
"Lagipula di luar sini sangat terik..."Namjoon menoleh dan memicingkan matanya pada sang sahabat yang menyeringai nakal.
"Bisa jalan? Kita pindah ke dalam ya..." Namjoon kemudian memapah Seokjin yang mengangguk pelan.
Seokjin duduk bersandar di sofa panjang sementara Namjoon berlutut di sampingnya.
"Tahan ya...." Sang pria menekan telapak kaki itu perlahan lalu mengurut betisnya lembut.
Seokjin mengangguk menggigit bibir bawahnya dan meringis kecil.Dengus senyum berhembus seiring pijatannya yang perlahan membuat sakit di kaki sang pria mereda.
"Kamu takut penyu...." Namjoon kembali tertawa geli."Memang kenapa?! Penyunya besar sekali, Nam!" Bibir mengerucut dan manik hazel membola itu kembali membuat Namjoon tergelak.
"Tapi aku senang" Seokjin tersenyum lebar.
"Ikan-ikannya lucu....""Kamu lihat kan, Nam? Ada ikan Nemo juga, lalu ada karang berwarna warni yang bergerak-gerak, lalu ada.....ssshh..."
"Maaf....maaf....terlalu keras ya pijatannya?" Namjoon tersentak ketika ucapan itu terpotong.
"Nggak...nggak kok..." Seokjin tertawa kecil melambaikan tangannya.
"Kamu senang sekali hari ini...." Namjoon menghembuskan nafas memiringkan kepalanya lalu tersenyum.
"Maaf aku menakutimu dengan penyu itu..." Dikecupnya betis sang pria lembut.Seokjin sontak bergidik dan memalingkan wajahnya yang terasa panas.
"H-habis ini kita kemana?""Ada sebuah pulau kecil yang agak tersembunyi di ujung pantai ini"
"Gak jauh kok..."
"Kalau ngantuk kita bisa tidur disitu tanpa ada orang yang mengganggu" Namjoon tertawa seraya meletakkan kompres hangat pada kaki sang pria."Terimakasih bimbingannya" Seokjin membungkuk sopan pada Jackson dan seorang pembimbing yang bersamanya selama mereka menyelam.
"Maaf aku merepotkan...""Tidak sama sekali" Jackson tertawa menatap sang pria yang menautkan jemarinya kikuk.
"Kembali lagi kesini saat berlibur nanti, Seokjin...""Berlibur? O-oh.....i-iya....." Seokjin mengangguk ragu kemudian berpamitan sebelum berbalik meninggalkan mereka.
Sementara Namjoon hanya memperhatikan raut wajahnya yang sontak berubah ketika ajakan itu meluncur ringan dari sang sahabat."Kamu menjelajahi setiap sisi pulau ini selama bekerja ya?" Seokjin turun dari jetskinya dan berjalan menyusuri pasir putih yang berada di sebuah pulau kecil terpisah dari pantai timur tempatnya berangkat untuk menyelam beberapa jam lalu.
"Sepertinya kamu tahu semua tempat-tempat rahasia di pulau ini" Ia tertawa lalu menoleh pada sang pria yang hanya terdiam mengikuti langkahnya.
"Namjoon?"Kepala tertunduk itu menegak dengan mata membulat kaget.
"Memikirkan apa?" Seokjin berhenti melangkah dan berdiri menghadap sang pria.
"Percuma aku bilangpun....kamu pasti menghindar..." Namjoon mendengus tersenyum menggelengkan kepalanya.
"Langitnya mulai gelap...padahal masih sore" Ia mengalihkan pandangannya pada awan-awan kelabu yang mulai bergerak menutup matahari."Yaaah.....padahal aku masih ingin bermain" Seokjin turut memandangi langit dengan wajah kecewa.
Namjoon memiringkan kepala dan kembali menatapnya.
"Apa yang ingin kamu lakukan selama berada di pulau ini, Jin?""Kamu menjadi seorang penulis dan ikut dalam pembuatan film, tapi sekarang mereka meninggalkanmu sendirian"
"Kamu bilang sedang berlibur, tapi kamu gak pernah keluar kamar""Apa yang ingin kamu lakukan sebenarnya?"
"Waktu kalian kurang dari dua minggu lagi disini bukan?"
Untuk beberapa detik Namjoon menangkap pergetaran halus pada manik hazelnya dan tonjolan di lehernya bergerak perlahan menelan saliva."Aku......." Seokjin tertunduk menggenggam ujung kemejanya yang tertiup angin.
"Apa yang bisa membuatmu senang selama sisa liburanmu disini, hmm?"
"Aku bersedia menemanimu..."Bahu lebar itu sedikit berjengit saat langkah sang pria telah sampai beberapa senti dari ujung sepatunya. Namjoon menggamit dagunya lembut lalu tersenyum seolah menunggu jawaban.
Yang ia tahu tak akan ia dapatkan.Sayup guruh dari kejauhan memecah keheningan diantara mereka. Tetes air hujan perlahan mulai jatuh membasahi pasir putih dan sepasang bahu yang saling terdiam.
Namjoon meraih telapak tangan Seokjin lalu menjalin jemarinya, mengajak sang pria berjalan menuju sebuah goa kecil yang terletak di bawah rindangnya pepohonan.
Hujan pun turun sesaat keduanya duduk. Namjoon menopang dagu menatap air laut yang meletup-letup beradu dengan butiran hujan.
Seokjin yang masih terdiam perlahan menarik kedua lutut lalu memeluknya erat. Sesekali melirik pada sang pria yang juga diam seolah menikmati pemandangan di hadapannya.
"Namjoon....."
"Aku akan menikah...."