Summer Scent 23

68 10 2
                                    




Namjoon tersenyum getir menatap bunga-bunga berwarna putih itu dari kejauhan. Langkahnya terhenti sejenak dengan koper dan tas kecilnya yang tersampir di depan dada.

"Sepi sekali?"

Seakan baru tersadar akan area penginapan yang biasanya ramai, ia menebar pandangannya ke sekitar.
Tungkai jenjangnya mulai melangkah cepat mendekati tempat yang ia kira tak akan pernah lagi ia datangi.


"Jin?" Pintu kayu itu diketuk pelan.

"Jin?" Panggilnya sedikit lebih keras. Kedua tangannya menangkup sebuah celah terbuka di sisi tirai jendela.

Kosong. Tak satupun barang-barang mengisi ruang luas itu seperti terakhir kali ia bermalam.

Tanpa pikir panjang, Namjoon berlari kembali ke tempat acara pernikahan itu berlangsung. Manik gelapnya memindai seluruh area seiring nafasnya yang memburu.

Raut wajah panik bercampur kekecewaan itu akhirnya mengundang perhatian seorang laki-laki paruh baya yang tengah mengangkati kursi berlapis kain putih dengan bunga merah muda di belakang sandarannya.

"Anda tamu, tuan?" Sapanya seraya menaikkan kacamata tebal yang melorot hampir separuh hidung.

Bingung tak tahu harus menjawab apa, Namjoon hanya membulatkan mata dan bibirnya.

Apakah ia melewatkan satu malam lagi di atas bukit itu tanpa sadar?.
Atau mereka mempercepat acara pernikahannya sehingga ia tak memiliki kesempatan untuk mengganggu?.

Menggeleng ragu lalu mengangguk dengan raut wajah kebingungan, Namjoon terus menatap area kosong dengan beberapa sisa kursi dan dekorasi yang mulai diturunkan dari tiangnya.

"Tuan? Anda baik-baik saja?"
"Wajahmu terlihat pucat" Laki-laki paruh baya itu memiringkan kepala setelah meletakkan sebuah vas bunga besar ke samping mobil angkut besar.

"P-pernikahannya...." Akhirnya manik gelap itu melirik pada sumber suara dengan kaki melangkah ragu.

"S-sudah selesaikah?"
"Mereka sudah kembali ke Jepang?"

Kening berkerut laki-laki itu semakin terlipat seiring kacamatanya yang kembali didorong naik.
"Maksudmu?" Ia lalu terkekeh geli.

"Aah.....tuan belum mendapat kabar dari pihak penyelenggara acara rupanya"

"Mereka membatalkan pernikahan ini" Diusapnya tengkuk gemuk yang berkeringat dengan sapu tangan.

"Beruntunglah mereka mengganti semuanya" Laki-laki itu tertawa menyelipkan sapu tangannya kembali ke saku celana.

"Ba...tal?" Bola mata membulat itu semakin membesar.

"Tuan..." Laki-laki itu mendudukkan tubuh lelahnya.
"Kadang apa yang kita rencanakan tidak sepenuhnya tercapai bukan?"

"Lihatlah semua ini" Ia menegakkan kepala dan mengedarkan pandangannya.
"Hiasan itu cuma bertahan beberapa jam saja"

"Tragis...."
"Tapi jika dua orang tak bisa bersatu....mau bagaimana lagi" Kekeh pelan meluncur dari bibirnya.

"L-lalu....mereka kemana?" Namjoon semakin mendekatkan langkahnya.

"Soal itu saya tidak tahu pasti, tuan..." Laki-laki itu berdiri bersiap untuk melanjutkan pekerjaannya.

"Yang saya dengar hanya aktor tampan itu pergi pagi-pagi sekali bersama para kru"

"Dan tunangan....mantan tunangannya" Ia mengoreksi kalimatnya "Pergi beberapa jam setelah beliau"

Summer ScentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang