Raungan mesin motor saling beradu di atas air laut yang mulai berwarna jingga. Riak ombak mengiringi bising tawa ketiga pria yang tengah berpacu di atas kendaraan mereka.
"Yang kalah traktir bir!" Namjoon melewati Hoseok yang kemudian mencibir dan melaju menyusulnya.
"Nam, hati-hati! Kamu udah lama gak naik jetski!" Jungkook berseru di belakangnya. Tergelak menatap sang pria yang menoleh singkat lalu terpekik setelah Hoseok berhasil melewatinya dengan cipratan air membasahi wajahnya.
"Gara-gara kamu, Kook....aku jadi ketinggalan!" Tak mengindahkan perkataan sahabatnya, Namjoon semakin mempercepat laju motornya.
"Dasar......" Jungkook menoleh dua kali saat rombongan anak-anak kecil bertopi kuning cerah terlihat berbaris menuruni sebuah kapal feri yang baru saja berlabuh.
"Hahaa.....lucunyaaa..." Ia lalu bergegas menyusul kedua sahabatnya.
"Lapar gak?" Jimin berlari kecil menghampiri ketiga pria yang telah memarkir jetskinya dan berjalan menjauhi bibir pantai.
"Pak Lee bilang jangan jauh-jauh dari hotel kalau mau bepergian""Tenang aja, Jim....kita sudah mengenal tempat ini dengan baik kok" Jungkook menyeringai.
"Makan yuk! Lapar juga" Hoseok menunjuk sebuah kedai tempat mereka biasa berkumpul saat bekerja paruh waktu dulu.
Namjoon dan Jungkook pun mengangguk setuju."Sepertinya ada rombongan taman kanak-kanak baru tiba di pulau ini" Jungkook melompat-lompat kecil mengikuti langkah sang sahabat.
"Lucu sekali, mereka berbaris mengikuti guru-guru mereka"
"Apakah mereka sudah bisa berselancar di umur segitu?"Tawa polos dengan gigi kelinci menyembul lucu itu disambut dengan pukulan pelan di lengannya. Namjoon tegelak dan mendorong tubuh sang pria hingga menjauh.
"Jangan terpisah ya, anak-anak..." Sang guru wanita yang berjalan di depan barisan berulang kali menoleh untuk memantau murid-muridnya.
"Tenang saja, Hyuna....aku mengawasi mereka kok"
Wanita itu mengangguk dan tersenyum lebar.
"Ayo masuk ke bungalow kalian..." Tangannya mendorong pelan satu persatu anak-anak yang mulai berlari kegirangan.Hela nafas panjang berhembus setelah semuanya selesai. Pria itu berjalan menjauh dan terus menyusuri pasir putih di bawah sepatunya.
"Bungalow yang sama....orang-orang yang berbeda" Ia tertunduk singkat kemudian menebarkan pandangannya ke sekitar.
Sesaat dahinya berkerut, degup jantungnya sontak melonjak seiring manik hazelnya yang membulat dengan kedua sudut bibir terangkat tinggi. Tanpa disadari ia tertawa dan mempercepat langkah kakinya.
Surai kecoklatan yang terpangkas rapi, tubuh atletis yang semakin membesar itu berdiri dengan seulas senyum tipis memandangi kerlip lampu yang bergerak-gerak tertiup angin di sepanjang bibir pantai.
Seokjin hampir saja berlari dan memanggil sosok yang hanya berjarak beberapa meter itu jika pria mungil yang berjalan di belakangnya tak menarik lengan dan merangkulnya pergi.
Langkah kakinya sontak berenti total. Kedua tangan bertaut di dada dengan nafas memburu dan alis berlekuk turun.
Sesaat kemudian mendengus tersenyum menundukkan kepalanya.
"Ah.....mungkin ini karma..."Seokjin berbalik cepat lalu berlari kembali ke penginapannya.
"Seokjin!" Panggilan itu menolehkan kepalanya.
"Bantu aku menyiapkan tempat tidur untuk anak-anak"