Semester telah berganti. Kaindra dan Aluna sedang menyusun tugas akhir mereka sedang Harsa telah lulus. Aluna menyusun tugas akhirnya di Singapore setelah mendapat kesempatan pertukaran pelajar. Melvin menjadi ketua pelayanan gereja dan Dipta masih menjadi mahasiswa terbaik Fakultas Bisnis dan Ekonomika.
Aksara menjadi ketua angkatan. Dia harus bergabung dengan Kelompok Studi Mahasiswa Psikologi yang membuatnya lebih sibuk belakangan ini. Sebelumnya adalah Melvin. Tapi Melvin memilih Aksara untuk menggantikannya dan disetujui semua mahasiswa satu angkatannya.
Anggi menggantikan Yaya menjadi ketua komunitas Art Therapy, komunitas yang setiap bulannya mengadakan acara kreativitas seni sebagai bentuk melepas penat dan stress. Seringkali Aksara menunggu Anggi saat kegiatan dan pulang bersama. Dipta, Melvin, Kaindra, dan Aluna beberapa kali ikut.
Siang itu Aksara pergi ke kelas Anggi, menjemputnya untuk makan siang bersama. Tentu saja dengan Dipta juga. Aksara jadi lebih sering menghabiskan waktu bersama Dipta setelah dekat dengan Anggi. Mereka pergi ke kantin teknik. Melihat Kaindra duduk sendiri, tiga anak itu bergabung.
"Mau makan apa?" tanya Aksara.
"Gue nasi liwet," jawab Dipta.
"Nggak punya kaki lo?" tanya Aksara. Kaindra tertawa.
"Anggi mau apa?" tanya Aksara lagi.
"Koloke boleh," jawab Anggi. Aksara mengangguk lalu pergi. Dipta masih duduk, menatap Anggi.
"Lo belum kasih tau Aksa kalau mau ke Korea?" tanya Dipta.
"Masih lama, Dip. Masih semester depan. Perginya juga akhir semester. Aku pasti bilang ke Aksara kok," kata Anggi. Dipta mengangguk pasrah lalu membeli makanannya.
Tidak lama, dua anak itu kembali dengan nampan penuh. Makanan dan minuman Dipta tata di depan pemesan. Kaindra yang sudah menghabiskan makanannya melihat tiga adik angkatannya.
"Nggak kangen Aluna kak?" tanya Dipta. Kaindra mengangguk.
"Gue Jumat ke Singapore. Kalau mau titip chat aja," kata Kaindra. Tiga anak itu menatap Kaindra.
"Tiga bulan doang kak lo samperin," kata Dipta.
"Empat bulan. Udah sebulan nggak ketemu. Gue kangen," kata Kaindra. Tiga anak itu menggeleng melihat kebucinan Kaindra.
"Aluna lagi berjuang di sana. Biasanya dia selalu cerita harinya tapi akhir-akhir ini nggak. Gue khawatir," kata Kaindra.
"Gue duluan," pamit Kaindra lalu pergi.
Dipta menghabiskan makanannya. Dia menunggu Anggi dan Aksara. Dari arah yang berlawanan, ada anak perempuan menghampri meja mereka. Dia mendekat ke sebelah Aksara.
"Kak Aksara, ini," kata anak itu memberikan sekotak kue pada Aksara. Aksara yang masih makan siang kaget lalu mengangguk. Kue itu tidak diterimanya, tapi anak perempuan itu menaruh kue itu di depan Aksara.
"Aku Cathlyn, psikologi semester 3," kata anak itu lalu pergi. Dipta dan Anggi menatap Aksara. Merasa ditatap, Aksara menoleh.
"Apa?" tanya Aksara. Dua anak ekonomi itu menggeleng. Aksara geser kue itu ke depan Dipta.
"Buat lo. Gue nggak suka," kata Aksara.
"Kenapa diterima?" tanya Anggi.
"Aku lagi makan, belum sempat bilang dia udah buru-buru," Aksara menjelaskan situasinya. Anggi mengangguk paham lalu menyelesaikan makan siangnya.
Mereka kembali ke kelas. Beberapa anak menyapa Aksara dan Dipta sepanjang perjalan mereka. Anggi pun merasa kalau kedua temannya ini sekarang populer, jauh lebih populer dibanding sebelumnya.
"Nanti kuantar pulang," kata Aksara di depan selasar fakultas ekonomi.
"Aku mau pulang sendiri," kata Anggi.
"Aku duluan," pamit Anggi lalu pergi meninggalkan dua temannya bingung.
![](https://img.wattpad.com/cover/376879292-288-k809316.jpg)