Langit sudah tidak lagi biru. Semburat jingga nampak di barat langit, menyambut matahari yang akan beristirahat. Di bawah pohon, di bangku kayu tanpa senderan, Aksara terduduk. Dia tampak seperti menunggu seseorang. Beberapa kali dia lihat arlojinya, dan melihat ruang tata usaha di seberangnya.
Di Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Aksara berdiam diri dalam sepi. Lima menit menuju jam lima sore. Aksara siaga, menatap ruang tata usaha. Dipta akan menaruh absen mahasiswa di sana selesai kelas.
Tiba-tiba ramai. Suara mahasiswa sahut menyahut mulai terdengar. Aksara bersiap. Dia berdiri di depan pohon itu.
"Anggi," panggil Aksara. Belum sempat Anggi merespon, Aksara sudah menarik tangan Anggi menjauh dari kerumunan teman sekelasnya, membawanya ke halte bus.
"Ngapain? Kamu pulang jam tiga kan?" tanya Anggi. Aksara mengangguk.
"Kuantar pulang," kata Aksara keukeuh. Anggi tidak lagi menolak. Dia turun saat Aksara turun. Dia naik mobil Aksara setelah lelaki itu membukakan pintu untuknya.
Bau kopi maskulin yang selalu menyambutnya. Sejujurnya Anggi merindukan bau itu, bau yang sangat Aksara. Sudah sebulan ini Aksara mengantar jempunya dengan motor, menyalip kemacetan kota di saat mereka terus bergegas belakangan ini.
Diam. Tak ada obrolan. Anggi paham Aksara tidak begitu bisa memulai topik. Anggi juga sadar kalau selama ini selalu Aksara yang selalu membuka pembicaraan dengan menanyakan dirinya, seperti sekarang.
"Kamu kenapa?" tanya Aksara.
"Aku kenapa?" Anggi berbalik tanya.
"Nggak mau kuantar," kata Aksara.
"Aku mau sendiri," kata Anggi.
"Kenapa?" tanya Aksara.
"Aku terlalu bergantung sama kamu. Sampai aku lupa kalau suatu saat aku nggak sama kamu. Kupikir aku harus mulai membiasakan diri untuk sendiri, kayak dulu," kata Anggi. Hening beberapa saat.
"Kamu nggak sendirian, Gi. Aku nggak akan biarin kamu sendirian," kata Aksara.
"Kamu juga nggak bergantung sama aku. Aku tau semandiri apa kamu," lanjutnya.
"Aksa," panggil Anggi. Aksara menoleh sebentar.
"Ada cewek yang kamu suka?" tanya Anggi.
"Ada," jawab Aksara. Anggi menatap Aksara lalu menunduk. Anggi berusaha menahan perasaannya. Anggi tidak sadar, kalau dialah hati yang Aksara tuju.
![](https://img.wattpad.com/cover/376879292-288-k809316.jpg)