Ramalan Cuaca Aksara (2)

11 0 0
                                        

Anggi memutuskan untuk makan siang di kantin yang berada di antara gedung faktultas bisnis ekonomi dan fakultas teknik. Dia memilih tempat di bawah AC mengingat cuaca hari ini sangat panas. Anggi tidak sendiri, dia bersama dua teman perempuannya.

"Gi, bantuin gue deket sama dipta dong," pinta Ulin, yang memakai kacamata.

"Gue sama dipta nggak pernah ngomongin kayak gitu. Ngobrol atau ngechat kalau ada perlu aja," kata Anggi. "Tapi nanti kucoba ya." Jawaban seorang people pleasure.

Anggi terkenal baik hati. Dia seorang people pleasure yang selalu mendahulukan orang lain atau berusaha membantu orang lain tanpa melihat dirinya sendiri. Dipta pernah berkata padanya, "Dahuluin diri sendiri, biar nggak susah."

Anggi melirik arlojinya. Jam satu kurang lima. Anggi membereskan nampan makannya, memilah sampahnya lalu membuangnya di tempat sampah setiap jenis sampah.

"Aku duluan ya, ada perlu. Kalian kalau mau langsung balik kelas, duluan aja, nanti aku nyusul," kata Anggi. Ulin dan Ria mengangguk. Anggi mengelap mulutnya lalu berjalan keluar kantin.

Tepat di sebelah kantin, gedung F fakuktas teknik berada. Presensi Aksara tertangkap netra Anggi. Aksara berdiri di ujung anak tangga paling atas. Anak tangga itu hanya enam. Anggi naik dengan cepat lalu menyapa Aksara.

"Dari mana, Sa?" tanya Anggi. Aksara pijakkan kakinya ke satu anak tangga di bawah, menyamakan tingginya dengan Anggi.

"Ketemu Kak Indra," jawab Aksara. Anggi keluarkan payung Aksara yang dia simpan dalam totebagnya.

"Besok panas, jadi nggak perlu bawa payung," kata Aksara menatap langit.

"Emang iya? Kamu bisa ramal cuaca?" tanya Anggi penasaran. Dia sodorkan payung lipat hitam itu pada Aksara.

"Kalau hujan gue payungin," kata Aksara. Anggi mengangguk.

"Kalau besok hujan telfon gue aja nanti gue payungin," kata Aksara.

"Tapi tiga hari ini bakal cerah," ramalnya kemudian. Anggi menatap Aksara.

"Kalau bener, kamu bisa jadi dukun," kata Anggi. Aksara tertawa.

"Kok cuma satu?" tanya Aksara.

"Memang cuma itu," kata Anggi.

"Yang polkadot biru mana?" tanya Aksara. Anggi tampak berpikir. Dia kira Aksara bercanda. Tapi wajah Aksara serius. Anggi tatap Aksara kaget.

"Itu punyamu?" tanya Anggi tak percaya. Aksara mengangguk.

"Udah dua tahun lo nggak balikin payung gue," kata Aksara.

Get CloseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang