"Kamu mau ke mana?" seru Ayyana.
"Kelas," jawab Natha.
"Padahal baru ketemu Osean. Kamu malah pergi gitu aja. Dasar tidak setia kawan," gerutu Ayyana.
"Kamu tuh yang nggak punya hati. Natha hampir saja terbunuh di hari pertamanya menjadi siswa SMA," ucap teman Natha yang kebetulan melihat adegan tadi.
"Tapi kan Osean sudah nolong dia," bela Ayyana tidak mau disalahkan.
"Bersyukurlah ada yang menolong Natha," balas anak yang sudah merasa menjadi sahabat Natha di hari pertama sekolah.
Ayyana merasa tidak terima.
"Ayyana, Ayyana..." panggil Osean.
"Dia..." Ayyana menunjuk punggung anak laki-laki yang mengaku teman Natha.
"Sudah-sudah lupain aja. Oh iya Ayyana masuk kelas apa?"
"X Bahasa."
"Aku antar ke kelas kamu ya," tawar Osean.
"Kalau Osean kelas Apa?"
"X IPA 1."
"Sekelas sama Natha dong. Eh iya, Kamu makan apa, Sean? Kenapa bisa badanmu tinggi banget? Padahal dulu tinggi kita hampir sama. Aku tidak banyak bertambah tinggi. Si Natha juga tingginya segitu-gitu aja," tanya Ayyana penasaran.
"Olahraga," jawab Osean.
"Aku nggak suka olahraga." Ayyana berkata jujur.
"Eh, kenapa anak-anak yang lain pakai topi semua?"
"Upacara bendera hari Senin. Mungkin bisa dibilang hari pertama orientasi siswa baru harus pakai seragam lengkap," jelas Osean.
"Upacara? Ah, Sean. Aku harus ke kelas Natha. Barangku ada yang kebawa dia. Aku pergi dulu," ucap Ayyana panik.
"Kita bisa ke sana bareng," ucap Osean, tetapi tidak terdengar oleh Ayyana.
Sesampainya di kelas X IPA 1, semua memandang Ayyana karena dia datang dengan gaduh membentur pintu kelas karena telat mnegerem langkahnya.
"Anak kelas ini juga?" tanya seseorang yang mencoba akrab.
Ayyana menggeleng sambil terengah. Rasanya baru pagi ini Ayyana berlari sekuat tenaga.
"Natha!" seru Ayyana dari bibir pintu kelas. Natha melihat Ayyana seperti melihat masalah yang akan datang menghampirinya. Ayyana dengan cepat berjalan ke meja Natha. Dia melirik ke topi abu-abu yang dipegang Natha.
Dengan cepat Ayyana mengambil topi itu.
"Aku pinjam topinya," ucap Ayyana seenak hati lalu pergi bagai kilat. Di depan kelas Ayyana berpapasan dengan Osean.
"Sean kenapa ke kelas Natha?" tanya Ayyana menghentikan langkahnya setelah matanya melihat Osean.
"X IPA 1, kelasku juga. Tadi sudah bilang kan?"
"Ohh... iya. Kalau gitu Ayya balik ke kelas dulu. Siap-siap upacara bendera. Sebentar lagi pukul tujuh," ucap Ayyana.
Di sisi lain Natha seperti terkena anestesi. Diam membatu. Natha hanya bisa tertawa kesal setelah menyadari apa yang akan menimpanya nanti.
"Topimu? Kamu tidak pakai topi nggak apa? Kalau nggak salah dengar yang seragamnya nggak lengkap bakalan berdiri di lapangan lebih lama dari jam upacara dan harus mendapat ceramah dari guru juga," ujar teman sebangku Natha.
"Dasar biang masalah," gerutu Natha lirih.
***
YOU ARE READING
WHERE ARE YOU?
RomancePersahabatan Ayyana dengan kedua teman masa kecilnya Osean dan Natha hingga dewasa memiliki beragam rasa. Momen pertemuan dan perpisahan sangat dekat dengan mereka. Ketika ada yang kembali, di saat yang sama ada yang harus pergi. Namun, siapakah yan...