Part 21

3 0 0
                                    

"Anggrek dan kaktus. Rasanya dua tanaman ini tidak ada kemiripan dan karakternya sangat jauh. Satu cantik rupawan, elegan, dan terkesan mewah. Satu lagi berduri, terlihat kejam meskipun menyimpan kecantikannya diam-diam."

"Dua-duanya menarik," ucap Ayyana.

Beberapa menit yang singkat mereka menikmati lukisan alam di hadapan mereka. Pargantian fragmen warna di langit merah, kekuningan, dan jingga. Pantulan cahayanya juga memberi efek pada lautan yang terkena siraman cahaya matahari yang perlahan menampakkan diri.

Hanya ada suara ombak yang bergulung dan desir angin pantai. Obrolan Ayyana dan Osean pun terhenti sejenak.

"Osean menyukai Ayya, nggak?" tiba-tiba Ayyana menanyakan sesuatu yang membuat Osean terdiam.

"Natha bilang nggak pernah suka sama Ayya," lanjut Ayyana. "Padahal kita sudah berteman lama, tapi dia bilang sama sekali nggak pernah suka menjadi teman Ayya."

Osean akhirnya tahu apa yang membuat Ayyana tidak menyebut nama Natha sampai sekarang.

"Suka sebagai teman Ayyana?" tanya Osean memastikan apa yang dikatakan Ayyana dan dirinya satu frame.

Ayyana mengangguk.

"Tidak ada orang yang mau berlama-lama dengan seseorang bila dia tidak suka menjadi temannya," ucap Osean.

"Kecuali Natha," ujar Ayyana.

Osean tersenyum tipis. Entah kesalahpahaman apa yang terjadi diantara Natha dan Ayyana. Apa yang diucapkan Osean pun tidak tertangkap dengan baik oleh Ayyana. Harusnya termasuk Natha, orang yang selalu menemani dan bersama Ayyana sejak kecil hingga kini. Bukan masalah suka atau tidak suka sebagai teman. Kadang ada perasaan yang tidak bisa didefinisikan ketika seseorang sudah mulai remaja. Ada keinginan untuk memiliki dan juga melepaskan.

"Kadang tetap menjadi anak-anak itu adalah kado yang indah. Bebas mengungkapkan isi hatinya tanpa rasa takut," ujar Osean.

"Anak remaja pun masih memiliki hak istimewa. Masih bisa minta tolong ke orang tua. Kebebasan berbicara kan bukan anak-anak saja yang bisa. Semua orang bisa," ucap Ayyana merasa pernah membacanya di artikel berita.

Osean menatap Ayyana yang dekat, tapi terasa jauh. "Tapi, setelah tumbuh menjadi anak remaja itu semakin membuat kita tidak bisa jujur dengan perasaan sendiri," ucap Osean lirih.

"Kamu bilang sesuatu?" tanya Ayyana.

Osean menggeleng.

***

STOP di sini ya...

Bila masih penasaran kelanjutan kisah Osean, Ayyana, dan Natha  bisa baca di kbm app...:D

Bila berkenan silakan tinggalkan krisan (kritik saran) juga, terima kasih.

Salam.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 10 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

WHERE ARE YOU?Where stories live. Discover now