Aru Sakit

210 22 2
                                    

Setelah menagis cukup lama,bahkan haruto sampai batuk dan sedikit kesulitan bernafas hingga membuat hanbin dan lisa panik, namun untung saja itu tidak berlangsung lama setelah lisa membantu haruto untuk bernafas dengan benar.

Sekarang haruto enggan melepas pelukan pada papa nya dan betah duduk dipangkuan sang papa. Bahkan pelukan erat nya itu tidak ia biarkan melonggar barang sedikit pun,lisa yang melihat itu tersenyum gemas,lucu sekali haruto ini ketika mau bermanja,ia usap rambut dan punggung anak nya dengan lembut menyalurkan rasa aman dan nyaman.melihat haruto yang masih betah dengan papanya,lisa memilih pergi ke taman belakang rumah sebentar untuk memberikan waktu pada anak dan ayah yang sedang menumpahkan segala perasaan mereka.

"Aru tidak mau lepas pelukannya hmm?" Tanya hanbin dengan lembut sembari mengusap punggung putranya

"No no" jawab haruto dengan lirih,bahkan isakan nya masih sedikit terdengar

"Papa izin mau ambil minum sebentar,boleh aru pindah dulu duduk nya, nanti dipangku papa lagi"

"Mau sama papa terus, aru mau sama papa,jangan dilepas papa, aru mau papa hiks"

Mendengar anak nya yg mau menangis lagi membuat hanbin kelabakan

"Iya, oke oke tidak papa lepas,ini masih dipeluk papa,jangan menangis lagi sayang, nanti sesek lagi nafas nya" ucap hanbin dengan menepuk pelan punggung haruto supaya anak itu tenang.

Merasa tak ada pilihan lain,akhirnya hanbin pergi kerdapur dengan haruto digendongan nya seperti bayi koala, karena jujur saja tenggorokan nya sudah sangat kering dan sedikit perih, ia benar benar membutuhkan air minum.

---

"Sayang" panggil hanbin pada istrinya yg sedang duduk digazebo bekalang rumah.
Lisa yang merasa terpanggil pun menolehkan kepala nya,sedikit terkejut ketika melihat sang suami yang datang bersama haruto digendongan nya

"Loh mas,kenapa kok gendongan gitu?" Tanya Lisa

"Aru gamau lepas,ini tolong liatin dia tidur?dari tadi diem aja" jawab nya dengan suara yang ia pelan kan, lalu memutar tubuh nya supaya istrinya bisa melihat apakah anaknya benar benar tertidur atau tidak

"Oh,iya tidur mas, ya ampun lucu banget anak mommy" ucap Lisa, lalu mendekatkan dirinya pada suami untuk mengusap poni anaknya yang sudah hampir menutupi matanya.

"Lucu banget pipinya, eh panas" Lisa, ia terkejut ketika mengusap pipi anaknya yang terasa panas

"Hah, emang iya panas" saut hanbin,ia jadi panik sendiri ketika mendengar penuturan istrinya

"Iya mas panas,tidurin dulu dikamar biar istirahat,aku telfonin dokter dulu"

Hanbin mengangguk cepat,buru buru ia pergi ke kamar anak nya

---

"Gimana dok?" Tanya hanbin tidak sabaran

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, nak haru hanya kelelahan,dan mungkin tadi ia terlalu banyak menangis sehingga menimbulkan sedikit rasa sakit dikepalanya yang bisa saja memicu untuk demam, ini resep obat yang bisa ditebus di apotek pak,Bu" jelas sang dokter

Setelah mendengar penjelasan dokter,hanbin dan Lisa bisa bernafas dengan lega

"Baik dokter,terimakasih banyak,mari saya antar keluar" saut hanbin

Setelah melihat dokter dan suaminya keluar Lisa segera mendekat dan menduduk kan dirinya dipinggir ranjang anak nya, tangan nya mengusap dengan lembut surai legam sang anak,lalu mengecup kening anak nya dengan penuh kasih sayang,hatinya sedih sekali melihat anaknya jatuh sakit

"Cepat sembuh sayang nya mommy" ucap nya dengan pelan

"Papa" ucap haruto dengan lirih,suaranya sedikit serak,mungkin karena terlalu lama menangis tadi

"Ini mommy sayang,tunggu dulu ya,papa sedang beli obat untuk aru" jelas mommy nya

"Mommy" ucapnya lagi

"Iya sayang, aru butuh sesuatu nak,atau ada yang sakit,sini bilang sama mommy" tanya Lisa beruntut

"Peluk mommy, aru mau peluk,pusing kepala nya" jelas haruto

Mendengar itu Lisa segera menidurkan diri nya disamping anaknya,memeluk dengan hangat dan penuh sayang

"Aru sabar ya,nanti kalau obatnya sudah datang aru bisa langsung minum obatnya supaya cepat sembuh pusing nya" ucap nya seraya mengusap dan menepuk pelan punggung anaknya supaya nyaman

Haruto hanya mengangguk kan kepalanya pelan, tubuhnya terasa tak nyaman karena demam,dan kepala nya terasa nyut nyut an, entahlah ia bingung mendeskripsikan yang tubungnya rasakan sekarang, semua terasa sakit menurut nya.

>>Next...



KepercayaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang