part 40

246 13 1
                                    

Happy Reading....

Raditya merasakan tekanan yang semakin berat dari tuntutan para siswa dan tatapan tajam Gracio. Dia tahu dia harus memberikan jawaban yang konkret.

“Saya berjanji bahwa Regan akan mengikuti program konseling dan pelatihan untuk memahami pentingnya menghormati orang lain. Kami juga akan melakukan pertemuan rutin dengan semua siswa untuk mendiskusikan isu-isu yang berkaitan dengan keamanan dan saling menghormati.”

Raditya mengambil napas dalam-dalam, merasakan berat tanggung jawab yang harus dia bawa.

“Sebelum kita melanjutkan, saya ingin memberikan informasi penting. Terkait Pemilik sah dari SMA FAV48 adalah .... keluarga Gracio Ermano,'' katanya, suaranya bergetar namun berusaha terdengar tegas. ''Saya juga ingin meminta maaf kepada semua yang ada di ruangan ini, atas kesalah pahaman yang telah terjadi.”

Suasana di ruang kelas mendadak hening. Para siswa saling berpandangan, mata mereka dipenuhi rasa ingin tahu dan kekhawatiran.

Dia melanjutkan, “Kesalahan dalam mengelola aset ini telah menyebabkan banyak masalah. Kami seharusnya tidak mengambil hak milik orang lain tanpa izin. Untuk itu, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada Gracio dan semua pihak yang terdampak.”

Gracio mengangguk, meskipun tampak masih waspada. Ia kemudian mengambil alih,

“Saya berharap semua orang bisa saling mendukung. Kita semua berperan dalam menciptakan sekolah yang lebih baik.”

Gracio melanjutkan dengan suara tenang namun tegas,

“Saya tidak pernah menunjukkan kepada khalayak ramai mengenai kepemilikan SMA FAV48 ini karena saya ingin menjaga ketenangan dan stabilitas di sekolah. Saya tidak ingin ada ketegangan atau perselisihan yang dapat merusak reputasi kita semua.''

''Tujuan saya adalah menciptakan lingkungan yang positif untuk belajar, tanpa gangguan dari konflik pribadi. Namun, saya juga mengerti bahwa kebenaran perlu diungkap, terutama untuk melindungi semua orang di sini, '' jelas Gracio dengan mengacungkan telunjuk kanannya.

Siswa-siswa mulai mengangguk, seolah mulai memahami perspektif Gracio.

Geng 'Alga' yang duduk di sudut ruangan aula mulai memberi tepukan tangan, tanda dukungan mereka terhadap pengakuan Raditya dan penjelasan Gracio. Suara tepuk tangan itu mengalun, menambah sedikit rasa lega di antara ketegangan yang ada.

Lucas dengan berdiri bersorak, “Kita semua mendukung, ayo kita bangun kembali sekolah ini!”

Tepuk tangan dari geng tersebut memberi semangat kepada para siswa lainnya. Beberapa siswa mulai berani memberikan suara, menunjukkan bahwa mereka ingin berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik.

10 menit setelah pertemuan tersebut...

seluruh siswa kembali ke kelas dan melanjutkan pelajaran. Namun, di koridor sekolah, anggota geng 'Alga  berjalan bersama sambil membicarakan apa yang baru saja terjadi.

“Rasanya pertemuan itu cukup membuka mata,” kata Manda dengan antusias. “Setidaknya Raditya berusaha untuk bertanggung jawab.”

“Tapi aku masih penasaran dengan apa yang akan dilakukan Regan untuk menebus kesalahannya,” tambah Adel, wajahnya menunjukkan kekhawatiran.

“Dia perlu lebih dari sekadar meminta maaf. Kira-kira apa rencananya?” sambung Floran.

Erllan mengangguk setuju. “Ya, seharusnya ada tindakan nyata. Mungkin dia bisa melakukan sesuatu yang positif untuk Indira atau sekolah.”

Liam menyarankan, “Mungkin Regan bisa membantu dalam kegiatan sosial atau program sekolah. Itu bisa jadi langkah awal yang baik.”

Manda terkejut mendengar perkataan Liam. Pikirannya langsung melayang ke hubungan barunya dengan Indira, yang membuatnya merasa cemburu.

“Tunggu, Liam,” katanya dengan nada ragu. “Apakah kita benar-benar ingin mendorong Regan untuk mendekati Indira lagi? Dia baru saja melalui situasi sulit.”
Adel melihat perubahan ekspresi pada Manda. “Man, lo cemburu?”

Manda, segera menampik pertanyaan itu. “Enggak, aku tidak cemburu. Aku hanya khawatir tentang Indira. Dia baru saja mengalami hal yang berat, dan aku ingin memastikan dia baik-baik saja.”

Adel mengangkat alisnya, tampak tidak begitu yakin dengan jawaban Manda. “Kamu pasti tahu, Manda. Semua orang bisa lihat kalau kamu agak ragu dengan Regan. Jangan takut untuk mengakuinya.”

Manda mendengus, mencoba menyembunyikan perasaannya. “Ya, mungkin aku sedikit merasa tidak nyaman dengan situasi ini. Tapi itu bukan masalah besar. Yang penting adalah Indira.”

Liam ikut menimpali, “Apa pun yang kamu rasakan, Manda, penting untuk kita semua mendukung Indira. Kita bisa melakukannya bersama.”

Manda mengangguk, tetapi di dalam hati, rasa cemburu itu terus mengganggu pikirannya. Dia tahu dia harus mendekati Indira, tetapi perasaannya terhadap Regan membuatnya merasa bimbang.

Dengan tekad untuk menjaga hubungannya dengan Indira, Manda memutuskan untuk menemui Indira setelah sekolah. Apa rencananya untuk mendekati Indira dan memastikan dia merasa didukung?

~~~

Di ruang pertemuan yang tertutup, Gracio, Doniel, dan Raditya duduk mengelilingi meja. Gracio memulai, “Raditya, kita perlu membahas kesetiaanmu terhadap Black Eagle Group. Ini penting untuk kelangsungan bisnis kita.”

Raditya mengangguk, merasa berat dengan pertanyaan tersebut. “Saya mengerti, Gracio. Selama ini, saya berusaha untuk setia dan memastikan bahwa semua rencana kita berjalan lancar.”

Doniel, yang duduk di sebelah Gracio, menatap Raditya dengan serius. “Tapi kita perlu lebih dari sekadar kata-kata. Situasi saat ini sangat krusial. Apa yang bisa kau jamin untuk memastikan dukunganmu tetap kuat?”

Raditya menarik napas dalam-dalam. “Saya berkomitmen penuh untuk Black Eagle Group. Saya akan memastikan semua aset dan sumber daya yang saya kelola tidak akan terganggu. Kesuksesan kita bergantung pada kerjasama ini.”

Gracio memperhatikan dengan seksama. “Kami ingin melihat tindakan nyata. Kita tidak bisa mengambil risiko apapun di saat seperti ini. Apakah kau siap untuk mengambil langkah tambahan?”

Raditya menegaskan, “Saya bersedia melakukan apa pun demi menjaga hubungan ini. Saya akan memastikan semua orang di tim merasa aman dan terintegrasi.”

Doniel mengangguk, tetapi tetap skeptis. “Sebagai langkah awal, saya mau kamu mengawasi usaha-usaha yang ada di sekitar Markas Black Eagle. Kita perlu memastikan tidak ada ancaman yang muncul dari luar, terutama saat situasi sedang tegang seperti ini.”

Raditya mengangguk, menerima instruksi tersebut. “Saya akan segera menyusun tim untuk memantau aktivitas di sekitar markas. Kami akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk mengidentifikasi potensi risiko.”

Gracio menambahkan, “Pastikan juga untuk berkomunikasi dengan tim keamanan yang berjaga. Kita tidak bisa mengambil risiko, terutama dengan hubungan kita yang sedang diuji.”

Ketiga pengusaha itu saling bertukar pandang, menyadari bahwa langkah-langkah yang diambil Raditya akan sangat menentukan masa depan kerja sama mereka.

*****

Bel pulang sekolah pun berbunyi, dan seluruh siswa SMA FAV48 berhamburan keluar. Di antara kerumunan itu, Adel, Flora, dan Manda berkumpul di sebuah sudut, membahas tentang pembangunan Markas yang sudah mencapai 50%.

Namun, Manda tampak gelisah, memikirkan Indira. “Aku harus menjenguk Indira. Dia perlu dukungan gua sekarang,” ujarnya dengan serius.

Adel memandang Manda dengan serius dan berkata, “Manda, tolong jangan membahas Regan di depan Indira. Kita tahu betapa beratnya situasinya, dan dia mungkin belum siap untuk mendengar tentang semuanya.''

Manda mengangguk, menyadari pentingnya saran Adel. “Aku mengerti. Aku hanya ingin fokus pada bagaimana membuatnya merasa nyaman.”

Dengan tekad untuk menjaga suasana tetap positif, Manda melanjutkan perjalanan ke rumah Indira, ia berjanji pada dirinya sendiri untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan kekasihnya tanpa menyentuh topik yang sensitif.

Bersambung....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mine on New year's(MANDIRA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang