part 38

121 9 0
                                    

Saat jam istirahat, Manda dan geng 'Alga' berkumpul di rooftop sekolah, menikmati suasana hangat yang mulai terasa tegang.

Olland duduk di tepi rooftop dengan segelas es teh, membuka percakapan. “Kira-kira keluarga Cakra bakal terima nggak ya? Kalau tahu anaknya kita pukulin?”

Miran, yang sedang asyik dengan bola kasti, menjawab tegas, “Udah pasti nggak bakal terima! Kalau dia berani muncul di sini ... bakal gua habisin dia!”

Erllan, yang bingung, bertanya, “Emang kenapa keluarga Cakra bakal marah? Emang mereka nggak tahu kita?”

Manda bangkit, berjalan ke tengah mereka. “Gua rasa keluarga Cakra nggak tahu siapa kita, tapi mereka pasti tahu tentang Black Eagle!”

Adel, yang memainkan gitar di ujung rooftop , ikut menimpali, “Lo yakin? Keluarga Cakra tahu soal Black Eagle, setelah bertahun-tahun nggak ada yang tahu keberadaan setiap anggotanya?”

Manda menghela napas. “Lo ada benarnya, Kak. Setelah kejadian beberapa tahun lalu, banyak orang menganggap Black Eagle sudah runtuh. Tak terkecuali Keluarga Cakra!”

Dia melanjutkan, “Dan dari kabar runtuhnya Black Eagle di mata para keluarga support, ini menjadi kesempatan bagi mereka yang haus akan kekayaan untuk mengaku-aku aset dari para keluarga inti Black Eagle.”

Semua geng 'Alga' terdiam, mengangguki pernyataan Manda.

“Berarti… besar kemungkinan beberapa aset milik Black Eagle diaku-aku oleh keluarga support?” tanya Miran.

Adel menanggapi, “Dan bisa jadi sekolah tempat kita menimba ilmu ini juga menjadi salah satu aset yang diaku-aku oleh Keluarga Cakra.”

Mereka semua memusatkan perhatian pada Adel, penasaran dengan maksud ucapan ketua geng 'Alga' itu.

“Maksud kakak ... sekolah ini juga adalah aset milik Black Eagle? Siapa?” tanya Erllan, tidak sabar.

Adel mengulum bibirnya, memperhatikan Erllan. “Iya
… pemilik sah dari SMA FAV48 ini adalah orang yang hari ini akan membuat perhitungan dengan Keluarga Cakra.”

Semua orang di sana bertanya-tanya, bahkan berpendapat dalam benak masing-masing. Seketika, Olland menyebutkan satu nama yang menurutnya adalah pemilik sah dari SMA FAV48. “Keluarga Ermano...”

Semua perhatian geng  'Alga' tertuju pada Olland, terkejut dengan pengungkapan tersebut. Mereka menyadari bahwa situasi ini jauh lebih rumit dari yang mereka kira.

Adel melirik ke arah Manda dengan senyuman, sementara Manda mengangguk paham.

“Jadi selama ini pemilik sekolah ini adalah Papi Gracio? Dan Keluarga Cakra hanya mengaku-aku saja?” tanggap Olland.

“Wah, memang anjing bener tu, nggak bapak, nggak anak, sama aja anjingnya!” umpat Erllan, wajahnya menunjukkan kemarahan dan rasa tidak suka terhadap tindakan Keluarga Cakra.

Suasana di antara geng 'Alga' semakin tegang, tetapi ada pula rasa lega karena mereka tahu siapa yang benar-benar memiliki sekolah ini.

Dengan informasi ini, mereka mulai merencanakan langkah untuk menghadapi ancaman dari Keluarga Cakra.

Tak lama kemudian, Floran tiba-tiba muncul dengan tergesa-gesa, wajahnya terlihat panik. “Eh... guys! Kalian harus tahu ini!” serunya, menarik perhatian semua orang.

“Lo kenapa, Flo?” tanya Lucas, khawatir melihat ekspresi panik di wajahnya.

“Rad... Raditya Cakra mencari kita! Dia... dia mau membuat perhitungan karena sudah membuat anaknya babak belur dan masuk rumah sakit!” Floran menghela napas, seolah tak percaya dengan berita yang baru saja ia sampaikan.

Mine on New year's(MANDIRA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang