Part 2 (Gadis MIPA Dua)

160 115 23
                                        

Anyeongggg yorobuuun~

Apa kabar hari ini? Jangan lupa vote dulu, sakit hati aku sejam dua jam cuma dibaca nggak di kasih bintang :(

**

Setelah kejadian Celo bercanda nyeplos kata calon pacar pada Ara, membuat Bima tidak berani lagi menampilkan wajahnya.

"Bro, ngapain?" Celo menegur Abimanyu yang terdiam menatap loker baju ganti olahraga. Bima tersentak terkejut.

"Nggak ngapa-ngapain."

Celo mengangguk, "Ayo, lapangan udah rame. Anak lain pada siap di sana," lanjutnya. Mereka berjalan keluar ruang ganti, menuju lapangan basket.

***
Tidak banyak anak cewek yang datang, hanya ada beberapa supporter dari masing-masing kelas.

"Sial," gumam Bima dengan gugup.

Matanya tidak sengaja bertemu manik mata Ara. Gadis itu duduk bersama teman cewek lainnya, bedanya cewek itu sibuk dengan buku di pangkuannya.

"Celooo!" Teriakan heboh dari anak kelas sebab Celo melakukan selebrasi dengan pemanasan memasukkan bola ke ring.

"Keren kan gue? Selebrasi dulu sana," tutur Celo melemparkan bola basket. Bima dengan cepat menggeleng, tidak mau.

"Kenapa sih, ohhh gue tau."

Celo terkikik geli, lalu melanjutkan pemanasan

Bima jaga image!

Beberapa menit selanjutnya lapangan mulai ramai, beberapa anak cewek datang berteriak heboh. Pertandingan bola basket semakin sengit, disaat Abimanyu memasukkan bola ke ring membuat unggul dari kelas Ara.

Kali ini memang Bima sekelas melawan kelas sebelah, kelas Mipa Dua.

"Ara lihatin lo tuh," bisik Celo berlari mendekat.

Bima menoleh, matanya melengkung tipis melihat Ara mengipasi dirinya dengan tangan. "Enggak ah, dia lihat anak kelasnya."

Celo menggeleng tidak heran, lalu membiarkan saja. Melanjutkan pertandingan yang sempat tertunda.

***

Menang.

Abimanyu bersorak dengan teman-teman lainnya, saling beradu tos berterima kasih. Kelas sebelah tertinggal jauh di babak dua, memberikan kesempatan bagi kelas Abimanyu.

"Celo," panggilan nyaring dan lembut itu membuat semua menoleh. Beberapa anak cowok kelasnya saling bersiul menggoda, walau mereka tau keduanya kakak beradik.

Bima hanya mengamati dengan diam, membiarkan Celo berdiri jauh di sana dengan Ara. Keduanya saling beradu mulut, terlihat dari Ara yang memberikan pukulan pada bahu adiknya.

"BIM, SINI!" Abimanyu melotot, apa lagi yang Celo butuhkan darinya?

Bima mengangkat dagu bertanya. Celo meringis, berbisik kecil, "Kesempatan lo." Lalu memberikan kunci motor pada Ara.

"Apaan?" tanya Bima belum mengerti.

"Karena ada kendala motor, lo antar Ara ya. Gue sudi nganter dia," katanya.

"Kok jadi Bima?" Sunggut Ara dengan dongkol, kalo Bima mah cuma bisa diam.

Celo menepuk bahu Bima, "Abimanyu tuh baik, nggak akan culik lo juga. Pokoknya gue nggak bisa, ada kencan." Ara melong dengan lebar.

Celo melambaikan tangan dengan cengir tidak bersalah. Bima menggaruk tengkuknya, "Kamu keberatan ya?"

Ara menggeleng kecil, "Kesal aja, dia itu tau gue kakaknya nggak sih?" Bima terkekeh geli.

Januari untuk Desember [continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang