Guys, silahkan tekan vote dulu🌟
***
Hari ini hari H, karena terlalu banyak yang ia pikirkan. Membuat Bima sudah bangun sejak jam tiga pagi tadi, dirasa tidak bisa memejamkan mata ia memilih membuka buku.
Dan kini, kedua peserta ini sudah saling senyum di depan aula meeting. "Bapak pergi dulu ya, ada Zera yang akan bantu kalian selama di sini."
Pak Joko tersenyum, mengenalkan gadis muda yang ia rasa masih seumuran, dengan lesung manis di pipinya.
"Hallo, gue Zera. Kita masih seumuran kok, gue emang ikut panitia di sini sebagai volunteers," ujarnya.
Ara yang tersenyum lebih dulu, "Hai, Mbak Zera. Gue Ara, dia Bima."
Ara kaku mengenalkan diri. Membuat Bima dan Zera menahan senyumnya.
"Zera aja, kita seumuran kok."
"Oke, kita transit di mana?" tanya Bima memutuskan bertanya. Zara sedikit tersentak, ia lalu membuka co card yang ia kenakan.
"Ayo di kelas manajemen." Ara dan Bima mengangguk mengikut Zera menuju ruang tunggu.
***
"Nah, kalian bisa istirahat di sini," katanya.
Sebuah kelas yang VIP, dengan sofa panjang dan meja kecil di depannya. Sebuah televisi dan mini freezer di bawahnya, Ara melongo melihat sekitarnya
"Karena upacara satu jam lagi, kalian bisa tunggu di sini dulu sampai gue balik." Lalu Zara meninggalkan keduanya di dalam.
Ara merenggangkan kedua lengannya, "Bim, lo mau belajar dulu nggak?"
Bima menggeleng, membuat Ara mencibir melihat jawabannya. Cowok itu sudah pusing pagi-pagi, ingat jika ia tidak tidur dengan nyenyak mungkin ia akan tidur kali ini.
"Lo mau tidur?" tanya Ara saat Bima memejamkan mata di sofa panjang. Cowok itu tanpa membuka mata, mengangguk.
Ara mengernyit, Bima itu sangat santai ya?
"Kalo gitu, gue ikut istirahat deh."
***
"WAKTU DIMULAI!"
TENGGG!!
Ara mulai fokus mengamati soal, kenapa vibe olimpiade sedang UTBK begini? Gadis itu terus menjawab soal di lembar jawabnya. Ada dua ratus soal untuk seratus lima puluh menit.
"Yang nggak tau jangan di jawab dulu," ujar Bima di sebelahnya.
Ara pun tau, sistem sekali kerja membuat mereka semakin mudah gagal. Maka, Ara mengerjakan beberapa soal yang ia rasa mudah.
Jam terus berlalu, begitu Ara menginjak nomor seratus tujuh puluh ia mengernyit. Kakinya ngilu, tolong jangan sekarang.
Setelah menetralkan nafasnya sembari menutup mata, ia merasa kakinya mulai nyaman. Tepukan di punggung baru ia rasakan ketika ia menoleh melihat tangan Bima menepuk teratur.
"Jangan dipaksa," kata Bima lembut.
Ara mengerjapkan mata dua kali, sedikit terhipnotis dengan kalimat cowok di sebelahnya.
Gadis itu menggeleng, ia janji pada Mama untuk membawa piala setidaknya satu. Dua jam berlalu. Tinggal sisa beberapa menit lagi.
"Aku selesai," kata Bima memajukan tumpukkan kertas.
Ara panik, "Masih tiga puluh soal."
Bima mendekat, "Kamu dari bawah, aku dari atas. Masih ada yang kosong kan?" Ara mengangguk cepat. Kedua tangannya bergerak laju, menjawab dan mengulang soal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Januari untuk Desember [continue]
Любовные романы[iamgigi_] 🚫𝐀𝐑𝐄𝐀 𝐀𝐍𝐓𝐈 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐑𝐈𝐒𝐌𝐄🚫 [[‼️Perubahan cerita dari Teman Tapi Mantan]] Baca nggak!!? Maksa, kalo nggak Jakarta dan sekitarnya aku acak-acak! ••• Sosok yang hidup sebagai sulung itu harus berhadapan dengan kisah cintany...
![Januari untuk Desember [continue]](https://img.wattpad.com/cover/371152764-64-k103504.jpg)