5

5.1K 352 10
                                    

Happy Reading semuaaa~

...

👶👶👶

Setelah di tinggal pergi oleh para saudaranya, attalariick bersantai di halaman belakang, lebih tepatnya ia sedang melihat pelayan yang mengurus pohon Strobery dan pohon anggur yang ditanam di kebun khusus.

"Tuan kecil ingin makan Strobery dan anggur?" tawar biba karena melihat attalariick yang begitu berbinar menatap ke arah kebun.

Attalariick menoleh pada biba, "apa boleh?"

Biba tersenyum lebar, "boleh tuan kecil, kalau begitu tuan di sini dulu bersama ken, saya akan memetik Strobery dan anggur untuk anda." biba beranjak lalu pergi menuju kebun.

Hmm~

Sepertinya juan suka dengan kehidupan sebagai seorang attalariick, meskipun ia kadang merasa aneh dengan sikap para saudaranya, tapi tak bisa di pungkiri bahwa ia sangat menikmati kepedulian saudaranya walau mereka agak aneh.

Namun, apakah ia akan selamanya ada di sini? Bagaimana dengan sang bunda? Ia khawatir pada ibundanya yang di tinggal sendiri olehnya, di dunianya dulu, ia hidup berdua bersama sang bunda, tak ada sanak saudara dari pihak bunda maupun ayah, kedua orang tuanya itu sama-sama anak tunggal, kakek nenek dari kedua orang tuanya pun sudah tiada. Tapi apa boleh attalariick egois untuk tetap tinggal di sini?

Dirinya menyadari kalau ia egois, tapi apa boleh buat, ia sudah terlanjur nyaman di sini, apakah ia jahat karena sudah memilih tinggal di sini dari pada kembali lagi ke dunianya dulu bersama sang bunda?

"Tuan kecil, ini Strobery dan anggur untuk anda. " sapaan biba membuyarkan lamunannya, manik tadi yang menyorot sendiri kini berbinar saat melihat buah Strobery dan anggur yang ada di keranjang kecil.

"Terima kasih biba." ujarnya tulus.

"Sama-sama tuan kecil."

Attalariick mulai mengambil satu buah Strobery dan menggigitnya, begitu potongan Strobery masuk kedalam mulutnya, manik mata attalariick berbinar, pipinya bersemu merah karena merasakan manis yang luar biasa di dalam mulutnya.

"Manis, hehe atta suka."

Ken dan biba menahan diri agar tidak berteriak histeris saat melihat ekspresi lucu yang di tampilkan attalariick tadi, sungguh, tuan kecilnya itu sangat menggemaskan, ingin sekali mereka mencium pipi attalariick itu yang bergerak naik turun sebab mengunyah. Tapi keduanya tak mau mati sia-sia, mengingat mata para taunnya yang lain ada di mana-mana.

Sementara di kantor Calvin.

Dugh

"Tu-tuan? Apakah anda baik-baik saja?" sang sekretaris menatap ngeri pada tuannya yang menjatuhkan kepalanya pada meja.

"Dani, apa bisa saya pulang sekarang?" desis Calvin masih dengan posisi yang sama.

"Maaf tuan, sebentar lagi anda akan rapat, jadi mohon bersabar sebentar lagi."

Calvin mencengkram erat ponsel yang ia genggam, katakanlah bahwa Calvin alay, tapi siapa yang kuat dengan keimutan attalariick? Akh, ia benci bekerja, karena ia tak bisa secara langsung melihat adegan menggemaskan itu, tapi lain kali ia harus melihat secara langsung, pokoknya harus.

👶👶👶

"Eh Ar, keknya gue udah lama deh gak liat attalariick berkeliaran di sekolah, emang tu bocah kemane?" pertanyaan Davin berhasil mengalihkan atensi lima cowok yang sedang duduk santai di kantin.

ADEEEEKKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang