7

6.7K 466 11
                                    

Happy Reading semuaaa~

...

👶👶👶

"Makasih udah jagain adek gue." arsel menepuk pelan bahu Dean, memang ia sudah memercayakan attalariick pada Dean yang sekelas dengan attalariick.

"Santai aja kali, lagian gue seneng bisa jagain attalariick." jawab dean jujur.

"Yaudah gue nyusul ansel sama attalariick dulu." pamitnya yang langsung pergi begitu saja.

Attalariick sendiri sudah bangun saat kedua kakak kembarnya itu datang menjemputnya, sejujurnya ia merasa tak enak pada Dean karena sudah rela menampung tubuhnya yang ada di pangkuannya.

"Abang, tadi Atta tidur di kelas, gak papa?" tanya Attalariick sedikit ragu.

Ansel tersenyum mendengarnya, "gapapa, ingat kan apa kata bang Althair tadi?" Attalariick mengangguk sebagai jawaban, tapi aneh saja ia di perbolehkan untuk tidur di kelas saat jam pelajaran.

"Adeeekkk, tungguin abang." Arsel berlari tergopoh-gopoh mengejar Attalariick dan kembarannya.

"Eh itu beneren seorang Attalariick?"

"Iya di beneren Attalariick, tapi sifatnya sekarang gak mencerminkan seorang Attalariick."

"Jadi babyboy dia."

"Heran deh, seorang Attalariick yang dulunya brandal sekarang jadi cengeng."

"Tapi dia imut juga kok, gue suka."

"Bener tuh, dia juga lebih kecil."

"Tapi dia cengeng anjir, jijik banget ada cowok yang kayak gitu."

Ansel menutup kedua telinga Attalariick, matanya melirik tajam pada segerombolan murid yang membicarakan Attalariick.

"Diam atau lo semua mati." walaupun hanya dengan gerakan mulut saja mampu membuat mereka merinding ketakutan akibat ancaman Arsel.

Meskipun kedua telinga Attalariick di tutup oleh tangan Ansel, tapi ia masih bisa mendengar perkataan buruk dari mereka, mereka memang benar, siapa yang tidak terkejut coba dengan sifat Attalariick yang notebanenya seorang berandalan, berubah menjadi pendiam yang cengeng.

Tidak usah orang lain, dirinya pun heran dengan dirinya sendiri.

Attalariick menarik pelan baju seragam Ansel yang mampu membuat sang empu menunduk untuk melihat sang adik.

"Abang, Atta aneh ya?" pertanyaan Attalariick membuat Ansel dan Arsel menggeram marah, mereka benci ketika Attalariick bersedih.

"Hei dengerin abang, Adek gak aneh kok, malahan kita suka adek yang sekarang, lebih penurut, lain kali jangan dengerin mereka oke?" Attalariick mengangguk setelah mendengar penjelasan Ansel.

"Kalo adek ada yang ganggu bilang sama kita, adek juga harus jujur yah, gak boleh bohong dan gak boleh nyembunyiin sesuatu, oke?" peringat Arsel yang lagi-lagi di angguki oleh Attalariick.

👶👶👶

Attalariick memakan bekalnya dengan tenang, tak ada kesan terburu-buru atau kenikmatan, meski sekitarnya ramai, ia tetap tenang.

Attalariick tak menyela perkataan teman-temannya, karena menang ia tak tahu mereka membicarakan apa, toh lebih baik ia menghabiskan bekalnya saja.

"Bayi."

Attalariick mendongak untuk melihat orang yang memanggilnya, entahlah tapi itu pergerakan refleks seperti panggilan itu memang di khususkan untuknya.

"Ini."

Keano memberikan dua permen yupi pada Attalariick, "akan aku kasih ini tiap hari kalo kamu panggil aku abang." ujarnya.

Attalariick menatap dua permen yupi dan keano secara bergantian, ia mencoba mencerna ucapan keano yang sedikit membingungkan.

Attalariick meraih dua permen yupi tersebut.

"Bilang apa adek?" tanya Ansel yang memang memperhatikan mereka berdua dari tadi.

"Makasih abang." ucapnya pelan.

Ansel mengusap rambut Attalariick dengan sayang, mulai sekarang ia harus mengajarkan Attalariick pada hal-hal bagus, ia takut nanti adiknya itu kembali nakal dan berulah seperti dulu.

"Tapi harus bilang apa?" tanya keano untuk memastikan sekali lagi.

"Abang."

"Pinternya." Puji Ansel.

👶👶👶

Attalariick tertidur di pangkuan Arsel, mereka sudah pulang sekolah dan masih ada di perjalanan, dengan Ansel yang menyetir dan Arsel memangku Attalariick.

Melihat adiknya yang tertidur Damai, membuat Arsel gemas, adiknya itu lucu ketika tidur, dengan mulut sedikit terbuka, bahkan tangannya yang kanan tak henti-hentinya mengusap pipi Attalariick dengan lembut.

"An, ngerasa gak sih kalo Attalariick kayak bukan Attalariick yang asli." ujar Arsel yang tiba-tiba memecah keheningan.

"Attalariick kayak beda jiwa yah." sambungnya lagi.

"Gue suka adek yang sekarang." jawab Ansel.

"Iya gue juga suka, tapi perubahan adek kayak mendadak gitu." ucap Arsel masih dengan kebingungan nya.

"Mau itu asli atau bukan, Attalariick tetep adek gue." jawab Ansel pada akhirnya.

"Iya sih."

Kemudian keheningan di antara mereka terjadi lagi, hingga mereka sampai di mansion, ternyata para saudaranya yang lain belum datang, tapi ada satu mobil yang membuatnya curiga.

"Pasti udah pulang." kata Ansel menebak.

"Siapa?" tanya Arsel kebingungan.

"Daddy."

👶👶👶

Sorry say sedikit dulu

Tapi yang penting update kan😅

Makasih loh ya, yang udah vote.

Kalian tahu gak kalo komen kalian bikin aku semangat, kayak seru gitu dalem komen😁😁

ADEEEEKKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang