"Yang benar saja, Jake! Sekarang sudah jam sepuluh dan kau baru datang?!" Sunghoon mengomel, dahinya berkerut tajam. Jake tidak pernah terlambat sebelumnya, apalagi selama mereka bekerja di perkebunan teh ini. Biasanya, jika ada sesuatu yang membuatnya terlambat, Jake akan memberi tahu Sunghoon, atau setidaknya mengabari Ni-ki atau Jungwon. Tapi hari ini, sahabatnya itu sulit dihubungi. Sunghoon sudah mencoba meneleponnya sejak pagi. Mereka berdua dijadwalkan untuk memetik teh di sisi barat perkebunan, tugas yang seharusnya selesai sejak pukul sembilan. Padahal, jam kerja mereka dimulai dari pukul enam pagi.
"Maaf," gumam Jake pelan, suaranya terdengar penuh rasa bersalah. Sunghoon hanya mendengus sebal.
"Apakah terjadi sesuatu? Kenapa kau bisa terlambat?" tanyanya sambil menyerahkan sebuah keranjang besar kepada Jake, yang segera mengambilnya dengan tangan lemas.
Jake terdiam sejenak, pikirannya melayang kembali ke momen tadi pagi, ketika ia bangun dan menemukan Heeseung masih tertidur dengan damai di pelukannya. Rasanya aneh dan menyenangkan sekaligus, dan itu membuatnya lupa akan waktu. "Aku... sebenarnya Heeseung..." Jake berusaha menjelaskan, tapi belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, Sunghoon tiba-tiba menepuk bahunya dengan keras, membuatnya terlonjak kaget.
"Wow, Jake?! Kau sudah melakukannya, ya?" ujar Sunghoon dengan nada antusias, matanya berkilat penuh rasa penasaran.
Jake mengerutkan kening, bingung dengan pertanyaan Sunghoon. "Melakukan apa?" tanyanya, benar-benar tidak mengerti apa yang dimaksud.Sunghoon mendecak sebal, jelas-jelas kesal melihat kebingungan Jake yang tampak begitu tulus. "Ayolah, jangan pura-pura bodoh," cibirnya sambil menggelengkan kepala, seperti tidak percaya sahabatnya bisa sepolos itu.
Jake semakin bingung, raut wajahnya tampak kosong. "Apa maksudmu?" tanyanya lagi, benar-benar tidak paham.
Sunghoon menghela napas panjang, seakan-akan berbicara dengan anak kecil yang tidak mengerti petunjuk. "Membuatkan aku keponakan," jawabnya santai, sambil menaikkan alisnya dengan gaya menggoda, seakan menunggu reaksi dari Jake.
Jake tersentak, matanya membelalak lebar ketika menyadari maksud perkataan Sunghoon. "Ya ampun, Sunghoon! Kau gila!" serunya, lalu menepuk tengkuk Sunghoon dengan keras, membuat pria itu memekik kesakitan.
"Aduh! Sakit, bodoh!" Sunghoon mengeluh sambil mengusap tengkuknya yang merah, sementara Jake mendengus kesal.
"Makanya, dengarkan dulu sampai selesai sebelum menyela!" sungut Jake, nadanya terdengar frustrasi. "Heeseung sedang datang bulan. Semalam dia tidur-"
Sunghoon langsung menyela lagi, kali ini dengan nada yang lebih menggoda. "Yah, berarti belum bisa bikin keponakan dong?" godanya sambil tersenyum lebar, matanya berbinar penuh keisengan.
Jake merasa kesabarannya diuji. "Sialan!" gumamnya sambil mengangkat tangan, siap untuk memukul Sunghoon lagi. Namun sebelum tangannya sempat melayang, suara seseorang dari belakang menghentikan gerakannya.
"Jake, bisa kita bicara?" suara itu terdengar serius, membuat kedua pria itu langsung menoleh.
***
"Serius? Sudah hampir satu bulan kami di sini, dan selama itu juga kalian menikah, kau belum tahu di mana tempat kerja Jake?!" Sunoo melotot tak percaya ketika Heeseung mengaku tidak tahu letak perkebunan teh tempat Jake bekerja. Mereka berdelapan-Sunoo, Jay, Beomgyu, Yeonjun, Soobin, Taehyun, KAI, dan Heeseung-sekarang sedang berjalan bersama menuju perkebunan, berbekal petunjuk yang diberikan oleh warga sekitar.
Selama sebulan terakhir, mereka telah menjelajahi berbagai tempat wisata di Seogwipo, dan hari ini adalah kesempatan mereka untuk mengunjungi tempat kerja Jake yang terkenal sebagai perkebunan teh terbesar di daerah itu. "Ya sudah sih..." gumam Heeseung pelan, suaranya terdengar ragu dan sedikit malu, membuat Sunoo mendengus kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
From God to Me [JAKESEUNG]
RomanceLee Heeseung mendapati hidupnya berubah drastis, ketika sang Ayah mengajukan syarat tak terduga untuk mendapatkan warisannya. Untuk menerima bagian warisan yang menjadi haknya, Heeseung harus menikahi Jake Shim, putra dari pelayan setia keluarga mer...