Wanita itu kembali tersenyum, kali ini lebih lebar dan hangat, seakan memaklumi kekakuan Heeseung. "Jadi, kamu yang tinggal di sebelah?" tanyanya lagi, memastikan. Heeseung mengangguk perlahan, masih mencoba memproses situasi yang tak terduga ini.
"Wah, bagus sekali! Setidaknya aku tidak akan merasa kesepian," wanita itu tampak bersemangat, senyumnya semakin lebar. "Oh iya, maaf, aku sampai lupa memperkenalkan diri," ucapnya terkekeh kecil, kemudian mengulurkan tangannya dengan ramah. "Perkenalkan, aku Ning Yizhuo, tapi kamu bisa panggil aku Ningning. Lebih mudah, kan?" Tawa lembutnya terdengar, membuat Heeseung semakin canggung, meski wanita itu tampak benar-benar tulus.
Heeseung menatap tangan yang diulurkan beberapa detik sebelum akhirnya menjabat tangan Ningning. "Aku... Heeseung," katanya ragu, suaranya nyaris tak terdengar.
"Heeseung, nama yang bagus," Ningning memuji, lalu mengernyit bingung, "Tapi hanya itu? Maksudku, margamu apa?"
Sebuah gelombang perasaan tak nyaman tiba-tiba menghantam Heeseung. Di depannya, wanita cantik yang mengingatkannya pada sosok dari mimpinya kini nyata, berdiri begitu dekat. Kegelisahan merayapi tubuhnya, dan sebelum Heeseung bisa menjawab, suara familiar terdengar dari arah pintu masuk apartemen.
"Heeseung, kenapa belum masuk?" Jake, yang baru saja kembali dari lantai bawah untuk menerima telepon, berjalan mendekat dengan ekspresi penasaran. Heeseung tanpa sadar meremas ujung bajunya, menatap Jake yang kini hanya beberapa langkah darinya.
Namun, yang mengejutkan Heeseung lebih dari kehadiran Jake adalah reaksi Ningning saat berbalik menghadap suaminya. Mata wanita itu membelalak, sementara suara kecil yang bergetar keluar dari bibirnya, "J-Jake?"
Kedua orang itu saling terdiam, seakan waktu berhenti sejenak. Heeseung merasa atmosfer di sekitarnya berubah menjadi tegang. Tanpa peringatan, Ningning melangkah maju dan tiba-tiba memeluk Jake dengan erat. "Kemana saja kamu, Jake?!" Seruan Ningning terdengar putus asa, ada kekesalan dalam suaranya yang coba ia tahan. "Kau bahkan tidak pernah menghubungiku lagi?"
Jake mundur sedikit, tampak terkejut, tapi tak segera melepaskan diri dari pelukan Ningning. "Kau melupakan sahabatmu?" suara Ningning melemah, hampir terdengar seperti bisikan saat ia melepaskan pelukan dan menatap Jake dengan penuh rindu.
"Aku bahkan tidak tahu kau meninggalkan Australia sehari setelah kelulusan kita. Sunghoon juga tidak bisa dihubungi. Ada apa sebenarnya dengan kalian berdua?" Ningning mengeluarkan kata-kata itu dengan nada kecewa, menatap Jake seolah menuntut jawaban.
Di sisi lain, Heeseung hanya bisa terdiam. Pemandangan di depannya terasa sulit dicerna. Melihat seorang wanita lain memeluk suaminya dengan begitu erat di depan matanya membuat dadanya sesak. Dan yang lebih menyakitkan, Jake tidak melakukan apapun untuk menolak pelukan itu.
Heeseung merasa tubuhnya gemetar, terlalu berat rasanya untuk berdiri lebih lama di sana. Perlahan, ia mulai mundur, berbalik hendak meninggalkan tempat itu, ketika suara Jake memanggil namanya, membuat langkahnya terhenti.
"Heeseung,"
Suara Jake begitu pelan, tapi cukup jelas untuk membuat Heeseung berhenti melangkah. Ningning, yang kini tersadar, menatap Jake dan Heeseung bergantian, matanya dipenuhi kebingungan. "Kalian saling mengenal?" tanyanya, berharap ada penjelasan.
Jake tak mengalihkan pandangannya dari punggung Heeseung saat menjawab, "Iya, dia istriku."
"Istrimu?" Ningning terbelalak mendengar pengakuan Jake, kaget dan bingung. "Heeseung... intersex?" tanyanya hati-hati, suaranya melembut di akhir kalimat. Di Korea Selatan, pernikahan antar sesama gender hanya mungkin jika salah satu pasangan adalah intersex, jadi Ningning segera mengerti situasinya saat Jake mengangguk mengonfirmasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
From God to Me [JAKESEUNG]
RomanceLee Heeseung mendapati hidupnya berubah drastis, ketika sang Ayah mengajukan syarat tak terduga untuk mendapatkan warisannya. Untuk menerima bagian warisan yang menjadi haknya, Heeseung harus menikahi Jake Shim, putra dari pelayan setia keluarga mer...