📜6

270 15 0
                                    


1 Bulan Ciko bersekolah.

Ciko dan Flora kini menjalani hubungan seperti kalian (H.T.S).
Tapi mereka tidak berlebihan.

DI KAMAR CIKO.

"Apa gue tanya Bayu aja ya, gimana cara biar lebih Deket sama Flora"

Ciko berfikir sebentar, ia langsung mencari ponselnya, mencari nama bayu disitu.

*BAYU*

Call..

"Hahh, knpa cik" tanya Bayu di sebrang sana.

"Gue minta tolong, caranya ngajak cewek ngedate gimana?"

"Ya tinggal di ajak lah"

Ciko memutar bola matanya.

"Gue juga tau peko, maksudnya gimana caranya, kata²nya gimana"

"Ya lu caht aja, bilang ngedate yuk"

"Gue gada nomor nya"

"Yaudh pake surat aja"

"Kata²nya gimana?"

"Liat google aja,udah lah gue mau main game nih njiggg"

"Oke, thanks babi"

Tutt...

"Anjing lah, langsung dimatiin"

Ciko menulis sesuatu di selembar kertas kecil, menyontek dari google.

Isi surat...

"Hai gue mau ngajak Lo ngedate, gimna? pasti lo mau kan?.

Dateng aja di alamat ini , cafe Butterfly,
Jam 20.00 wib"

Gue tunggu!

Ciko membaca surat yang ia buat, merasa jijik, tapi bodo amat lah.

"Udah lah njing, gue ga bisa nulis surat beginian"

"Tinggal tunggu besok, semoga sesuai ekspektasi"

Ciko langsung merebahkan tubuhnya, ia segera tidur.

KEESOKAN HARINYA.

Di meja makan ada Vina,Bram, Ciko, dan Gilang.

"Ciko, Gilang bunda sama ayah mau pergi ke luar negeri" Vina buka suara.

"Eumm kapan bund? kira² berapa lama" Tanaya Ciko.

"Nanti waktu kalian berangkat sekolah, disana Kira-kira 3 bulan, tapi itu baru perkiraan ya sayang, nanti bakal bunda kabarin lagi kok"

"Eumm iya deh, berangkatnya hati² ya" balas Gilang, yang di angguki Vina dan Bram.

"Kalau gitu Gilang sama Ciko berangkat dulu,udah mau telat ni" Gilang berdiri di ikuti Ciko Vina dan Bram.

Vina dan Bram mencium kening Ciko dan Gilang.

"Hati2 ya sayang"

"Iya bunda,ayah, dahhh" Ciko melambaikan tangan ke arah Vina dan Bram yang di balas lambaian tangan juga.

DI MOBIL GILANG.

"Ilang nanti kalo bunda sama ayah pergi, gue bawa motor ya" Ciko ingin membawa motor kesayangan.

"Boleh, asal jangan di pake buat balapan"

"Kan balapan ga tiap hari, gue juga balapan cuman karna hob-"

"Apa? Karna hobi?" Lanjut Gilang dengan nada dingin nya.

"Iyaa² gak balapan" Ciko kesal sekarang.

"Kalo sampe gue liat lo balapan,gue sita motor Lo"

Ciko hanya diam, ga perduli ucapan Gilang,
Kini mereka sampai di area sekolah, Ciko keluar lebih dulu, ia membanting pintu mobil Gilang dengan kencang, membuat Gilang terkejut.

"Mobil gue anjingg"

Ciko melengos pergi meninggalkan Gilang yang marah².

"Ekhmm, Ciko kenpa kamu telat hari ini"
Suara pak Budi membuat nya menoleh ke belakang.

"Kamu telat hari ini, ga liat jam apa?"

Ciko menarik tangan pak Budi, yang menggunakan jam tangan, ia melihat jam 07.50, Ciko melotot.

"Iya kann,sekarang hormat di lapangan cepat!!!"

"Apasih pak baru juga jam segini, males ah pasti panas nanti disana" jawaban Ciko membuat pak Budi melotot.

"Dasar kamu ya, jalani hukum kamu, atau bapak suruh kamu lari keliling lapangan sampai istirahat?"

"Atau mau bersihin toilet hah?!"

"Ck, dasar botak" Ciko berlari dari pak Budi, takut² pak Budi melayangkan penggaris kayu nya yang ia bawa.

"DASAR KAMU YA CIKO, KURANG AJAR!!"

Ciko berlari sambil cekikikan, karna puas mengejek pak Budi.

"Hufftt" Ciko melihat lapangan yang begitu tersorot dengan panasnya matahari.

"Puqi, males banget gue hormat, tar kulit gue kering" cemberut Ciko.

"Apa gue bolos aja ya" Ciko celingak-celinguk memastikan tidak ada OSIS, baru saja Ciko ingin melangkah, tetapi tertahan karna suara seorang cowok.

"Mau kabur?"

Ciko berbalik badan dan melihat kearah ni cowok, ternyata anak OSIS.

"Apasih sosis, ikut campur aja" kesal Ciko.

"Gue anggota OSIS, bertugas memantau anak yang telat"

"Bodo amat" Ciko melihat nametag cowok di depannya, Rio Febrian.

"Sekarang jalanin hukum lo cepet" Rio menyuruh Ciko dengan tatapan tajamnya, yang malah membuat Ciko mengejeknya, Ciko malah menginjak kaki Rio dengan kencang.

"AKHHH, ANAK SIALAN" Rio meringis kesakitan.

"MAMPUS LO TEH RIO" Ciko berlari di lapangan, ia berpose hormat disana.

"Dasar Gilang tai, di hukum kan gue"
Ciko kepanasan, ia haus sekarang.

Vino ga sengaja ngeliat Ciko di hukum, yang membuat dia memijit pelipisnya.

Vino yang memang memegang botol minum, ia berniat untuk menghampiri Ciko.

Tiba-tiba yang tadinya wajah Ciko terasa terbakar, kini menjadi adem dingin, ia melihat kearah samping, ternyata Vino pelakunya.

"Panas?" tanya Vino basa basi.

"gak, ini kayak di kutub Utara"

"Minum dulu" Vino membuka botol minum yang ia bawa tadi, menyuruh Ciko minum.

"Thanks ya"

Vino mengangguk, mengacak rambut Ciko dengan Sayang.

"WOY YANG BENER AJA, JANGAN ROMANTISSAN DI SITU, CEPET HUKUMAN LO LANJUTIN" teriak Rio, Rio meninggalkan tempat itu, karna ia ada urusan penting.

Vino menarik tangan Ciko, membawanya ke kelas, Ciko nurut aja, toh dia juga capek.

"Hufff, ademm"

Bayu menghampiri Ciko, berniat untuk menanyakan gimana surat yang Ciko buat.

"Gimana cik, surat yang Lo buat"

"Hahh, owhh iya gue lupa lagi" Ciko mencari surat yang dia buat tadi malam di tasnya.

"Nahh ini, coba lu baca"

Bayu menarik surat Ciko, membacanya dengan raut wajah geli.

"Baguss², good luck" Ciko mengangguk bangga.

"Yaudh gue mau ke kantor dulu, mau ambil buku"

"Oke"

Ciko melihat Vino, ia berniat menanyakan sesuatu.

"Vin, Lo kok baik banget ke gue, terus perhatian juga?"

"Emang kenpa?, Ga boleh?" vino menghadap ke wajah Ciko.

"Gappa sih"


📜
MAKSIH YANG UDAH BACA+VOTE
MAAF KALAU ADA TYPO NYA
LOVE YOUU KALIAN

📜PERKARA SURAT📜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang