Malam hari.Ciko sedang bersiap² untuk acara ngedate nya.
Ia bingung harus memakai baju apa, karna sekarang jam menuju 19.50 wib."Ck, gue pake baju yang mana nih" Ciko terus mengobrak abrik lemarinya.
Karna frustasi akhirnya Ciko memakai Hoodie saja berwarna hitam, dan celana panjangnya berwarna hitam juga.
"Udah deh gini aja, cuman ngedate biasa aja kok" Ciko menyemprotkan parfum nya, namun parfumnya tiba² habis.
"Pake habis segala sih taikkk" teriak Ciko frustasi.
Alhasil Ciko mencari parfum di kamar bunda dan ayahnya, ia mencari parfum ayahnya.
"Ini di mana sih ayah naro parfum"
Ciko melihat parfum bundanya,ia menyemprotkan di Hoodie nya."Njir ini mah wangi vanila, tapi wangi sih"
Akhirnya Ciko menyemprotkan parfum bunda nya keseluruh tubuhnya."Wangi bangett, walpun kek cewek, tapi minta punya gilang dikit aja deh"
Ciko keluar dari kamar bundanya, ia menuju kamar Gilang, namun ia tidak menemukan Gilang disana.
"Kemana sih tuh anak" Ciko menghampiri meja Gilang, ia melihat parfum yang memang tinggal sedikit lagi, Ciko menyemprotkan parfum Gilang, yang wanginya seperti mint.
Sekarang wangi Ciko perpaduan antara vanilla dan mint.Dia segera bergegas menuju cafe Butterfly, ia menggunakan motrnya, menelusuri jalan yang lumayan ramai, tetapi tidak macet.
Tak lama Ciko sampai disana ia memesan minuman jus alpukat.
Jam sudah menuju 20.40, Flora belum juga kunjung datang, Ciko bosan ia memainkan ponselnya saja.
Tak lama seseorang datang.
"Sorry gue telat"
Ciko menatap wajah orang tersebut, ia mengamati nya dari atas sampai kebawah.
"Lo siapa njing" tanya Ciko, karna ia tidak mengenali orang di depannya.
"Bukannya Lo yang suruh gue kesini?"
"Hah, kapan?"
Cowok itu mengeluarkan surat yang Ciko titip ke si culun tadi siang.
"ANJINGGGGGGGGG" teriak Ciko dalam hatinya, ia nge blank, bingung harus apa.
"Sorry, gue lupa" Ciko melihat wajah ni cowok, ia tidak pernah melihatnya sebelumnya.
"Gue bara" bara yang tadi berdiri kini duduk, di ikuti Ciko juga yang duduk di sampingnya.
"Gue Ciko"
"Kenpa kasih surat itu ke gue?"
Ciko bingung harus jawab apa, kalau dia jujur nanti yang ada malu-malu in lagi, udah lah sebisa Lo aja Ciko.
"Owh gue cuman mau kenalan aja sama Lo" bohong Ciko.
Bara hanya mengangkat satu alisnya."Karna?" Balas bara yang membuat Ciko jengkel, ini orang titisan Vino apa ya, sok cuek.
"Karna gue mau aja"
Bara mengangguk, ia menarik tangan Ciko.
"Oke kita berteman baik" bara mengamati wajah Ciko, begitupun sebaliknya.
Ciko melihat setiap inci wajah Bara,ia tampan, tegas dan mukanya seperti Vino, tapi kulit bara sawo matang.(Mirip sama vino itu cuman alis mata bibir Idung ya, bukan muka)
Bara menatap wajah Ciko, menurutnya imut, karna akhir-akhir ini berat badan Ciko menambah, kini pipinya yang semangkin tembem, dan badanya yang mulai berisi.
"Udah kan liat-liat tan nya" tanya Ciko, tapi bara malah mendekatkan wajahnya pada Ciko, Ciko berusaha menjauh dari wajah Bara, tapi Bara malah semangkin mendekatinya.
Ciko memejamkan matanya, ia takut terjadi apa-apa, tapi Bara malah menangkup pipi Ciko, ia berbisik di telinga Ciko.
"Lo Imut" setah itu membisikan itu, bara meniup telinga Ciko, yang membuat Ciko merinding.
"Gue cabut" bara meninggalkan Ciko yang masih mematung di tempat.
"Anjing tu cowok" omel Ciko.
Bara berjalan menghampiri teman-temannya, ia duduk di tempat yang lumayan jauh dari tempat Ciko tadi, tetapi satu tempat yang sama.
Bara mengambil satu rokok, menyalakan korek dan mulai menghisapnya.
"Widih gimana bro tadi" Tanya Reza teman Bara.
"Gue tertarik" balas Bara dengan senyumannya.
Biasanya bara ga pernah sebegitu nya."Lo suka sama tu anak?" Tanya gio teman Bara juga.
Bara hanya mengangguk, ia memang menyukainya dari awal Ciko masuk ke sekolah ini.
"Iya gue suka" kekehan Bara membuat Reza dan Gio merinding.
"Good luck bro"
Di lain tempat.
MARKAS ANGKASA
"Lang lu ga di cariin Ciko apa?" Tanya Rizky.
Gilang yang baru mengingat adik kesayangannya itu, segera menelpon Ciko.
Iko ntol.
Calll....
"APA MONYET" teriak Ciko yang membuat Gilang kaget.
"Santai dong, lu di mana sekarang"
"Di cafe Butterfly, ngapa?"
"Owh gappa, cepet pulang, tar lagi gue juga pulang"
"Iya, jangan lupa mie ayam"
Tutt...
"Biadab punya adek" Gilang memasukkan handphonenya di celananya, ia bergegas pulang.
"Gue pulang deluan, tin inget yang gue suruh"
Yang di panggil tin cuman ngangguk, Gilang pergi meninggalkan markas nya.
📜
MAKSIH YANG UDAH BACA+VOTE
MAAF KALAU ADA TYPO NYA
LOVE YOUU KALIAN
KAMU SEDANG MEMBACA
📜PERKARA SURAT📜
Cerita Pendekyang kepo sama ceritanya boleh di baca, btw ini B×B atau cowok ma cowok. bahasanya non baku. ⚠️ Ada bahasa kasar ⚠️ murni sesuai imajinasi author ⚠️ Typo pasti ada ⚠️ Sudah TAMAT SILAKAN DI BACA, NIKMATI, BAYANGIN, HALUIN 📜 PE...