BAB 40

6.2K 186 25
                                    

Di tengah malam Varsha terbangun dari tidur lelapnya, perutnya terasa di aduk-aduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah malam Varsha terbangun dari tidur lelapnya, perutnya terasa di aduk-aduk. Dengan cepat Varsha bangkit dari tidurnya, berlari ke arah kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Berulang lagi dia memuntahkan isi perutnya, dan tidak ada yang keluar, tapi rasanya begitu sangat mual. Varsha menggenggam erat sisi wastafel, memejamkan matanya, wajahnya memerah karena muntah-muntah. Ada apa dengan dirinya?

“Kau kenapa, Varsha?” tanya Lina, mengucek matanya, dia ikut terbangun saat mendengar suara seseorang yang muntah. Lina tidak menemukan keberadaan Varsha di kasur sebelahnya, dan mencari keberadaan perempuan itu di kamar mandi.

Varsha menoleh ke belakang, menatap Lina yang berdiri di depan pintu kamar mandi. “Aku tidak tahu, Lina. Sepertinya aku masuk angin”

Varsha kembali menutup mulutnya saat mual itu menyerang, dia memuntahkan isi perutnya di wastafel. Varsha menghidupkan kran, mencuci mulutnya dengan air.

“Apa kau telat makan? Semalam kau tidak makan di tempatku”

Varsha tampak berpikir, mungkin juga karena dirinya yang tidak makan, siangnya Varsha hanya meminum segelas latte, dan malamnya juga kopi yang dibuatkan oleh Lina. “Kau ada obat maag, Lina?”

“Sebentar, aku cek di kotak P3K dulu, sepertinya aku punya”

Lina beranjak meninggalkan Varsha, mengambilkan obat yang bisa di minum oleh perempuan itu. Sementara Varsha, perempuan itu kembali muntah-muntah di wastafel. Kepalanya juga mendadak terasa pusing. Harusnya Varsha tidak lupa mengisi perutnya, jika dia sakit bagaimana dia akan mencari uang untuk membayar Baskara kembali.

“Aku punya obat maag, dan tolak angin” Lina menghampiri Varsha, memberikan obat itu kepada Varsha.

Varsha mencuci mulutnya dengan air, kemudian berbalik badan menghadap Lina. Varsha menyobek obat maag yang berbentuk cairan itu, dan memasukkannya ke mulut. Saat obat itu masuk ke mulutnya, Varsha kembali mual, dan memuntahkan kembali obat yang dia minum. Mencium bau obat itu saja membuatnya merasa mual.

“Apa kau perlu ke dokter, Varsha?” tanya Lina khawatir, memijat-mijat tengkuk Varsha yang terus memuntahkan isi perutnya.

Varsha mencuci kembali mulutnya dengan air untuk ke sekian kalinya, matanya memerah menahan perasaan mual yang terus menyerang. Varsha menggelengkan kepalanya, tangannya bergerak mematikan kran. “Tidak perlu, Lina. Sepertinya hanya mual biasa karena perutku kosong, atau tidak karena masuk angin”

Hanya dua alasan itu yang akan membuat Varsha mual-mual, walaupun tidak yakin karena dirinya tidak memiliki riwayat maag. Jika bukan maag, maka hanya masuk angin biasa saja. Pasti masuk angin.

“Tapi, kau tidak bisa minum obat, Varsha”

Varsha tersenyum kepada Lina. “Tidak apa-apa, Lina. Nanti juga akan mendingan. Aku akan meminum teh hangat saja untuk mengisi perutku yang kosong”

BAYAR DI MUKA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang