16. Chenle

45 5 0
                                    

"Ah bukan.....emmmm semangat yah! Maaf karena gagal menjadi sahabat mu! Aku akan menunggumu, selalu.... Ingat itu yah! Na Jisung!"

Jisung terdiam sejenak, ia kemudian tersenyum menanggapi apa yang Haechan katakan.

"Terimakasih..... Lee Haechan....." Jisung yang sedari tadi berdiri hendak meninggalkan kelas, lantas kembali duduk di sebelah Haechan.

"Kenapa ini?.....bukankah kau harus kemoterapi?" Bingung Haechan.

"Emmmm.....mungkin nanti saja! Aku akan baik-baik saja!" Ceria Jisung kemudian membaringkan diri di pangkuan Haechan.

"Tidak boleh! Karena tumor otak mu sudah memasuki stadium 3 dan-" ucapan Haechan terhenti. Dia baru ingat bahwa ia harus menyembunyikan hal ini rapat-rapat dari Jisung.

Jisung melotot tak percaya. Ia langsung kembali duduk di bangkunya.

"Aku tidak salah dengar kan Hyung?" Tanya Jisung tak percaya.

"Ah bagiamana ini?!... Jisung~ah, kau salah denger!" Spontan Haechan.

"Bohong!"

Mendengar itu Haechan terdiam. Ia menatap Jisung yang begitu layu di berada hadapan nya.

"Haechan Hyung bohong kan?" Tanya Jisung dengan penuh kekecewaan.

Air mata sedikit demi sedikit menuruni pipi Jisung. Terlihat ia begitu terpukul.

"Stadium 3...... sebentar lagi aku pergi...."

"Terimakasih karena sudah mau menemaniku yah!"

"Aku benar-benar menghargai perasaan ini..... perasaan yang bahkan belum pernah ada selama aku hidup."

"Maafkan aku Haechan Hyung....."

"Karena aku, kau pasti akan menderita....."

"Berjanjilah untuk tetap menjadi Haechan yang ku kenal bahkan jika aku pergi nanti....."

"Emmm...... Aku jadi penasaran, ketika aku pergi nanti.....tempat terakhir ku sebelum detik terakhir dimana yah?" Gumam Jisung dengan senyuman yang dipaksakan.

Haechan yang mendengar itu langsung memegang kedua bahu Jisung.

"Dengarkan aku! Lee Jisung, kau tidak boleh pergi! Jika kau pergi nanti....aku akan kesepian. Tolong bertahan lah untukku!"

"Tapi Hyung........ini sakit."

Haechan seketika terdiam. Ia melihat Jisung yang tengah menunjukkan benjolan yang mulai terlihat di kepalanya.

"Kau lelah?" Tanya Haechan begitu polos.

"Hehehe.....,aku lelah, aku sakit, aku bodoh, aku kehancuran, dan aku akan berakhir." Ceria Jisung.

"Kau bilang apa?!? Jangan mengatakan hal seperti itu lagi!"

Darah tiba-tiba mengalir dari hidung Jisung. Darah hang begitu banyak......

"Jisung~ah!" Panik Haechan.

"Hmmm? Ada apa?"

"Hidung mu....."

Jisung kemudian menyentuh hidungnya, darah menempel di tangan pucatnya.

"Eh? Mimisan lagi? Hahaha! Aku ke toilet dulu ya Hyung....." Santai Jisung kemudian menuju meja guru untuk meminta izin.

"Permisi Bu.......aku mimisan, aku izin ke toilet." Sopan Jisung yang tengah menutup hidungnya dengan tangan.

"Kambuh lagi yah?" Tanya Bu guru.

"Hehehe tenang saja! Ini sudah biasa.....wajar saja jika semakin memburuk....." Pelan Jisung.

"Ibu boleh lihat kan?...." Tanya Bu guru menunjuk tangan Jisung uang tengah menutupi hidungnya.

Dear Friend || Nct DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang