"Selamanya..... Bersama Haechan Hyung, bahkan dimasa sulit..."
Kata itu tetap terngiang di kepala Haechan. Mungkin itu adalah kenangan yang tak bisa dilupakan oleh seorang Lee Haechan.
Mereka lantas berjalan menuju kelas, sudah siap akan hukuman yang akan diberikan oleh sang guru.
"Jisung~ah, ayo lakukan ini bersama!..." Ceria Haechan yang tengah berjalan menyusuri koridor sambil memegang tangan Jisung.
"Hmm! Tentu saja Hyung!, Sebagai sahabat kita harus merasakan senang dan sakit bersama-sama!." Balas Jisung dengan begitu bahagia.
Mereka tak menghiraukan guru akan mengecap mereka seperti apa. Mereka seakan-akan tak takut dengan hukuman apa yang akan mereka dapatkan.
Kini mereka berada di depan pintu kelas, pintu kelas tertutup. Begitu sunyi.
Haechan mulai ragu ragu untuk mengetuk bahkan membuka pintu.
Dia mulai takut dengan apa yang akan ada di depan sana.
Kini tangan Haechan masih memegang kenop pintu, tentu saja dengan tangan yang berkeringat.
Tak lama, Jisung menumpukan tangannya di atas tangan Haechan. Haechan yang melihat itu lantas menoleh, kemudian menatap Jisung.
Jisung kemudian tersenyum kecil. Memberi keyakinan pada Haechan.
Melihat raut wajah Jisung, seketika Haechan langsung memberanikan diri.
Ia lantas membuka pintu.
Guru yang tengah mengajar seketika menghentikan aktivitas nya. Para penghuni kelas terlihat memfokuskan pandangan ke arah mereka.
Guru segera menghampiri mereka berdua.
"Kalian kemana saja hah?! Jam segini baru masuk ke kelas?!? Apa yang ada dibenak kalian hah?!??." Teriak sang guru yang mulai menggema ke seluruh penjuru ruangan.
Kala itu pelajaran matematika, guru matematika terkenal dengan sifatnya yang galak dan tanpa ampun.
"Lee Haechan!! Sudah ibu peringatkan berkali-kali! Mau sampai kapan kau akan terus seperti ini?, Apa kau tidak malu?, Kau begitu tertinggal dari pada yang lain!. Kau tidak ingin mengubah sifat mu?!?." Teriak sang guru sangat kesal.
Haechan tak menunjukkan reaksi sedikit pun, dia sudah tahu apa yang akan dia dapatkan sebelum masuk ke kelas. Karena itu, dia sengaja bersikap tenang seolah semua tak terjadi dihadapan nya.
Jisung hanya bisa menunduk dibelakang sambil memegang erat tangan Haechan.
"Jisungie tenang saja yah!, Kau tidak boleh takut!." Ujar Haechan mencoba membuat Jisung tidak panik.
"Lee Haechan!, Berdiri disana sampai jam pulang sekolah!, Jangan coba-coba duduk, atau kau akan mendapatkan hukuman yang lebih berat!." Seret sang guru sambil menunjuk ke arah pojok depan kelas yang dekat dengan papan tulis.
Haechan lantas beranjak menuju pojok kelas, diikuti dengan Jisung dibelakangnya.
"Tunggu dulu!, Kau siapa?..." Tanya sang guru memegang tangan Jisung mencoba menghentikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Friend || Nct Dream
Fiksi Penggemar"terima kasih karena telah menjaga ku...." gumam seseorang diselingi senyuman. "ti... tidak!! justru aku sangat berterimakasih karena kau mau menemaniku!" "bukankah,....kau yang mau menjadi teman ku? aku tidak memiliki teman, kau rela mendapat masal...