"Baru kali ini ada orang yang begitu memperhatikan ku! Aku terkejut!" Gumam Haechan sambil berjalan meninggalkan sang guru yang tengah terpaku.
Haechan terlihat sedang berjalan melewati hamparan bukit dan sungai, tentu saja disinari oleh cahaya matahari terbenam.
Kenapa dia tidak pulang menaiki bus? Tentu saja, karena dia ingin menenangkan diri dengan berjalan kaki sepanjang jalan sambil melihat pemandangan.
Wajah nya begitu sendu, Haechan seperti orang yang tengah memikirkan banyak hal.
Tiba tiba seorang lelaki berada di depan Haechan.
Haechan lantas mengangkat wajahnya.
"Kau mau apa lagi?"
"Ah tidak! Hanya saja, perkelahian kita waktu di sekolah itu belum selesai. Karena itu, ayo selesai kan!" Ujar lelaki itu licik.
Haechan terlihat tengah melihat sekitar. Dia tak ingin berkelahi, namun perkataan orang itu benar benar membakar nya.
BUGGH!!
Haechan terlihat terkejut dengan apa yang lelaki itu lakukan. Tanpa aba-aba, lelaki itu meninju perut Haechan.
"Owh! Jadi kau benar-benar pengecut yah!, Tanpa aba-aba kau memulai nya! Orang bodoh!" Gumam Haechan sambil menunjukkan smirk nya.
Mereka lantas benar benar berkelahi. Tanpa memikirkan dengan apa yang ada di sekitar mereka. Emosi benar benar menguasai mereka.
Berkali-kali lelaki itu meninju Haechan, hingga darah keluar dari sudut mulut nya.
Haechan tak melawan sedikit pun, dia terlihat begitu tenang walaupun dirinya sudah babak belur.
Di detik terakhir, lelaki itu terlihat sudah lelah meninju Haechan. Ia lantas berbalik arah dan berjalan meninggalkan Haechan.
Tak lama, Haechan berontak kemudian memukul keras punggung lelaki itu.
Lelaki itu terlihat begitu tersentak.
"Ini pembalasan!!!!" Teriak Haechan mencoba meluapkan isi hatinya.
Lelaki itu kini telah terjatuh, Haechan kemudian menarik kedua tangan nya, sekaligus menginjak punggungnya. Membuat lelaki itu mengerang kesakitan karena tangan nya yang ditarik tanpa henti sampai hampir patah.
"Hentikan!! Kumohon!!" Mohon lelaki itu.
"Aku tidak akan membunuhmu, aku tidak akan mematahkan satu pun tulang mu....aku hanya bermain-main!" Dingin Haechan kemudian meninggalkan lelaki itu sendirian.
Kini Haechan berjalan dengan penampilan yang begitu berantakan. Dia bahkan belum menghapus darah yang berada di sudut mulut nya. Rambutnya begitu acak acakan, juga banyak sekali memar di tangan dan wajahnya.
Di depan rumah Haechan. 18.26 kst
Apa yang harus kulakukan? Eomma pasti akan terkejut melihat penampilan ku, ah tidak! Mungkin nenek yang akan lebih terkejut....
Haechan terlihat ragu ragu untuk membuka pintu rumah nya. Namun setelah berpikir lama, akhirnya dia memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah nya.
"Aku pulang......"
Terlihat sang nenek tengah menyiapkan makanan di dapur.
"Nenek, eomma di mana?" Terlihat Haechan tengah menanyakan keberadaan sang ibu.
"Wah! Haechan~ah sudah kembali yah!, Eomma sedang membeli sayuran di swalayan" balas sang nenek ramah. Sang nenek membalas tanpa melihat ke arah Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Friend || Nct Dream
Fanfiction"terima kasih karena telah menjaga ku...." gumam seseorang diselingi senyuman. "ti... tidak!! justru aku sangat berterimakasih karena kau mau menemaniku!" "bukankah,....kau yang mau menjadi teman ku? aku tidak memiliki teman, kau rela mendapat masal...