Assalamualaikum
Sebelum membaca ada baiknya tinggalkan jejak kalian dengan vote dan komen ya readers tercinta 💗
Jangan jadi readers silent juga ya 🫶🏻☺️
Happy Reading!
••••
Zayna tengah berdiri di depan cermin, membetulkan hijabnya yang sudah rapi. Hari ini sekolah Alvaro mengadakan acara yang mengharuskan para orang tua hadir. Sejak pagi, ia sibuk mempersiapkan diri agar tidak terlambat. Tiba-tiba, pintu kamarnya terbuka dan seorang bocah kecil dengan wajah ceria muncul.
"Bunda, ayo cepetan! Nanti kita telat!" seru Alvaro dengan mata berbinar, menggoyang-goyangkan tangan Zayna.
Zayna terkekeh kecil. "Sabar, Sayang. Bunda cuma tinggal semprot parfum ini saja." Ia menunduk, menyemprotkan sedikit parfum ke gamisnya, lalu meraih tangan Alvaro. "Yuk, kita berangkat."
Di ruang tamu, Adiba tengah duduk di sofa sambil menghitung pesanan kue yang masuk. Melihat Zayna dan Alvaro keluar, Adiba melambaikan tangan. "Hati-hati di jalan, Zayna!"
"Terima kasih, Adiba. Jaga toko ya!" jawab Zayna sambil tersenyum.
Dengan sepeda motor hasil jerih payahnya dari berjualan kue, Zayna dan Alvaro melaju menuju sekolah. Sesampainya di sana, halaman sudah penuh dengan anak-anak dan orang tua yang datang. Suasana begitu ramai dan riuh, penuh canda tawa. Zayna memarkirkan motornya dan menggandeng tangan Alvaro menuju tempat acara.
Hari itu, sekolah mengadakan acara bertema outdoor. Semua wali murid, baik dari kelas TK A maupun TK B, berkumpul di satu tempat. Tak lama kemudian, acara dimulai. MC membuka acara, disusul sambutan kepala sekolah yang mengumumkan akan ada acara olahraga bersama dua hari mendatang, di mana anak-anak harus membawa kedua orang tuanya.
Kemudian, MC memperkenalkan donatur utama sekolah. Seorang pria dengan setelan jas hitam melangkah ke depan panggung. Wajahnya tidak langsung terlihat, tapi punggungnya yang tegap dan gerak-geriknya terasa familiar bagi Zayna. Perasaan aneh muncul di hatinya.
Ketika pria itu berbalik untuk berbicara di depan mic, Zayna merasa seluruh dunianya berhenti. Itu Gavriel. Pria yang pernah menjadi bagian dari hidupnya. Ia berdiri gagah di atas panggung, seolah waktu tidak pernah merubahnya. Mata Zayna mulai berkaca-kaca, tetapi ia berusaha menahan air matanya. Ini bukan waktu yang tepat untuk menangis.
"Saya akan hadir di acara olahraga mendatang bersama anak saya yang juga bersekolah di sini," ucap Gavriel, lalu pandangannya berhenti pada Zayna. Senyum tipis tersungging di bibirnya, seolah mengatakan bahwa ia sudah tahu segalanya. "I found you, Zayna!" lanjutnya dalam hati.
Zayna menunduk, mencoba menghindari tatapan pria itu. Namun, Alvaro yang berdiri di sampingnya justru tersenyum lebar dan melambai ke arah Gavriel. Seketika hati Zayna bergemuruh. Alvaro tahu? Sejak kapan?
••••
Usai acara, Zayna membawa Alvaro ke sudut taman sekolah yang sepi. Ia butuh jawaban dari anaknya. Dengan nada penuh ketegasan, ia bertanya, "Kenapa kamu bohongin Bunda, Alvaro? Kamu tahu kalo itu ayahmu?"
Alvaro menunduk, menggenggam erat jemari mungilnya. "Maaf, Bunda... Alvalo hanya ingin—"
Sebelum Alvaro melanjutkan ucapannya, suara Gavriel memotong ucapan Alvaro. "Jangan salahkan Alvaro, Zayna. Salahkan aku saja. Aku yang menyuruhnya untuk merahasiakan semuanya."
Zayna berbalik dan mendapati Gavriel berdiri di sana. Rasa cinta dan benci berperang dalam hatinya. "Lo nggak punya hak ikut campur," ucapnya dingin.
Namun, Alvaro berlari ke arah Gavriel dan memeluknya. Gavriel menggendong anak itu, memutar tubuhnya hingga tawa Alvaro memenuhi udara.
![](https://img.wattpad.com/cover/309360653-288-k644454.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Different Religions (On Going)
JugendliteraturCinta beda agama Kehilangan kesuciannya Hamil Di usir keluarga Itu semua di alami oleh gadis cantik bernama Zayna Marsell Hanara yang kehilangan kesuciannya karena jebakan yang di lakukan oleh teman dari pacar beda agamanya. Sialnya cowok yang bern...