Hukuman katanya

184 9 0
                                    

Hi...

-------

Setelah dirasa keduanya tenang Marvian menangkup wajah Jevan ia tatap dalam pada sorot mata bening itu yang masih berair,Kemudian menatap pada bibir pink yang selalu menggoda hasratnya agar ia mengobrak abrik benda kenyal itu,Tak menunggu lama Marvian segera mendaratkan bibirnya di bibir tipis Jevan

Jevan terdiam saat mendapati serangan tiba² matanya masih membola lalu ia ikut memejamkan matanya menikmati setiap lumatan yang diberikan dan membalasnya,Sampai beberapa menit Jevan memukul mukul bahu Marvian agar segera melepaskan pagutannya sejenak ia ingin meraup oksigen karna sesak

Dibawanya tubuh Jevan ke atas ranjang agar anak itu berbaring terlentang,Jevan tentu terkejut bukan main ia menatap panik Marvian yang juga menatapnya lapar

"k-kak " Cicitnya saat Marvian sudah mengukungnya

" Hm ?" Sahutnya ia mengelus elus pipi dan bibir Jevan sensual

Jevan menatap Marvian yang sibuk memperhatikan bibirnya " Rendra gimana? dia-?" Ungkapnya ia takut temannya itu masih mencarinya

Marvian menggeleng pelan " Aku udah telpon dia kalo kamu ketemu dan aku juga bilang mau bawa jalan²kamu " Jelasnya dan Jevan hanya berdehem menaggapi tiba ² pikirannya teringat sesuatu, Jemian. Anak itu juga tidur dengan mereka bagaimana jika anak berandalan itu mencari mereka ?

" Terus- " Ucapannya terpotong lagi kala Marvian membekap bibirnya

Marvian menatap manik hitam Jevan dan.." Stt, aku juga udah bilang sama Jemian jadi tenang aja,kamu jangan bawel oke "Peringatnya

Jevan mengangguk manut ia tak mau sampai pacarnya marah lagi seperti tadi

Tak menunggu lama Marvian kembali meraup bibir Jevan rakus,Jevan kewalahan untuk membalas pun ia tak mampu karna ciuman itu cukup kasar dan tak beraturan,Jevan kembali mendorong bahu Marvian agar sedikit menjauh ia meraup oksigen.

" Sayang boleh ya ?" Tanya Marvian,Jevan hanya diam ia tak mengerti tapi setelah beberapa detik akhirnya ia mengerti , dengan ragu ia mengangguk samar , ia tau pacarnya ini sudah menginginkan dirinya sudah lama,Dirinya juga senang karna sang pacar meminta persetujuannya terlebih dulu.

Sudah mendapatkan izin Marvian mendekatkan wajahnya dan kembali mendaratkan bibirnya di bibir Jevan

Ciuman yang awalnya kasar tak beraturan kini digantikan dengan ciuman yang pelan namun nikmat dan beraturan tak seperti tadi, Setelah puas dengan bibir , Marvian mencium pipi lalu turun ke leher Jevan yang mana membuatnya mendongak dan matanya memejamkan matanya nikmat

Jevan meringis saat pria yang mencumbunya menggigit lehernya membuat tanda merah keunguan, Marvian menjauhkan sedikit wajahnya dan tangannya mencoba membuka baju kemaja yang dipakai Jevan , Jevan hanya diam ia masih butuh oksigen karna nafasnya tak beraturan

Selesai mencopot baju dibawahnya lalu Marvian ikut menanggalkan kaosnya sembarang nafasnya memburu karna hasrat , Kepalanya ia tundukan lagi kali ini ke dada ,tentu saja tujuannya pada dua tonjolan kecil milik Jevan, puas memandang ia raup puting itu rakus sesekali menggigitnya  juga tangannya tak tinggal diam dan meremas memelintir punting sebelahnya

" Akh " Ringis Jevan diselingin dengan air mata yang mengucur dari sudut matanya , Ia merasakan sakit tapi juga nikmat

Jevan mencoba membuka matanya , tangannya ia gunakan untuk mengelus kepala sang pacar yang mencumbunya " Kak Jangan digigith " Pintanya, matanya sangat perih sehingga ia tak kuasa membuka matanya lebar²

Marvian seperti menulikan telinganya ia acuhkan dan tak mendengar rengekan Jevan.

" Kita gak ada waktu , langsung ke inti aja ya ?" Ucapnya tanpa perlu menunggu Jawaban dari pihak bawah

Just You!! [Jaemjen ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang