ᰔ Kanvas dan Kata bertemu ᰔ

85 42 35
                                    

“Setiap pertemuan menyimpan cerita yang hanya diketahui oleh mereka, sebuah kisah yang tak tertulis namun terukir dalam hati.”

——

Bandung, dikenal juga dengan julukan kota Paris van Java, terkenal akan kesejukannya, suasana pegunungan yang asri, dan ragam kafe-kafe kreatif yang selalu ramai dikunjungi. Dari Dago hingga Lembang, Bandung menawarkan perpaduan antara kemewahan alam dan sentuhan modernitas.

Di sini, kreativitas seolah mengalir bebas melalui jalan-jalan yang dipenuhi oleh seniman, desainer, dan anak-anak muda penuh ambisi. Kota ini selalu penuh inspirasi—dari hiruk-pikuk Jalan Braga yang artistik, hingga hutan-hutan pinus di sekitar Tangkuban Perahu.

Seorang gadis mengenakan jaket denim biru pudar yang dipadukan dengan kaus putih sederhana dan celana panjang hitam yang nyaman. Sebagai seorang penulis, dia selalu membawa tas selempang kulit usang berisi catatan-catatan kecilnya.

Gadis itu bernama Anindita, menginjakkan kakinya di tanah Bandung dengan penuh harapan. Terminal bus yang ramai di pagi hari memberikan nuansa tersendiri. Dia menghirup dalam-dalam, merasakan kehangatan kota ini menyelubungi dirinya. Setelah berhari-hari menyiapkan keberangkatan, akhirnya dia di sini, siap menjelajahi dunia baru yang menantinya.

Dia menenteng tas ransel besar di punggung dan sebuah tas kecil di tangan kanannya. Ranselnya berisi beberapa pakaian, buku, dan impian-impian yang ingin dia wujudkan. Dengan langkah percaya diri, Anindita menyusuri trotoar yang dikelilingi deretan pohon rindang, di mana sinar matahari menembus dedaunan, menciptakan pola-pola cahaya yang indah di jalannya.

Ada keramaian di sebuah tempat yaitu—Galeri Lawangwangi Art Space. Melihat tempat itu ramai, Anindita merasa tertarik untuk masuk ke galeri seni tersebut.

Orang-orang berlalu-lalang, bercakap-cakap dengan antusias tentang karya seni yang dipajang. Suasana galeri itu penuh kehidupan, dengan seniman dan pengunjung yang berbaur. Mata gadis itu sesekali tertuju pada instalasi seni yang terpampang di dinding, tetapi pikirannya melayang, mencari inspirasi dari setiap momen yang ia saksikan.

Begitu masuk ruangan utama, suasana berubah. Musik lembut mengalun, menciptakan suasana tenang di dalam galeri yang ramai. Dinding-dindingnya dipenuhi dengan lukisan-lukisan yang mencolok; setiap karya adalah ekspresi jiwa senimannya.

Anindita berjalan pelan, menyentuh bingkai lukisan dengan ujung jarinya, merasakan energi yang terpancar dari setiap goresan. Satu lukisan yang menarik perhatiannya adalah karya abstrak yang menggambarkan keindahan alam Bandung-hijau daun, biru langit, dan warna-warni bunga yang menghiasi jalanan kota.

Matanya tertumbuk pada sebuah lukisan besar yang menggambarkan pemandangan alam yang sederhana namun penuh emosi-misalnya, hamparan bunga liar di bawah sinar matahari terbenam, dengan langit yang dipenuhi gradasi warna-warna lembut. Lukisan itu memiliki kehalusan dalam detailnya, seperti perasaan tersembunyi di balik goresan kuas.

 Lukisan itu memiliki kehalusan dalam detailnya, seperti perasaan tersembunyi di balik goresan kuas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kanvas Kata (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang