🍁01🍁

49 21 13
                                    

Happy Reading yak guysss hihi

"Aku pergi dari rumah, kamu jalani aja hidupmu sama laki-laki baru mu. Aku ceraikan kamu" ucap pria itu
"Pergi sana, gausah bawa yang bukan hak mu. Kamu datang kesini gelandangan kok" sahut wanita itu

Lisa mengerinyit mendengar sayup-sayup suara keributan dari luar kamarnya, Lisa membuka matanya ketika dia merasakan usapan di kepalanya dihadapannya terduduk seorang pria yang selama ini dia panggil Bapak, pria tersebut tersenyum ke arah Lisa dan kemudian mencium dahi Lisa

"Bapak pergi ya kamu jaga diri sama mamamu." Ucap pria itu kepada Lisa
Lisa meraih telunjuk pria itu
"Bapak mau kemana, ajak Lisa ya. Lisa gak mau tinggal sama mama" ucap Lisa gadis kecil itu
"Bapak gak kemana mana sayang, Lisa bisa temui bapak di rumah Om Rizal ya bapak pasti disitu. Sekarang kamu sama mama dulu ya. Jangan buat mama marah ya" ucap pria itu menenangkan Lisa.

Setelah percakapan itu, Lisa berlari keluar mengikuti  pria itu yang semakin menjauh seiring terdengarnya suara sepeda motor yang menjauhi rumah itu

"Masuk ! Ngapain di luar" teriak wanita itu memanggil Lisa

Lisa yang mendengar teriakan itu terpaksa masuk kembali kerumah sebelum amarah ibunya meledak.

*****
Tidak terasa waktu sudah berjalan 3 bulan sejak kepergian bapaknya dari rumah. Lisa masih sering menunggu bapaknya kembali di teras rumah, berharap pria itu tiba-tiba datang sambil membawa satu kresek penuh dengan es krim dan coklat untuk Lisa.

Suara motor terdengar mendekat ke arah rumahnya, Lisa melihat Mamanya pulang tapi dibelakangnya ada seorang pria lain yang ikut masuk ke dalam rumah.

"Lisa, mulai sekarang kamu panggil dia Ayah ya. Dia bapakmu yang baru sekarang." ucap ibunya kepada Lisa
"Gak mau, bapak Lisa cuma Bapak Topan. Lisa ga punya bapak lain." Ucap Lisa kepada ibunya

Plak...!
Lisa memegangi pipinya yang memerah setelah di tampar oleh ibunya. Lisa mencoba menahan tangisannya setelah di tampar oleh ibunya

"Jangan melawan, nurut apa kata ku. Aku yang berkuasa di rumah ini." Ucap ibunya keras

Lisa kemudian berlari masuk ke kamar dan mengunci kamarnya. Lisa menangis di meja belajarnya meluapkan semua sakitnya sampai akhirnya dia tertidur.

Dor....dor...dor...
Lisa terbangun mendengar bunyi keras dari gedoran pintu kamarnya, Lisa kemudian membuka pintu kamarnya terlihat di depan pintu mamanya sudah menatap tajam ke arah Lisa.

Sret...sret...sret
Lisa diseret kembali masuk kedalam kamarnya, kemudian ibunya membantingnya ke lantai.

"Arrgh..."
Erangan Lisa terdengar sambil memegangi siku kanannya. Tidak peduli dengan suara erangan Lisa, ibunya makin membabi buta menghajar Lisa.

Plak..! Plak...!
Suara tamparan kembali terdengar berulang kali Ibu Lisa menampar Lisa. Ibunya juga menjambak rambut Lisa dengan kencang.
Terakhir, ibu Lisa menginjak perut Lisa dengan salah satu kakinya.

"Jangan pernah kunci-kunci kamar, ini rumahku gak boleh ada yang kunci-kunci kamar selain aku. Sekali lagi kamu berulah aku matiin kamu!" ancam ibunya kepada Lisa

Usai menghajar Lisa, ibunya keluar meninggalkan Lisa kesakitan sendirian didalam kamarnya.

"Arrgh, sakit. Sakit pak, bapak dimana" ucap lirih Lisa menahan kesakitan hingga tanpa sadar Lisa tidak sadarkan diri.

*****
Ssssh
Lisa terbangun, masih merasakan denyutan di pipi dan siku kanannya. Lisa mencoba berdiri dan mengintip ke balik jendela, langit sudah gelap. Lisa pun melirik jam diatas meja belajarnya, jarum jam menunjukkan pukul 9 malam.

Lisa berjalan menuju pintu kamarnya, dan memutar gagang pintu. Lisa melihat sekeliling, rumahnya tampak kosong tidak ada orang dirumah pikir Lisa.
Lisa mencoba menengok kamar ibunya, tidak didapati seorangpun.

Melihat rumahnya yang kosong Lisa berpikir untuk kabur dari rumahnya yang bagai neraka itu, kemudian dia bergegas masuk kamarnya untuk membawa barang-barang yang dia butuhkan.
Setelah dirasa semua barang yang dia bawa cukup dia pun bergegas kabur dari rumahnya secepat yang ia bisa sambil menahan sakit di siku kanannya dan wajahnya yang masih bonyok setelah di hajar ibunya tadi.

Lisa berlari menjauhi area rumahnya, mencoba menghentikan angkutan umum yang masih berlalu lalang. Beruntung saat itu masih ada angkutan umum yang masih memiliki penumpang yang searah dengan tujuan Lisa

"Om, jalan Panjaitan ya" ucap Lisa pada supir angkutan umum ketika ia berhasil masuk kedalam angkutan umum.

15 menit berlalu angkutan yang mengangkut Lisa berhenti di tujuannya. Lisa pun segera berlari ke arah salah satu gang di sepanjang jalan ini.

Tok..tok...tok
Lisa mengetuk pintu rumah didepannya, berharap segera di bukakan oleh yang punya rumah

Kreeek...
Pintu di hadapannya terbuka, Lisa merasa lega setelah melihat siapa yang membuka pintu

"Lis-" ucap pria itu terpotong ketika tiba tiba gadis kecil di depannya terhuyung kedepan. Dengan sigap pria itu menahan tubuh Lisa.

"Zal, panggilkan ambulans. Cepet." Teriak pria itu
Pria itu terus memandangi wajah Lisa, anaknya yang sudah lama tidak dia lihat itu. Tampak pria itu memandangi tubuh anaknya, melihat begitu banyak luka lebam yang mulai memudar, kemudian dia kembali memandangi wajah anaknya itu yang terlihat tirus padahal sebelumnya anaknya mempunyai bentuk wajah yang bulat dengan pipinya yg chubby.

Tess...
Air mata jatuh dari wajah pria itu ketika melihat kondisi anaknya, rasa penyesalan muncul dalam dirinya andai anaknya itu dia bawa untuk tinggal bersamanya disini mungkin kondisi anaknya tidak akan seperti itu.

*****
"Ini anakku, aku yang ngelahirin dia. Aku ibunya, aku yang berhak mengurusnya!" ucap wanita itu tegas
"Gak, kamu sudah gak berhak. Kamu siksa dia, dan seorang ibu gak bakal tega siksa anaknya." sahut pria itu menanggapi
"Tau apa kamu? Dia jatoh kok, anaknya emang nakal. Dia jatoh sendiri bukan aku yang siksa." Sahut wanita itu.
"Nova !!! kamu gila ya? Ini jelas luka siksaan kamu, aku sudah kenal kamu lama. Dari dulu juga kamu sudah siksa dia. Sekarang biarin aku yang rawat dia, kamu hidup bahagia aja sama laki-laki baru mu itu. Masih untung ya aku gak buat laporan polisi atas kekerasan anak." Ucap pria itu dan sukses membungkam wanita dihadapannya.

Wanita itu pun berjalan meninggalkan kamar rawat inap itu.

"Jangan lupa bawa baju-baju Lisa dan semua keperluan sekolahnya." Ucap pria itu terakhir kali.

Topan, bapak Lisa memandangi anaknya yang terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit. Dia mengusap lembut pipi anaknya, mengirimkan seluruh kasih sayang kepada anaknya. Lisa terbangun merasakan pipinya disentuh, Lisa tersenyum kearah bapaknya menandakan dia merasa aman sudah berada di dekat bapaknya lagi.

*****
.
.
.
.
.
.

Hai guys jangan lupa vote sama komen yaaaaaa!! Terimakasiwwww

Tanpa Sandaran (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang