Haiii guyss, kemaren ga sempat update bab baru karna author lagi sakit *sakit hati wkwkk, maklum habis putus jadi lagi di fase relapse buahaha
HAPPY READING SAYANG-SAYANGKU🤭
.
.
.
.
.
.
.*****
"HEI!! BANGUN!!! SUDAH JAM BERAPA INI" Teriak Nova membangunkan Lisa. "MASIH GAK MAU BANGUN JUGA, TUNGGU AJA YA KAMU" ucap Nova sambil keluar dari kamar Lisa.
Lisa masih terbaring di ranjangnya setelah mendengar teriakan ibunya, tubuhnya lemas tidak bisa bangun dia juga merasakan suhu tubuhnya sangat tinggi. Nova kemudian masuk kembali ke kamar Lisa sambil membawa satu gayung penuh berisi air, kemudian Nova menyiramkan air tersebut ke Lisa yang dilihatnya masih terbaring di ranjang.
"Iiiyaa Bu, aku bangun" ucap Lisa lirih setelah mengelap wajahnya yang basah
"Bangun kamu ! Bersih-bersih rumah! Sampai aku kembali belum bersih semua. Mati kamu kubuat" ancam Nova kepada Lisa.
Lisa pun mengikuti apa kata ibunya, dia membersihkan seisi rumah walaupun tubuhnya sangat lemas untuk di pakai bergerak. Tidak lupa Lisa juga menyiapkan masakan untuk dia serta ibu dan ayah tirinya sarapan. Selesai mengerjakan semua yang disuruh ibunya kemudian Lisa mandi dan mengambil sarapan untuk dirinya, ibunya tidak senang jika dia makan bersama di meja makan jadi Lisa harus makan di kamarnya.
Selesai sarapan Lisa kemudian bersiap untuk pergi sekolah, saat ini Lisa sudah bersekolah SMP dan duduk di kelas 8.
"Bu, Ayah Lily berangkat dulu" ucap Lisa sambil mencium tangan ibu dan ayah tirinya di ruang tamu. Nova memberikan satu lembar uang 5000 rupiah sebagai uang jajan Lisa.
"Awas sampai habis sangumu." Ucap Nova kepada Lisa.
Lisa hanya mengangguk dan segera berangkat sekolah, diperjalanan ke sekolah Lisa mampir ke rumah sahabatnya untuk berangkat sekolah bareng kebetulan sekolah mereka hanya berjarak 1 km dari lokasi rumah mereka.
Lisa tersenyum dan melambaikan tangan melihat sahabatnya itu sudah menunggunya.
"Pucet bener Lo, lagi sakit kah" ucap sahabatnya ketika melihat wajah Lisa yang pucat
"Dikit aja, yuk berangkat" jawab Lisa
"Ibu lo masih sering nyiksa Lo ya" tanya Jenny pada Lisa. Lisa tersenyum mendengar pertanyaan sahabatnya. "Gak kok, ibu pasti kalo marah ada sebabnya. Misal gue lambat bangun atau gak nurut sama dia" ucap Lisa
"Eh gue kenal Lo ya dari jaman kita masih kecil, Lo selalu bonyok atau memar di beberapa bagian dan itu tiap hari ly. Aneh aja tuh ibu lo, ada gangguan mental kali Lo mulu jadi samsaknya dia." Ucap Jenny penuh emosi"Gak kok, ibu sebenernya baik. Lagi emosi aja" ucap Lisa
"Emosi ga tiap hari kali. Perlu di periksa tuh ibu lo."Mereka berdua pun sudah sampai di kelas mereka, Jenny berbinar melihat setumpuk coklat dan snack-snack lain diatas meja mereka lebih tepatnya diatas meja Lisa.
"Asik, makin banyak aja nih fans lo. Ga sia-sia gue duduk sama Lo kenyang Mulu" ucap Jenny ketika mereka berdua duduk.
Lisa pun mengeluarkan plastik berukuran cukup besar yang dia selalu simpan di dalam tasnya, Lisa memasukkan coklat-coklat dan Snack Snack yang bertumpuk di atas mejanya. Lisa menyisihkan satu box Pasta Keju ke dalam tasnya, hanya pasta keju itu yang dia ambil untuk bawa pulang Snack dan coklat lain akan ia bagikan ke teman-teman sekelasnya.
"Bagi dong satu" ucap Jenny pada Lisa
"Nanti istirahat, guru bentar lagi masuk cuy" sahut Lisa.Kring....kring....kring
Bel pulang sekolah berbunyi, anak-anak SMP itu berhamburan keluar meninggalkan sekolah
"Eh kenapa Lo ga milih aja tuh cowo-cowo diantara fans lo" ucap Jenny pada Lisa di perjalanan pulang mereka.
"Masih kecil belum boleh pacaran." ucap Lisa
"Kata siapa tuh, jangan bilang kata cinta pertama Lo yang ga tau kemana itu." Sahut jenny, Lisa tersenyum mendengar apa yang di ucapkan jenny.
"Lupain aja gak sih, dia juga belom tentu masih ingat sama janjinya ke Lo." Ucap Jenny
"Dia pasti ingat Jen, gue percaya. Kalo gue terus ingat dia berarti dia ingat gue juga" ucap Lisa
"Alah. Cuy realistis aja, dia umur berapa sudah itu. Udah nikah juga mungkin"
"Kalo udah nikah yaudah, berarti bukan jodoh gue. Lagian gue emang ga mau pacaran dulu cuy, belum ada yang sreg. Minimal speknya kayak bapak gue lah"
"Gimana kalo kita taruhan, kalo nanti entah kapan itu ya. Lo ketemu lagi sama cinta pertama lo trus dia belum nikah atau punya pacar gue traktir Lo deh apa aja yang Lo mau. Tapi kalo sampe dia udah nikah atau punya pacar berarti Lo yang traktir gue."
"Deal" ucap Lisa*****
POV Kevin
"Vin, Lo masih nungguin cewe yang Lo taksir itu." Ucap Yuda pada Kevin ketika mereka istirahat makan siang.
Kevin menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
"Emang secakep apasih tuh bocah sampai Lo nungguin dia gede dan ga ganggu dia. Padahal Lo tau loh akun media sosial dia dan dimana dia sekolah." Tanya Yudi penasaran karna setau Yuda, Kevin tau kontak media sosial Lisa tapi tidak pernah sedikitpun selama kurang lebih 3 tahun ini menyapa Lisa secara langsung.
"Cakep banget. Kalau gue muncul sekarang, itu malah buat posisi dia jadi lebih sulit, gue sengaja perhatiin dia cuma lewat media sosialnya aja. Gue gak mau ganggu dia dulu sampai dia cukup umur dan bisa ambil keputusannya sendiri. Dia lagi susah gue gak mau nambah beban dia dengan kehadiran gue sekarang." Ucap Kevin sambil membuka pola kunci hp nya, Kevin tersenyum setiap melihat layar hp nya karna foto Lisa menjadi wallpaper nya selama ini.
"Lo tiap sore masih sering mampir sekolahnya cuma buat naro satu box Nab*ti Pasta Keju di meja dia?." Tanya Yuda
"Iyap, Gue udah sohiban juga sama satpam sekolahnya, jadi gue titip aja ke dia hehehe"
"Emang dia bakal tau kah kalo itu dari Lo." Tanya Yuda sekali lagi
"Anaknya cerdas dan cukup peka, yang tau dia suka sama pasta keju atau hal-hal yang berbau per kejuan cuma gue dan orang-orang yang emang kenal dekat sama dia jadi gue harap dia tau sih itu dari gue. Tumben Lo nanyain tentang dia mulu, kangen nih gue jadi pengen samperin anaknya."
"Ya Lo samperin aja tolol." Ucap Yudi dengan emosi sambil menjitak kepala Kevin
"Sakit cok"
"Mencintai kok dari jauh. Stress Lo"*****
Jangan lupa vote yakk sama komen
Maap yak guys kalo alurnya kayak lambat 😭 karna belom pas aja momen konflik dari judul nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Sandaran (TAMAT)
Fiksi UmumKetika kamu merasa di dunia ini kamu tidak punya tempat bersandar, bahkan pada orang yang sudah kamu anggap rumah sekalipun bisa pergi meninggalkanmu. Kisah Lisa yang sejak kecil hidup di keluarga yang tidak utuh, mencoba terus hidup walaupun sudah...