BAB 2

176 81 233
                                    

Hai, bagaimana hari ini dan hatimu?
Siapa yang tunggu-tunggu bab 2nya nih??
Siap untuk mengawal sampai jadi buku?

DILARANG MEMBACA DISAAT MALAM HARI!
DILARANG DIBACA DISAAT WAKTU SHALAT!
DILARANG PLAGIAT!
HAPPY READING!

BERPETUALANG ATAU MATI BERSAMA?

****

Ketika cahaya akhirnya menyusut, suasana di ruangan itu mulai tenang. Myra menghela napas panjang, merasakan kelegaan dan keletihan yang menyelimuti tubuhnya. “Kita berhasil... kita berhasil!” serunya, tidak percaya.

Aislin melompat gembira, “Gue tahu kita bisa! Kita enggak boleh menyerah!”

Kaelan meraih tangan Myra, menatapnya dengan tatapan penuh rasa syukur. “Lo luar biasa, Myra. Tanpa lo, kita enggak mungkin bisa keluar dari ini.”

Myra tersenyum, tapi di dalam hatinya, rasa cemas masih tersisa. “Tapi ini belum berakhir. Kegelapan itu mungkin masih ada di luar sana.”

Raden, yang selalu berusaha menghibur, berkata, “Yah, paling enggak kita bisa cerita ke orang-orang tentang pengalaman seru kita, kan?”

Revanna melotot. “Ini bukan hal yang lucu, Raden! Kita hampir mati!”

“Eh, tapi kita enggak mati, 'kan?” Raden menjawab dengan nada defensif. “Itu artinya kita berhasil!”

Asher, yang masih memikirkan situasi yang baru mereka hadapi, berkata, “Kita harus tetap waspada. Jika kegelapan itu bisa datang ke sini, mungkin ada yang lain yang bisa.”

Myra mengangguk. “Kita harus berbagi pengalaman ini. Mungkin ada cara untuk mencegah hal ini terjadi lagi.”

Saat mereka melangkah keluar dari ruangan, cahaya matahari menyinari mereka dengan hangat. Namun, ada sesuatu yang tidak beres. Sebuah catatan kecil terjatuh dari saku Kaelan.

“Eh, ini apa?” Kaelan bertanya, sambil mengambil catatan tersebut. Dia membacanya dengan suara pelan. “Jika kau ingin tahu kegelapan yang sebenarnya, lihatlah ke tempat yang terlupakan.”

Semua terdiam, terkejut dengan pesan yang tiba-tiba muncul. “Apa maksudnya?” Aislin bertanya, wajahnya menunjukkan kekhawatiran.

“Gue enggak tahu,” jawab Kaelan, meremas catatan itu. “Tapi sepertinya kita harus mencari tahu.”

“Tempat yang terlupakan?” Revanna mengernyit. “Di mana itu?”

“Gue punya ide,” Myra menyela. “Kita harus mencari tempat-tempat di sekitar sekolah yang jarang dikunjungi. Mungkin ada yang berhubungan dengan kegelapan yang kita hadapi.”

“Seperti gudang tua di belakang sekolah?” Aislin mengusulkan. “Gue dengar tempat itu sudah ditutup selama bertahun-tahun.”

“Gue setuju,” Asher berkata, “Kita harus memeriksanya. Mungkin ada petunjuk lebih lanjut di sana.”

Raden berusaha bersikap lucu, “Jadi kita mau menjelajahi gudang angker? Kayaknya seru, deh! Tapi jangan salahkan gue kalau ada yang teriak nanti!”

Semua orang tertawa, tetapi di dalam hati mereka, rasa cemas kembali menyelimuti. Mereka tahu bahwa meskipun mereka berhasil keluar dari kegelapan, tantangan yang lebih besar mungkin menunggu di depan.

06 DETECTIVE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang