Episode XXI : Bayangan Sang Cahaya Fajar

275 58 0
                                    

Di bawah sinar matahari, Aletheia dan Yuki sedang duduk bersama di salah satu bangku atap sekolah. Awalnya, suasana tampak biasa saja, namun semua itu berubah saat Aletheia mulai berbicara dengan penuh serius. "Ini tentang Akiko... ada sesuatu yang aneh terjadi padanya."

Yuki yang berada di sampingnya, menatap Aletheia dengan penuh perhatian, matanya melebar dengan keheranan. "Aneh? Maksudmu bagaimana? Emang ada apa?" tanyanya dengan penuh rasa ingin tahu.

Aletheia mulai menceritakan kejadian di hutan kemarin saat Hiro dan Akiko melawan Crack Caldwell. Dia menceritakan dengan rinci bagaimana Akiko yang saat itu dalam keadaan pingsan, tiba-tiba memancarkan energi berwarna kehijauan yang menyelimuti tubuhnya. Energi itu tampak hidup, mengendalikan alam sekitar untuk melindungi mereka dari serangan Crack.

Lalu, batang-batang keras muncul tiba-tiba untuk melindungi mereka, ranting-ranting tajam menyerang musuh, dan tanah bergerak untuk melahap Crack. Semua ini terjadi tanpa Akiko sadari dan tanpa mengucapkan satu pun mantra.

Yuki mendengarkan dengan seksama, matanya melebar fokus saat Aletheia menjelaskan semua kejadian itu. "Itu luar biasa, Aletheia. Tapi... itu juga menakutkan, sih. Terus kamu bilang Akiko tidak mengingat kejadian itu sama sekali?" Yuki bertanya kembali dengan nada bingung.

"Ya begitulah, Yuki. Itulah yang membuatku sangat khawatir. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Akiko, dan kenapa dia bisa mengendalikan sihir alam dengan begitu kuat tanpa dia sendiri sadari," balas Aletheia, suaranya dipenuhi kegelisahan.

Yuki mengangguk pelan, "Hmm... benar-benar seperti seseorang yang sedang kerasukan sesuatu sih, tapi entah itu apa," Yuki terus berusaha untuk memahami situasi yang rumit ini.

"Kalau memang kerasukan... tidak! Aku harap tidak demikian... itu bisa membahayakan dirinya berarti. ARGH!! Bingung sekali," Aletheia mulai membungkuk, menaruh kedua telapak tangannya di jidatnya. Penuh kebuntuan berpikir.

Melihat adiknya terlihat kesulitan, Yuki akhirnya mencoba menenangkan Aletheia. "Tenang dulu, Aletheia! Itu cuman kemungkinan pertama, kok. Aku yakin ada yang lebih baik nanti."

Aletheia perlahan menatap Yuki, merasakan kembali ketenangan yang merambat ke dalam seluruh tubuhnya,."Yahh... aku harap."

"Terus... apa kamu sudah bicara dengan Akiko tentang ini?" tanya Yuki, mencoba mencari solusi.

"Aku belum bilang sih... lagian, aku tidak tahu bagaimana caranya buat memulai pembahasannya tanpa membuatnya ketakutan atau kebingungan. Mengingat, sifat dia memang sedikit penakut," jawab Aletheia sambil menghela napas panjang. Dia menundukkan kepalanya, memandang lantai putih di bawah kakinya. "Aku juga tidak mau membuatnya makin lebih cemas. Dia ini gadis yang polos dan belum paham apa-apa."

Yuki meletakkan tangannya di bahu Aletheia, memberikan dukungan moral. "Tenang aja... ya, kita harus membantunya. Pasti akan ada cara untuk memahami apa yang terjadi padanya," Yuki mendamaikan sahabatnya, meyakinkan bahwa Aletheia bisa menghadapinya, dan Akiko akan baik-baik saja.

"Kamu benar, Yuki. Kita harus mencari tahu lebih banyak. Mungkin ada seseorang di kota Felix yang bisa membantu kita mengerti apa yang terjadi pada Akiko. Atau mungkin aku akan mendapatkan suatu informasi lainnya lagi seiring aku menjalani dunia itu. Lagipula dari awal, aku memang sedikit banyak tahu tentang dunia itu," Aletheia mengangguk dan mulai tenang kembali.

"Hahaha gitu dong yang semangat!! Setuju!! Tapi yang terpenting, kita harus memastikan Akiko merasa aman dan didukung terlebih dahulu," Yuki tersenyum dan menepuk bahu Aletheia, memberi rasa aman dan tenang dalam Aletheia. Yuki juga menambahkan saran, "Bagaimana kalau nanti pulang sekolah, kita mampir dulu ke perpustakaan kota?"

Dream WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang