Pagi itu, di saat sinar emas sang fajar perlahan menyelimuti jalanan kota yang masih diisi dengan sepi, tanpa lalu-lalang orang lain, Aletheia bergerak menuju sekolah dengan langkah yang penuh dengan perasaan gelisah masih melekat erat di hatinya. Meski keadaan sekitarnya penuh ketenangan, batin dan pikirannya jauh berbeda dari sekelilingnya—penuh dengan sesak yang mengusik dirinya.
Langkahnya berat, tapi matanya menunjukkan kebulatan hati yang kuat, Aletheia memutuskan untuk berangkat ke sekolah lebih awal. Dia tahu satu-satunya orang yang bisa dia ajak bicara tentang semua masalah ini hanyalah Yuki. Sahabatnya yang selalu ada dan mereka selalu berbagi segalanya. Karena Aletheia percaya, Yuki selalu memiliki nasihat yang bijak.
Waktu istirahat, di atap sekolah, Aletheia sudah menunggu dengan badan yang berdiri tegak, menatap langit penuh ketajaman, menandakan ketegangan yang ia rasakan. Dari kejauhan, terdengar suara hentakkan tangga yang merespon untuk mengusir kecemasan Aletheia. Suara pintu terbuka terdengar, membuat Aletheia membalikkan badannya. Di sana, yang ia lihat adalah sosok yang paling menenangkan, berambut pendek seanggun salju, dan mata birunya yang begitu cantik.
Aletheia mulai merilekskan dirinya dan berbicara. "Yuki, aku butuh pertolonganmu," Suaranya sedikit bergetar, namun matanya menatap Yuki dengan tatapan penuh harap.
Di dalam diri Aletheia, ada sesuatu yang lebih besar daripada kegelisahan biasa, sesuatu yang mendalam dan mendesak. Aletheia bisa merasakan perasaan itu, seolah-olah dia berada di tepi jurang yang tak terlihat, hanya menunggu untuk jatuh ke dalam misteri yang lebih besar dari apa yang pernah dia bayangkan. Namun, Aletheia masih belum memiliki kekuatan untuk memahaminya.
Yuki yang bisa membaca suasana dari raut wajah Aletheia, ikut merasakan sesuatu yang tidak beres. "Kenapa? Apa yang terjadi, Aletheia? Kamu terlihat sangat tertekan hari ini," tanya Yuki penuh kekhawatiran, menatap Aletheia dengan penuh perhatian. Tangan-tangannya merapat, penuh kegelisahan.
Aletheia lalu berjalan menuju salah satu kursi panjang yang ada di sana. Tanpa sepatah katapun, Yuki memahami maksud Aletheia dan mulai berjalan dibelakangnya, lalu duduk di sebelah Aletheia.
Aletheia menarik napas panjang sebelum mulai bercerita tentang mimpinya. "Hari itu, di mimpi ini aku bertemu dengan orang baru. Namanya dia Hiro, dan dia punya kekuatan sihir cahaya."
Yuki terus memasang telinga penuh hati-hati, mendengarkan setiap detail yang keluar dari mulut Aletheia. Aletheia melanjutkan curahannya, "Setelah kelompok kami kenal Hiro, kami ditawarin misi yang belum pernah kami dapatin."
Yuki hanya diam, memberikan Aletheia space untuk mengeluarkan semua hal yang mengusik dirinya. "Misi itu tentang mencari pedang langka, tapi tempatnya di kota sebelah, Kota Felix. Jadinya... kami bertiga pergi ke luar kota lewat hutan yang ada di Kota Genetrix, tempat kami berangkatnya,"
Aletheia melanjutkan ceritanya, tentang perjalanan mereka menuju Kota Felix, kecepatan sihir Hiro, dan sergapan bandit yang membuat mereka tertangkap dan disekap. Tetapi, kegelisahannya masih begitu jelas. Tangannya terus bergesekan satu sama lain, kakinya terus ribut tak bisa diam, menjadi cerminan hatinya yang tidak bisa tenang.
Ketidaknyamanan yang dia rasakan semakin kuat seiiring dia berbicara, semakin dalam kegelisahan itu. Mimpi-mimpi yang membingungkan dan menyeramkan itu masih terpatri kuat dalam pikirannya dan itu membuatnya sulit untuk tetap tenang.
Melihat sahabatnya yang begitu gelisah, Yuki meraih dan memegang setiap jari Aletheia dengan lembut. Sentuhan itu seolah membawa kehangatan dan ketenangan yang sangat dibutuhkan Aletheia. Dengan sentuhan itu, Yuki berharap bisa menenangkan pikiran Aletheia, membuatnya merasa tidak sendirian di tengah kebingungan ini.
"Aletheia... gapapa... tenang aja," suara Yuki terdengar halus, penuh kepedulian. "Aku ada di sini. Aku siap bantu kamu, Aletheia. Kamu nggak sendirian, curahkan saja semuanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream World
FantasíaKalopsia Ken Aletheia tak pernah menyangka hidupnya yang biasa bisa berubah menjadi misteri yang menjangkau dua dunia. Sebagai seorang pemuda yang yatim piatu, ia terlempar ke dalam dunia mimpi-tempat di mana kenyataan terdistorsi, dan rahasia terse...