13. Rumah Nenek

30 10 0
                                    

Happy Reading!!!















Mereka salah besar,
Nenek yang baru saja pergi kedapur, jika dilihat lihat hanyalah nenek nenek biasa yang cerewet.



Ize dan Marissa masuk kedalam rumah membawa Yoko, dan membaringkan Yoko diatas karpet tebal yang mereka duduki.

Ya, Karpet cukup luas bahkan jika digunakan untuk berbaring 10 orang juga akan muat.

"Aku pikir kita bakal diludahin sama itu nenek nenek" Ucap Charlote berbisik ke Marissa yang baru datang. Marissa pun mengangguk menanggapi Charlote.


Ya, mereka pikir nenek nenek itu bakal menteriaki mereka , mengeluarkan tongkat sihirnya, dan akan mengutuk mereka menjadi kodok (jimmy). Setidaknya itu yang ada dipikiran mereka. hingga mereka melihat sendiri kenyataannya.

Kira kira berapa menit kemudian, nenek kembali dengan nampan penuh kue dan susu. Ize membulatkan matanya ia sudah merasakan lapar lagi.

"Ini makanlah yang banyak, aku suka ketika ada tamu, sudah lama aku tidak didatangi tamu, ngomong ngomong aku tidak menyangka kalau kalian akan datang kemari" Ucap nenek tanpa jeda, semuanya hanya terdiam.

"Tidak kusangka zaman sekarang masih ada anak anak cantik seperti kalian yang mau datang kesini dan meminta maaf kepada nenek nenek sepertiku, aku tersentuh, sebagai gantinya makanlah yang banyak jangan disisakan aku tau kalian lapar" nenek itu terus saja berbicara sambil menghalang kucing nya yang ingin menjilat susu milik Lux


"Apakah nenek sudah memafkan saya" Faye angkat suara

"Kau yang mana? maaf aku susah membedakan orang orang , tapi kenapa kau menutup wajahmu? apa kau jelek?" Faye pun terkekeh dan membuka maskernya

"Saya yang membentak nenek, nama saya Faye Malisorn nek" Faye menunjukan senyum termanisnya.

"Hoihhhh kau manis sekali, aku salah ternyata kau tidak jelek. sangat cantik , aku ingat denganmu, kenapa kau pucat sekali nak? Ohh kenapa kau menyumbat hidungmu?" Faye belum sempat menjawab dan nenek tadi langsung bicara lagi

"Apa hidungmu berdarah? Ohh kasian sekali aku akan mengambil sesuatu , sebentar ya," Nenek itu langsung pergi


Tak lama nenek itu kembali membawa beberapa helai daun sirih dan memberikannya kepada Faye

"Ini sumbar dengan ini , darahnya akan cepat berhenti. aku sangat khawatir pada kalian sesudah aku menyumpahi kalian, apa mereka menyakiti kalian? " Ucap Nenek itu sambil memperhatikan Faye memasang daun sirih di hidungnya.

"Mereka siapa nek?" Marissa bertanya penasaran sambil mengelus elus kucing yang bergelung manja di pangkuannya.

"Mereka kenalanku, mereka memaksaku agar mengizinkan mereka membantuku , mereka tidak terima aku sedih" Semuanya pun menganguk pura pura paham.

"Mereka itu hantu ya nek" Tanya Ize

"Bisa jadi"

"Bagaimana keadaan kucing nenek kemarin? Tanya Engfa mulai penasaran

"Dia mati" Ucap nenek itu

"Saya sungguh menyesal nek, maafkan kami" Ucap Engfa membungkukkan kepala.

"Bisakah kita menghentikan acara maaf maafan ini? aku mulai bosan, ngomong ngomong siapa nama kalian aku payah dalam mengingat nama aku ingin tau nama kalian satu persatu" Nenek itu langsung mengalihkan topik pembicaraan sambil menepuk nepuk punggung kucing dipangkuannya.


Mereka memperkenalkan nama mereka masing masing.

"Kenapa kalian diam saja , cepat habiskan kue nya" mereka langsung mengambil kue nya dan segelas susu.

"Kok neneknya formal banget ya ngomong nya" Lux berbisik ke Charlote

"Aku memang seperti ini, Hey kalian belum menjawab pertanyaanku, apa mereka menyakiti kalian?" Ucap nenek itu

"Tidak nek" Jawab Faye singkat namun tetap sopan

"Woahhh syukurlah berarti kalian anak anak baik, aku senang melihat anak anak cantik dan baik seperti kalian" Nenek mencubit pipi Marissa yang ada di sebelahnya. Marissa hanya senyum senyum malu.


"Nek, bagaimana dengan teman kami" Lux akhirnya bertanya

"Si mancung yang sedang tidur ini?" jangan khawatir dia aman disana, kalian hanya perlu menjemputnya.

"Menjemput ? dimana nek? "Tanya Engfa antusias

"Sebelum menceritakannya aku ingin meminta maaf kepada kalian karna sudah mengirim teman kalian kesana , aku terlampau emosi , ya ampun aku meminta maaf lagi, " nenek terkekeh di sela sela ucapannya.

"Harusnya kami yang meminta maaf nek" Ucap Charlote sambil mengambil kue lagi.

"Jadi begini, teman kalian aku kirim kedimensi , kami sering menjeburnya Red Door. " Ucap nenek


"Red Door" Semua bertanya serempak

"Ya, karna pintu yang akan kalian temui semuanya bewarna merah" Ucap nenek itu semua hanya diam

"Tapi kalian hanya bisa kesana ketika matahari terbenam" Ucap nenek itu lagi


Semua nya hanya reflek melihat jam di pergelangan tangan mereka, padahal yang menggunakan jam tangan hanya Marissa dan Faye. masih jam 08.30 pagi masih lama jika menunggu matahari terbenam.



.


.


.


.


.




#TBC

THE DOORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang