25. Pertanyaan

28 8 6
                                    

#Yoko Pov on


Aku sedang berjalan kesalah satu gubuk, sedangkan phi freen masih bersantai di pinggir pantai, aku sangat kesal, kenapa cuma aku yang tidak boleh keluar malam??

padahal pemandangan malam lebih indah, angin lembutnya yang semakin dingin, rembulan yang terang membulat dilangit, dan lautnya menjadi biru tua yang berkilauan oleh sinar bulan.

Ketika aku bertanya kepada phi Freen, dia malah menyuruhku untuk menanyakan yang sama ke orm , dia hanya beralasan kalau dia malas menjawab pertanyaan ku.

Ah mau bagaimana lagi, dari pada aku membaca buku buku kuning, atau membereskan tempurung kelapa didalam gubuk, lebih baik aku langsung bertanya pada orm tentang peraturan aneh dan sejarah tempat ini.

Akupun memutar arah perjalananku kearah gubuk yang di tinggalin oleh orm.

Tok,, tok,, tok,,

Aku mengetuk pintu.

Orang yang kuyakini adalah Orm

"Ada apa kau kesini anak baru?" ucapnya sesaat setelah melihatku.

"Aku bosan sendirian di gubuk phi, hemm anu,,, ada yang mau ku tanyakan juga"

"Ayo masuk" ajaknya merangkul bahuku

Demi apapun aku sangat merindukan teman temanku, orm pun mengajakku duduk di atas tikar, diapun mempersilahkanku bertabya.

"Apa yang ingain kau pertanyakan anak baru?"

"Emmmm ini tentang peraturan itu, kenapa aku gaboleh keluar malam malam tapi yang lain boleh, dan kenapa dipulau ini gada pasangan atau keluarga? terus darimana penduduk mendapatkan pakaian sama perabotan perabotan lainnya, di pulau terpencil di tengah tengah laut mati ini?" aku menggunakan satu nafas

"Hoihhh apa kau seorang raper? bisakah kau bertanya satu persatu? Orm terncengang mendengar pertanyaanku

"aku hanya penasaran" aku cengar cengir.

"Baiklah akan ku jawab satu persatu pertanyaanmu, emmmm,,, pertanyaan pertama tentang peraturan, begini, jika ada seseorang yang belum di jemput atau semacam nya, ketika ia keluar di malam hari, dia tidak bisa pulang lagi, walaupun di jemput sekalipun, jadi orang orang yang keluar pada malam hari hanya orang orang yang tidak mau pulang dari tempat ini, atau orang yang yakin kalau tidak akan ada orang yang menjemputnya.

Aku jadi sangat bersyukur karna menurut pada Phi Freen dan Orm atau penduduk lainnya. karna aku ingin segera pulang dari sini.

"Namun,,,,," Orm memberi jeda di ceritanya, aku bertambah serius.

"Itu hanya lelucon" Orm menyeringai

Mimik wajahku berubah drastis, sedangkan Orm menahan tawanya di depanku, mukaku memerah ini sama sekali tidak lucu.

"Wowowow mengapa kau jadi semarah itu? itu hanya lelucon lama untuk para pendatang, karna sudah lama sekali tidak ada yang datang, jadi kami satu pulau hanya ingin mengerjaimu, jangan marah" Orm mengusap bahuku

Hemmmm aku hanya bisa menahan amarahku, namun tetap saja aku tidak suka harapan dijadika sebuah lelucon. aku berharap bisa pulang, hanya itu, pulang.

"Baiklah untuk pertanyaan kedua, berkaitan dengan peraturan juga. kali ini bukan lelucon ini sungguhan. ada peraturan, yaitu kau tidak boleh melakukan 3hal. yang pertama Mencuri, kedua, berhubungan badan, ketiga, membunuh. karna jika ketauan kau akan di tenggelamkan hidup hidup oleh penduduk pulau.

"Apa pernah ada yang melakukan itu dan ditenggelami? tanya ku penasaran

"Sejauh ini masih sedikit"

"Hah, benaran phi? tapi bukannya manusia itu banyak salah? terus peraturannya, itu dosa mendasar apalagi yang nomor dua.

"Apa kau tau? para penyihir itu mengirim kita kesini juga pilih pilih, mereka tidak sembarang memilih orang berhati tulus dan bersih, atau mereka memilih anak anak yang masih suci kesini. mereka tidak mau mengotori pulau ini. jadi kemungkinan penduduk melakukan dosa dosa itu sangatlah tipis.

aku tenggelam dalam pikiranku, baiklah, mereka, maksudku para penyihir mengirim kami kesini untuk apa? aku sendiri masih tidak tau mengapa aku dikirim kesini?! dan siapa yang mengirimku? aku belum pernah bertemu penyihir dalam hidupku.

"Sekarang , untuk pertanyaan yang ketiga, begini, setiap setahun sekali atau tahun baru, para penyihir tinggi menjenguk kami kesini, mereka membawa gubuk baru penuh dengan pakaian dan makanan dan perabot perabotan" lanjut orm sambil senyum senyum sendiri.

"Woah kirain para penyihir udah punah" aku terkagum pada penyihir penyihir yang pengertian itu.

"Tidak punah, bahkan mereka sangat cantik tak pernah ada keriput sedikit pun, selalu seperti itu dari dulu" Orm masih senyum senyum sendiri.

"Oke phi sekarang aku tau, terimakasih" aku pamit ke orm dan bergegas pulang




Aku tak sabar ingin memukul anak yang sudah membohongiku, akupun meloncat ke arahnya ia sedang duduk santai di pasir halus.

"Woiii phi Freen kamu tu ga pernah di ajarin jujur ya sama emak mu" ujarku jengkel sambil memukul bahunya.

"Ahhh tadi kau menarik rambutku sekarang kau memukul bahuku dengan keras, dasar kejam" phi Freen merengek sambil menjauh. dan aku mengejarnya.

"Rasain ini! aku melompat sambil berlari dan mengimpit tubuhnya. ia tersungkur dan memakan pasir, kami tertawa bersama, sampai perut kami sakit, setelah itu kami menikmati matahari tenggelam dengan nafas yang tersengal sengal.

"Phi freen apa aku bakal di jemput?"

"Aku tidak tau, hemmmmm aku ingin menjawab pertanyaanmu" ucap nya yang mata nya fokus melihat matahari yang semakin tenggelam.

"Yang mana Phi"

"Yang ketika kau loncat dan memukul bahuku"

"Aku tidak ingat siapa ibuku"


Seketika aku terkejut


"Kata penduduk aku disini sudah sedari bayi"

Lalu aku ingat kata orm , mereka hanya memilih orang yang berhati tulus dan bersih. atau mengirim anak anak yang masih suci kesini, seketika aku menyesal.

"Maaf phi aku uda ngomong asal asalan" aku merangkul pundak anak itu.

"tidak apa apa, aku malah senang bisa berbagi ceritaku pada orang lain. setidanya bebanku berkurang" freen tersenyum ke arahku, matanya yang sipit dan bibirnya yang tipis jangan lupakan hidungnya yang mancung membuat ku ingat pada teman temanku.

Setidaknya rinduku sedikit terobati, setelah itu kami pun menghabiskan malam hari diluar, ahhhh sungguh menyenangkan walaupun disisi lain aku masih merindukan sosok teman temanku.

THE DOORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang