19. Pantai

30 8 1
                                    

Happy Reading!























(Author kangen baby yo, apa kalian ga kangen sama baby yo?)


Yoko yang tadinya berjalan ke arah gubuk, tercengang, ya, ternyata bukan hanya ada satu gubuk, namun banyak dan juga ada keramaian disana, Yoko pun bingung.


"HEIII KAU!!" ada orang asing yang memanggil Yoko. orang itu melambaikan tangannya ke Yoko. Yoko yang ragu menoleh ke belakang, namun tidak ada orang dibelakangnya, lalu ia menoleh lagi ke orang asing tadi dan menyentuh dadanya.

"YA KAU KEMARILAH!"

Yoko dengan ragu mendekat, ia sangat ingin bertanya dimana teman temannya, namun belum sempat bertanya malah orang asing itu bertanya diluan.

"APA KAU DATANG DARI ARAH SANA?" orang asing itu menunjuk arah datangnya Yoko. Yoko yang bingung hanya mengangguk.

"Woaahhh sudah lama sekali, kalau begitu selamat datang! aku Freen siapa namamu? Freen mengulurkan tangannya sambil tersenyum.

"Aku Yoko" Yoko menyambut tangan Freen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Aku Yoko" Yoko menyambut tangan Freen

"Dimana ini?" Tanya Yoko

"Ini di,,,, hmmm pulau tak ternama" Freen tersenyum kikuk

"Apa kamu melihat teman temanku? atau orang orang yang membawaku kesini? Tanya Yoko lagi.

"Tidak, aku baru saja melihatmu tidur disana dan berjalan kemari" Jawab Freen

"Apa aku diculik?" Wajah Yoko mulai panik.

"Lebih tepatnya dikirim" Jawab Freen sambil tersenyum

"Astaga!!.... aku diculik?,,,, apa salahku? aku ingin pulang!..... ohh tidak, bagaimana ini? dimana aku? dimana teman temanku?" Yoko berseru panik, ia ketakutan setengah mati

"Wowowowow tenang kawan, jangan takut" Ucap Freen

"Apa aku bisa pulang? hiksss hikssss mommy daddy ,,,.. siapa yang menculikku? hikss hiksss kau tau phi Freen siapa yang menculikku?" Yoko terisak

"Baiklah aku akan menjawab satu persatu, kamu bisa pulang kalau ada yang menjemputmu, kalau untuk yang menculikmu, apa kamu ingat sehari sebelum kamu melakukan kesalahan pada seorang penyihir?" Ucap Freen menjelaskan

"Aku yakin teman temanku pasti menjemputku, hiksss PFaye, PIze, PEngfa,PLu hikss hiksss Marissa Charlote tolong akuu hiksss,,,, tapi aku tidak pernah bertemu penyihir Phi,,,, Huuuwaaaaaaa" Tangis Yoko

"Astaga baiklah tenang dulu, (kenapa anak ini lucu sekali), teman temanmu akan datang dari arah sana, dari pohon bakau besar itu, jika mereka menjemputmu, tapi jika tidak, kamu disini bersama ku, jangan takut aku tidak berniat untuk menyakitimu, kenapa cengeng sekali" Jawab Freen

"Jadi kalau mereka tidak menjemputku bagaimana phi" tanya Yoko lagi

"Kamu akan menua disini" Jawab Freen menunjukan deretan giginya.



Yoko kembali histeris

















Mereka berenam bersama Lingling

Mereka melihat pintu lebar yang tertutup gorden putih.

"Baiklah aku hanya sampai disini" Ucap Ling melambaikan tangan.


"Itu disana ada tempat lain?" tanya Charlote

"Tidak, masih sama seperti kita bertemu, atap kaca ini cuma tambahan untuk istirahat. sebagai arahan, setelah ini tutuplah indra kalian semua rapat rapat" Ucap Ling dengan intonasi sedih, ia senang bisa bertemu dengan keenam wanita baik dan jujur ini, ia juga masih sangat ingin bertemu orang lain. 

"Baiklah kami pergi" Ucap Lux, sebenernya mereka juga kasihan sama ling karna gadis ini terlihat sangat murung karna harus sendirian lagi, entah sampai kapan ia akan seperti ini.

"Hati hati ya" Ucap ling sambil melambai pelan, namun pandangan gadis itu terpaku kelantai.

"Jangan sedih begini dong" Ucap ize tidak tega, ia tidak sanggup meninggalkan gadis yang hampir mau menangis ini. ling tidak sanggup menjawab perkataan ize. ia menggigit bibirnya menahan tangisannya. ia hanya tidak mau kesepian lagi.

"Kamu mau ingat kami? seengaknya kamu ga akan kesepian banget" Tanya marissa dengan senyuman malaikatnya. ling terkejut menatap marissa. semua temannya juga agak bingung. sebenernya marissa mau lakuin apa.

"Ini, kami sering menanyi bersama semua lagu lagu yang sering kami nanyikan disaat kami bosan ada semua di mp3 ini, memang suara kami tidak semenarik penyanyi, tapi kalau kamu merindukan kami kamu bisa mendengarkan suara kami dari sini" Ucap Marissa sambil memberikan mp3 kepada ling, ya marissa sering merekam kalau mereka bosan dan menanyi nyanyi tidak jelas.


Tangisan ling pecah seketika, namun senyuman lebar juga terbit bersama air mata yang bercucuran. "Terimakasih hiks hiks..... terimakasih ya hikss..." Ling tak kuasan menahan tangisnya mungkin setelah ini dia tidak akan kesepian lagi.

"Bisa bisa nya si Marissa ada aja tingkah lakumu" Ledek Charlote, marissa hanya tersenyum.


Mereka akhirnya melanjutkan perjalanan hingga cukup jauh, lorong lorong disekitar mereka tidak menimbulkan sesuatu.

Tapi tiba tiba Charlote berlari dan masuk kesalah satu lorong. tepat nya lorong sebelah kiri.

"WOOIIII CHAR KAMU MAU KEMANA" Lux yang terkejut pun berteriak marah, lux pun ingin pergi menyusul charlote

"Lux!!! jangan percaya!" Sontak Engfa.

"Lux udah jalan aja!" Faye ikut membentak, Charlote menghilang digelapan lorong tadi.

"Phii aku takut" Marissa merapat ke Faye , Faye hanya menggengam erat tangan Marissa.


Lalu tiba tiba, Marissa melepaskan genggaman tangan Faye, Faye berusaha menggapai tangan Marissa namun marissa cepat sekali jalannya dan masuk kesalah satu lorong. kali ini lorong sebelah kanan.

Semua hanya diam. mereka tau mereka dikelabui. namun hati mereka sangat berat untuk terus melangkah maju. mereka sangat khawatir dan sangat ingin mencari Charlote dan Marissa.

Tinggal mereka berempat jalan terus kedepan, dan mereka menemukan pintu yang tertutup, pintu merah sangat tinggi. Lux pun mengeluarkan kunci dari saku nya.

"PHIIIII TOLONG AKU" suara Charlote menggelegar dari lorong kiri yang ia masukin tadi.

"Charlote" gumam Lux

"Lux jangan peduliin" ucap Ize

"Tapi" Lux menoleh kebelakang.

"Udah lux tutup kuping kamu" bentak Faye

"P'Engfa..... P'Faye ..... P'Lux..... P'Ize ...... Charlote ..... kalian dimana??? woiiiii" suara marissa terdengar memanggil seakan akan seperti orang nyasar. lagi lagi lux ragu karna suara mereka semakin keras.

"PHHHIIIIIII........ ARRRGGHHHHH" lalu suara keras terdengar, semua reflek melihat lorong tadi, lorong yang dimasuki Charlote, ada darah mengalir, bau amis darah pun tercium sampai sana.


Semua membulat mata mereka. mematung menatap lorong gelap itu dengan degupan jantung yang sangat mengila.

Sedangkan suara Marissa masih seperti itu. hanya saja tambah memudar dan perlahan mengecil seakan akan marissa malah tambah masuk ke lorong kelam itu....















#TBC

huft author ikut deg degan ini

THE DOORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang