17. Berangkat

31 8 0
                                    

Happy Reading!






















Mereka terkejut bukan main, baru kali ini mereka melihat Lux salah dalam beragumen.

Dan Lux hanya tersenyum kikuk.
"Baiklah ayo kita mulai" Ucap nenek

Nenek menggulung tikar yang menutupi lantai, dibantu oleh Charlote. ketika tikar sudah tergulung hanya ada lantai kayu. lalu sang nenek mempercikan air, namun itu hanya air biasa. setelah lantai agak basah baru terlihat ukiran ukiran indah


Jika diperhatikan, itu adalah sebuah lingkaran besar dengan simbol simbol dan tulisan tulisan kuno. Mereka tercengak tidak menyangka ada sesuatu yang menakjubkan tersembunyi dibalik karper yang mereka gunakan tadi. nenek membuka sebuah buku tebal. Didalam buku ada sebuah kunci , kunci nya indah sekali.

"Sudah berapa lama kalian berteman" Tanya nenek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Sudah berapa lama kalian berteman" Tanya nenek

"Kurang lebih 4tahun nek" Jawab Faye

"Wah sudah lama ya, siapa dari kalian yang biasa memimpin?" Tanya nenek itu lagi

"Saya nek" Lux mengangkat tangan sedada

"Kalau begitu ini ku berikan padamu, ingat aturan yang kedua" Nenek memberikan kunci yang indah itu pada Lux. Lux hanya mengangguk dan memasukan kunci kesaku celananya.

"Siapa yang mau menggendong tas besar ini? Nenek

"Saya saja nek" Jawab Engfa menjadi relawan

"Aahh,, sudah lengkap kalian pasti ingat yang ku ceritakan bukan?" Semua hanya mengangguk

"Bagaimana dengan Yoko nek" Tanya Marissa

"Biarkan anak mancung itu disini, jangan khawatir" Nenek sambil mematikan semua lilin disudut sudut ruangan dan menyisakan satu lilin di tangannya.

"Aku akan merindukan nenek" Ucap Ize dengan wajah takutnya, ia sedikit takut akan apa yang nanti dia hadapi bersama teman temannya.

"Ya, ya aku akan juga merindukan kalian anak anak baik, perjalanan akan jauh, hemat hemat jika makan, patuhi semua perintah yang kalian baca, dan hatihati dijalan" Ucap sang nenek panjang

"Oh iya, satu lagi jangan merusak, mengambil, dan menyentuh apapun disana, kecuali pintu dan dinding. tapi kalau ada perintah lakukanlah, karna tidak ada perintah jebakan disana, makanya kalian harus jujur. mengerti kan?" Nenek dengan senyum yang semakin melebar, hingga memperlihatkan gigi ompongnya.

"Iya nek, nenek juga jaga diri dirumah ya" Jawab Charlote basa basi

"Ya, ya baiklah, kalian harus cepat berangkat. selamat jalan" nenek melambaikan tangannya dan meniup lilin yang tinggal satu itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.



Seketika semua jadi gelap, gelap sekali mereka semakin tegang, mereka juga khawatir karna baru pertama kalinya melakukan hal aneh seperti ini, ditambah lagi tidak ada Yoko, mereka masih bergandengan satu sama lain. walaupun nenek tidak menyuruh berpegangan.

Tiba tiba ada cahaya, cukup jauh, mereka sekarang berada di lorong gelap, Tanpa aba aba Lux menarik tautan tautan tangan mereka ke cahaya itu, mereka keluar dan memperhatikan sekitar duangan yang sangat megah.

Mereka tercengang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Mereka tercengang

"Woahhhhh" Charlote mangap mangap

"Ayo kita harus cepat" Ucap Lux

Yang lain hanya menurut, tanpa melepaskan gandengan mereka berjalan bersebelahan, kalo belakang belakangan mereka takut ilang.

Mereka hanya berjalan lurus, mengikuti peraturan ketiga, terus berjalan melewati koridor, padahal di kiri dan dikanan banyak lorong lorong, pintu pintu, patung patung, dan lukisan lukisan. tapi mereka tak menggubrisnya sama sekali.

Sampai kira kira dua jam lebih, mereke berjalan tanpa ujung tanpa pembicaraan, bahkan mereka tidak menoleh sedikitpun, pandangan mereka hanya pada satu arah, mereka hanya terlalu takut untuk bersuara bahkan menoleh. dan akhirnya Lux memecahkan keheningan

"Pada cape gak? udah lama nih kita jalannya" Ucap Lux

Tidak ada yang menjawab, namun Lux dari raut wajah teman temannya. Lux mencari cari tempat yang kosong untuk bersandar. setelah dapat Lux mengiring temannya yang lelah

Engfa membuka tas dan mengambil satu botol air lalu mengedarkannya, tidak ada yang bicara, semua diam. mereka tau disini bukanlah tempat yang tepat untuk ribut.

"Jangan ada yang melamun" Lux lagi lagi bersuara, hanya Lux yang terdengar bersuara, tidak lama setelah itu mereka melanjutkan perjalanan.

Hingga.... ketika mereka melewati koridor, lorong lorong disamping mereka menimbulkan bau.



















#TBC

THE DOORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang