EPILOG

12.9K 272 40
                                        

Kesalahpahaman bisa menemukan titik penyelesaiannya berkat foto USG Varsha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kesalahpahaman bisa menemukan titik penyelesaiannya berkat foto USG Varsha. Memang kekuatan anak mereka memiliki pengaruh yang besar dalam memperbaiki rumah tangga Baskara dan Varsha. Saat orang tuanya tidak bisa mengungkapkan rasa dengan benar, bayi di dalam perut yang bertindak, menyatukan keduanya. Kali ini, permasalahan terselesaikan karena bantuan dari bayi mereka juga.

“Kita akan punya cucu kembar, Pa,” ucap Veni, menatap hasil USG Varsha dengan mata berbinar, sama seperti Baskara yang pertama kali melihat hasil USG itu.

Wijaya ikut menatap foto USG itu, menganggukkan kepalanya. “Langsung jebol dua.”

“Bibitku unggul, Pa,” balas Baskara dengan bangganya. Laki-laki itu duduk di sebelah Varsha, memeluk pinggang perempuan itu. Mereka masih berada di rumah orang tua Baskara, memutuskan menginap di sana saja karena sudah terlalu larut untuk pulang ke rumah.

“Kau sombong sekali, Bas!” ucap Wijaya, di akhiri dengan tawa.

“Tapi, mereka mirip kecebong, Pa,” celetuk Veni, memperhatikan foto USG dengan saksama.

Wijaya melakukan hal yang sama. “Iya, seperti dua buah kecebong.”

Baskara melirik ke arah Varsha, kata-kata orang tuanya itu pasti akan membuat Varsha marah. Terakhir kali dia mengatakan anak mereka mirip kecebong, Varsha marah, sampai menangis. “Anakku bukan kecebong. Jangan samakan mereka dengan anak kodok,” bantah Baskara.

“Seperti kecebong bukan? Kau lihat, Varsha?” Veni mendekatkan hasil foto USG ke arah Varsha, meminta pendapat perempuan itu.

Varsha tersenyum, menganggukkan kepalanya. “Iya, Ma, seperti kecebong.”

“Tuh, Varsha saja setuju denganku, Bas,” sentak Veni.

Baskara menoleh ke arah Varsha dengan ekspresi tidak percaya, giliran Baskara yang mengatakan kecebong, Varsha tidak terima. Tapi, giliran Veni dan Wijaya, perempuan itu malah tersenyum dan mengangguk menyetujui. Sepertinya bukan di kata kecebongnya yang masalah, melainkan dari Baskara sendiri.

“Apa hanya aku yang tidak boleh mengatakan kata kecebong?” tanya Baskara, menatap Varsha penuh rasa penasaran.

Veni dan Wijaya sibuk berdua membicarakan dua kecebong di foto hasil USG Varsha.

Varsha mengangguk. “Kau tidak boleh.”

Baskara tersenyum, mengecup singkat bibir Varsha. “Kau kejam padaku.”

Varsha menatap Baskara dengan mata melebar, memperingati laki-laki itu yang dengan santainya menciumnya lagi. Yang tadi saja sudah membuat Varsha malu di depan kedua orang tua Baskara.

BAYAR DI MUKA (Sudah Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang