‼️‼️

56 8 0
                                    

Di balik pintu kayu tua itu, ada cerita yang tak pernah lelah diceritakan ulang. Sebuah rumah sederhana, tempat enam bersaudara tumbuh, berbagi tawa, air mata, dan ribuan kenangan.

Bagi mereka, rumah bukan sekadar bangunan tempat berlindung dari hujan dan panas. Di sana ada rasa aman yang tak bisa ditemukan di tempat lain, tempat di mana mereka bisa kembali, apa pun yang terjadi di luar sana. Saat dunia terasa kejam, rumah adalah tempat mereka pulang tanpa rasa takut, hanya damai dan cinta yang menyambut.

Saka, sebagai yang tertua, selalu berkata "Rumah bukan cuma sekedar bangunan, tapi tempat kita buat pulang. Tempat di mana kita bisa ngerasa aman, damai tanpa takut suatu apapun." Kata-kata itu menjadi pengingat bagi adik-adiknya—bahwa apa pun yang terjadi, mereka punya tempat untuk kembali.

Namun, seiring waktu, dunia mulai mengguncang mereka, membawa perpecahan, mimpi-mimpi yang berbeda, dan keputusan yang sulit. Mampukah rumah itu tetap menjadi tempat yang menyatukan mereka, atau justru menjadi saksi bisu saat mereka perlahan menjauh satu sama lain?

 Mampukah rumah itu tetap menjadi tempat yang menyatukan mereka, atau justru menjadi saksi bisu saat mereka perlahan menjauh satu sama lain?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🎉 Kamu telah selesai membaca 𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐑𝐢𝐧𝐝𝐮, 𝐃𝐮𝐚 𝐍𝐚𝐬𝐢𝐛 🎉
𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐑𝐢𝐧𝐝𝐮, 𝐃𝐮𝐚 𝐍𝐚𝐬𝐢𝐛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang