Episode 5

71 49 29
                                    

Satu minggu sudah berlalu dengan latihan keras. Kini sudah tiba minggu kedua. Tim Gwen yang diberi nama Luminescent tengah berlatih bersama, seperti biasa.

Namun, setelah kejadian di kantin waktu itu, sepertinya Amber masih tidak kapok. Buktinya sampai sekarang ia masih tidak mengikuti latihan. Gwen tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. Yang jelas, untuk sekarang ia akan fokus pada anggotanya yang lain saja. Dibanding mengurus satu anggota saja, sedangkan yang lain menjadi tidak terurus.

satu jam tiga puluh menit telah berlalu. Sesi latihan telah selesai. Saatnya semua anggota tim pulang. Gwen berterima kasih pada anggotanya atas kerja keras mereka. Setelahnya ia mempersilakan semua untuk pulang.

Satu per satu anggota keluar dari ruangan. Tinggal Gwen yang masih membereskan peralatan latihan, dibantu dengan Rora.

"Lo pulang duluan aja, Ra! Biar gua yang beresin ini," perintah Gwen.

Rora menggeleng. "Gapapa, Gwen, gua bantu."

Gwen hanya mengangguk. Mau bagaimana lagi.

Rora atau lengkapnya Aurora, ia merupakan satu-satunya anggota yang tidak pernah bertingkah. Ia anggota yang paling pendiam diantara yang lain. Ia juga sering membantu Gwen tanpa disuruh lebih dulu.

Jika membicarakan bakatnya, ia mendekati Amber. Yang artinya lebih bagus daripada Gwen. Namun, ia tidak memiliki sikap sombong seperti Amber.

Hal tersebut membuat Gwen menyukai Rora. Tak jarang, ia meminta bantuan pada Rora untuk melatih anggota yang lain. Rora bersedia saja.

"Sudah semua, Ra. Ayo pulang!" ajak Gwen.

Rora mengangguk. Mereka meraih ransel yang tergeletak di lantai. Kemudian berjalan menuju pintu. Rora keluar lebih dulu, disusul Gwen yang kemudian sibuk mengunci ruangan. Setelahnya, berbalik badan dan melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

***

"HALOO, GWENN! BURUAN KE SINI!"

Baru saja Gwen membuka pintu cafe, teriakkan Ruby langsung terdengar. Semua pelanggan menoleh pada Ruby, dan beralih ke arahnya. Gwen segera mendekat ke arah Ruby dan yang lain dengan menutupi sebagian mukanya. Menahan malu.

Ia cubit pelan pinggang Ruby begitu ia sampai di sampingnya. "Lo ngapain sih teriak-teriak begitu? Bikin malu aja."

"Aw sakit, Gwen," adu Ruby.

"Ga usah alay! Gua nyubit lo pelan."

Cengiran lebar terbit di bibir Ruby. Ia kemudian menempel pada Gwen, memeluk lengan Gwen dengan sangat erat.

"Aduh apa sih, By?! Pergi lo!" usir Gwen.

Ruby mendengus kesal. Namun, tetap tidak ingin melepaskan pelukannya. Gwen hanya pasrah lengannya digelantungi. Mau bagaimana lagi? Ruby pasti tidak akan melepaskannya meskipun disuruh berkali-kali, kecuali ia sendiri yang ingin melepasnya.

"Gimana tadi latihannya?" tanya Casie.

"Ya gitu, seperti biasa," jawab Gwen seadanya.

Gwen menyeruput minumannya yang sudah dipesankan oleh temannya.

"Si Amber itu sudah ikut latihan?" kali ini giliran Arneth yang bertanya.

Gwen menjawabnya dengan gelengan. Ia kembali teringat dengan kejadian di kantin. Ia kini menyesal telah mencegah Casie untuk menjambak rambut Amber.

A Gwen's Dream [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang