Episode 17

26 15 19
                                    

"Berbahagialah! Kamu berhak atas itu."

_______

Akhir pekan yang menyenangkan. Matahari tampak menyinarkan cahayanya yang terang. Layaknya tersenyum pada manusia-manusia di bawahnya.

Di akhir pekan ini, Gwen tidak berlatih. Ia memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak tanpa ditemani siapapun, hanya seorang diri. Dirinya berjalan pelan menyusuri jalanan indah dengan bunga-bunga yang mekar dengan indah.

Gwen berjalan ke arah tengah taman. Di mana sebuah air mancur dengan patung cangkir di tengahnya yang terus mengeluarkan air. Ia berhenti, menatap tetesan air yang meluncur dengan deras. Gwen pandangi air mancur itu sejenak. Menatapnya dalam.

Pandangannya ia turunkan, menatap pada genangan air yang dihasilkan oleh air mancur. Memperlihatkan refleksi diri seorang gadis dengan seribu usaha untuk menggapai mimpinya. Seorang gadis yang dipenuhi berbagai pertanyaan di dalam pikiran. Gadis yang senyumnya menyembunyikan berbagai luka dari dalam dirinya.

Gwen tatap refleksi dirinya dengan pandangan datar. Jika diperbolehkan jujur, Gwen juga membenci dirinya. Namun, bukan fisiknya. Melainkan dirinya yang bisa dengan mudah memikirkan omongan orang lain. Dirinya yang akhir-akhir ini terlihat lemah. Mudah sekali menangis dan ingin menyerah.

Terlepas dari hal itu, Gwen juga menyukai sisi lain dirinya. Sisi dirinya yang selalu berusaha di tengah ucapan pedas orang-orang. Dirinya yang selalu memaksakan untuk mencoba meskipun dirinya mengatakan hal lain. Tanpa ia sadari, dirinya yang seperti itulah yang membuatnya menjadi sekuat sekarang. Segala hal yang dulu ia anggap tidak bisa, sekarang dapat dengan mudah ia atasi.

Perihal dirinya yang tidak pernah mendapat restu dari orang tuanya mengenai mimpinya, ia sudah tidak peduli. Gwen hanya ingin melakukan hal-hal yang ia sukai. Hanya ingin terus berproses perlahan untuk mimpinya. Apapun hasilnya, Gwen hanya ingin melakukannya.

Namun, beribu pertanyaan selalu muncul dalam pikirannya. Bagaimana jika prosesnya menghasilkan hal yang sia-sia? Bagaimana jika prosesnya tidak menghasilkan apapun? Bagaimana jika nanti orang taunya tetap menentang mimpinya? Beribu-ribu kata "bagaimana" selalu muncul dalam pikirannya tiap malam. Layaknya dongeng pengantar tidur untuk anak-anak.

Gwen beranjak dari air mancur. Kembali berjalan menyusuri taman. Namun, Gwen baru tersadar jika di sebelah kanan taman, terdapat kerumunan orang yang membentuk lingkaran. Bersorak-sorak memberi semangat. Temukan tangan terdengar nyaring di telinga Gwen.

Merasa tertarik, Gwen dekati kerumunan itu. Menerobosnya hingga ia sampai di barisan paling depan. Menampilkan banyak orang yang sedang menari dengan asik di tengah kerumunan.

Gwen mengetahui hal tersebut. Itu adalah Random Play Dance seperti yang sering Gwen lihat di media sosial. Di mana nanti musik berputar, orang-orang yang tahu gerakan tarinya akan maju ke tengah untuk melakukan gerakan tari itu. Kini Gwen melihatnya secara langsung di depan mata. Binaran matanya tampak jelas.

Begitu Yo Bunny milik Prodbycpkshawn diputar, badan Gwen seolah ditarik ke tengah. Ia berlari ke tengah dan mulai menarikan lagu yang diputar. Gerakannya yang lincah seolah tidak ada beban, membuat sorakan penonton semakin keras. Gwen tersenyum senang, seolah terdapat kupu-kupu di dalam dirinya.

Sepuluh menit sudah Gwen berada di sana. Dirinya memutuskan untuk pergi saja, lagipula sebentar lagi permainan itu juga selesai. Gwen merasa sangat senang bisa bergabung dalam permainan itu. Tidak perlu memikirkan ia akan mendapat juara berapa, hanya cukup melakukan tarian dengan senang hati.

Saat Gwen tengah asik berjalan, ia melihat seorang wanita tua yang sedang kesulitan membawa barangnya. Sontak dirinya reflek mendekat pada wanita itu, berniat untuk membantu.

A Gwen's Dream [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang