Tak terasa bel pulang terlah berbunyi . Semua murid tadi lesu mendengar ocehan guru Matematika pun seketika melebar tapi tetap saja guru itu asyik menjelaskan hingga membuat kelas XI IPS merasa isi melihat kelas lain sudah pulang .
" Bu berhenti Bu . Bel sudah pulang "
" Iya Bu lihat kelas lain sudah pulang sementara kita belum "
" Ibu mohon Bu . Pulang Bu "
" Bu berhenti Bu "
Bu guru yang tadi menjelaskan pelajaran matematika pun menutup pelajaran mereka dan tersenyum gembira.
" Oke anak anak sekian dari pelajaran saya terima kasih . Ingat pr yang saya kasih hari Senin di kumpul . Selamat pulang anak anak " Peringkat Bu Mira , guru matematika Hight Aurora School keluar dari kelas .
Para murid pun bernafas lega . Mereka semua keluar kelas menghirup suasana sebanyak banyaknya . Saat keluar , mereka melihat kesana kemari ternyata kelas lain sudah pulang dan hanya tersisa mereka .
Saat tangan Vanya membuka pintu mobil , telpon berdering membuat gadis itu sangat kesal .
Melihat Notifikasi grup OSIS . Vanya menutup kembali pintunya . lalu pergi menuju ruang rapat dengan kaki di hentakan .
" Di saat gue pengen bobo malah ada rapat dadakan bagini ." Umpat Vanya mengusak rambutnya kasar . Inilah yang harus Vanya jalankan sebagai ketua OSIS . Tapi bagaimama Lagi sudah kewajiban dia untuk selalu ikut rapat OSIS dadakan bagini
Vanya membuka pintu ruang rapat . Ternyata sudah berkumpul pembina OSIS dan guru guru yang lain . Entah rapat apa yang di bahas kali ini . Bahkan Selina dan Bella juga ada di sana .
" Maaf Vanya telat . " Mereka semua mengangguk . Wajar saja kelas XI IPS telat . Mereka dalam pelajaran Bu Mira yang selalu lupa waktu saat mengajar bahkan bel pulang saja beliau selalu lupa .
" Oke semua lengkap . Baiklah , saya disini sebagai pembina OSIS akan mengumumkan kenapa kalian semua di kumpul mendadak bagini . rapat kali ini mengenai MPLS murid baru tahun ajaran 20** . Bagaimana Vanya selaku ketua OSIS . Saya serahkan pendapat anda bagaimana ." Gadis itu mengambil mic yang di pegang pembina ketua OSIS
Vanya duduk di sofa menatap ke arah para guru dan wakil ketua OSIS , teman temannya dan bandahara OSIS .
" Baik terima kasih bapak Lean pembina OSIS di Hight Aurora School ini . Saya tentu saja senang mendengar pendapat bapak . Tapi kita harus membagi orang orang yang akan menjadi panitia nanti . Tidak mungkin hanya kita saja . Semua anggota OSIS lainnya juga harus terlibat dalam acara kali ini . "
" Kalau bagini kita harus bagi bagi panitia untuk acara MPLS . Oh ya apa ada Absensi kelas masing masing di sini ?" Tanya Bella . Wakil ketua OSIS Hight Aurora School .
Lean . Pembina OSIS itu itu membuka telpon lalu menggulir layarnya .
" Sudah saya kirim absensi kelas masing masing . Apa kita pilih saja nama nama yang nantinya akan menjadi panitia MPLS nanti ? "
Vanya mengangguk ." Saya setuju pendapat anda pak. Saya dan Bella akan memilih nama nama yang akan bertugas untuk acara nanti . Bukan seperti tahun lalu ." Sentak Vanya sangat emosi mengingat acara MPLS tahun dulu .
Mereka semua terdiam . Itu memang salah mereka yang asal pilih Panitia hingga membuat acara kacau dan di paksa di tunda hanya karena salah pilih Panitia .
" Dan tugas mengetik , sekretaris Selina . Nanti saya akan kirim File file yang akan di tulis untuk kepentingan panitia nanti . "
Selina mengangguk . Dia mencatat hal hal yang dia ambil dari rapat kali ini . Selina itu pelupa makanya dia selalu mencatat hal yang penting dalam catatan khusus kali ini .
" Jangan sampai lupa Selina . Gue tahu Lo itu pelupa . " Sindir Bella membuat Selina mengangguk lesu .
" Ini udah gue catat hal hal yang penting . Nanti kalian kirim saja nama nama dan file penting panitia dan apa yang harus mereka ucapkan dalam maju ke depan di depan murid baru . Dan kirim saja ke nomor gue . Biar gue yang urus sisanya . " Ujar Selina menutup bukunya .
" Bapak apa acara kali ini butuh dana ?" Tanya Nalendra Zavier Akhtar . Bandahara OSIS yang sadari tadi menyimak pembicaraan.
Lean terdiam sebentar . Memang acara kali ini butuh dana tapi apakah dana OSIS cukup untuk kegiatan mereka ini .
" Memang acara kali ini butuh dana . Kita hanya membeli makanan dan minuman untuk murid baru dan untuk murid murid yang menghadiri acara nanti . "
" Ouh ya Nalen , apakah dana OSIS cukup untuk acara nanti . Kalian tahu banyak murid Hight Aurora School yang tidak mengumpul dana OSIS dengan alasan tidak jelas . " Ujar lean menatap tajam ke arah Nalen .
Nalen meneguk seliva kasar " setelah saya hitung hitung uang OSIS sih kayaknya cukup pak . "
" Jangan kayaknya Nalen. Ini acara untuk semua orang bukan untuk Lo saja . Ini MPLS murid baru . " Tegur Vanya
Nalen terdiam . Dia mengambil tas lalu membuka catatan dan uang OSIS para murid yang dia simpan selama ini ..
" Ini kurang dananya . Sekiranya kita harus butuh uang 100 ribu satu orang baru nanti cukup . " Ucap Nalen melihat catatan para murid yang selalu mengumpulkan uang OSIS .
Vanya mendengus kasar . "apa gue bilang . Besok kita harus mengumpulkan dana agar acara nantinya berjalan lancar . " Putus Vanya matanya terasa ngantuk .
" Bella tolong infokan di grup OSIS untuk bayar dana biar wali kelas teruskan chatan Lo agar semua murid ingat bawa uang lebihan besok . nanti kalau kita datang ke kelas mereka , Mereka tidak akan bingung lagi . " Bella mengangguk jempol nya .
" Oke rapat kali Ini selesai . Terima kasih pada ketua OSIS , wakil ketua OSIS, sekretaris OSIS , dan bandahara OSIS untuk kali ini . Saya ucapkan terima kasih dan silahkan pulang . " Akhir Lean tersenyum cerah .
" OSISSS!"
" BISA , BISA , BISA. .. "
teriak akhir mereka tersenyum bahagia . Akhirnya rapat selsai . Mereka pun bubar untuk pulang ke rumah masing masing . Sementara Vanya mengendarai Bugatti mewah dengan mata yang terasa berat . Dia tidak akan pulang ke Mension Karen tahu di Mension adalah tempat Abang nya dan teman temannya di sana.
Sesampainya Di Apartemen , Vanya meletakan Buggati di parkiran . Gadis itu membuka kasta mobil lalu berjalan menuju apartemen nya yang berada di lantai atas.
Sesampainya di lantai atas , Vanya mengambil kunci Apartemen, lalu membuka nya ,tanpa ganti baju sekolah Vanya langsung berbaring di kasur dengan mata tertidu pulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending Transmigrasion ?
FantasíaSevanya Aldora Van Alexandra , gadis di kenal semua orang sombong , judes dan tak peduli dengan sekitar nyatanya jika berteman dengannya , pandangan tentang Vanya akan berubah 180% si gadis yang memiliki kedua peran orang tua yang sangat menyayangi...