Ending Transmigrasion ( Taruhan )

4.4K 186 11
                                        

.*.

Di sebuah ruangan mewah dengan berbagai senjata tajam di sekelilingnya, suara siulan dan keributan tidak membuat mereka berhenti. Justru, mereka semakin bersemangat bermain monopoli dan makan mi Samyang bersama.

"Galaksi, Lo  pasti menang lawan Jupiter."

"Gue yakin Galaksi menang."

"Kalau gue sih netral-netral saja."

" Gue  enggak tahu siapa yang gue  dukung. Yang penting perutku terisi."

"Kalau menurut Lo  siapa yang menang?"

"Entahlah, mereka begitu imbang."

Galaksi Laksamana Abimanyu, keluarga dari marga Abimanyu yang terkenal di seluruh Jakarta dengan berbagai bidang usaha properti, tersenyum lebar sambil menghabiskan mi. Dia menatap Jupiter Kafeel Kanagara, cowok playboy dengan daftar mantan yang tersebar di mana-mana, yang tampak kesal karena kalah taruhan.

"Apa maumu?" tanya Jupiter kesal.

Galaksi tersenyum miring, lalu matanya menatap teman-temannya.

" Gue mau Lo  dekati Bella, wakil ketua OSIS di Hight Aurora School, bagaimana?"
Jupiter tersenyum miring, merasa taruhan itu mudah.

"Mudah bagi gue mendekatinya. Palingan tiga hari sudah berlutut di bawahku," tantang Jupiter sambil terkekeh.

Galaksi tertawa pelan. "Kali ini beda. Lo  lawan circle-nya Vanya. Lo tahu mereka itu independen dari orang-orang berpengaruh. Apalagi Vanya, ketua OSIS terkenal kejam di sekolah kita."

Jupiter mengangguk. Dia tahu Vanya, wanita sombong, jutek, dan ketua OSIS paling ditakuti di Hight Aurora School. Jika ada siswa yang bolos, hukumannya tidak main-main. Bahkan, ada siswa yang trauma karena dihukum Vanya.

"Gue yakin Bella kali ini beda dari Vanya." Galaksi dan yang lain terkekeh. Jupiter hanya siswa baru yang belum tahu banyak tentang circle Vanya. Jika dia tahu lebih dalam, mungkin dia tidak akan berani mendekati mereka bertiga.

"Waktu sebulan bagaimana?"

"Gue terima tantanganmu. Taruhannya bisa dibicarakan nanti kalau aku berhasil."

Jupiter yang sombong membuat Galaksi mengangguk sambil menahan senyum. Galaksi yakin usaha Jupiter kali ini akan gagal, karena banyak siswa lain yang gagal mendekati circle Vanya.

Bumi Adiyaksa Kavindra, keluarga pengusaha kaya raya, pemilik perusahaan di Eropa yang bergerak di berbagai sektor industri seperti rumah sakit, hotel, sekolah, panti asuhan, tambang batu bara, dan pendidikan, tersenyum mendengar tantangan kedua temannya.

"Gue  ikut," kata Bumi tiba-tiba, membuat kedua temannya terkejut.

"Lo  mau ikutan tantangan kali ini, Bumi? Serius?" tanya Jupiter antusias.

Bumi hanya diam. Melihat tatapan Bumi, Jupiter tersenyum senang.

"Bumi cukup ganteng daripada Lo, Jupiter. Aku tahu, bagaimana kalau kamu dekati Vanya menggunakan pesonamu?" usul Galaksi.

"Jaminan apa kalau gue menang?"

"Sepeda motor kesayangan gue bisa jadi milikmu, beserta mansion dan uang 5 triliun buatmu!"

Mendengar ucapan Galaksi, Jupiter tersenyum miring.

"Gue saham perusahaan dan mansion mewah milikku di Amerika."

Mendengar taruhan yang tidak main-main, Bumi mengangguk setuju.

" Gue  terima tantangan kalian."

Mereka bertiga tersenyum senang, meskipun agak khawatir karena mereka tahu Bumi licik. Mereka berdoa dalam hati semoga Bumi kalah, karena taruhannya adalah aset keluarga mereka.

"Gue  mau nanya sama kalian. Memangnya kenapa orang-orang takut kalau ketemu Vanya?" tanya Bumi penasaran.

"Dia wanita top, pokoknya. Gue sebagai laki-laki saja salut sama dia. Pikirannya sangat matang, dewasa, pokoknya. Circle-nya juga bukan main-main." Galaksi menunjukkan foto Vanya kepada Bumi.

"Lihat saja, Hight Aurora School selalu dipandang buruk oleh masyarakat, tapi sejak Vanya menjabat ketua OSIS, hukuman selalu diberikan kepada berandalan, bahkan lebih kejam dari Bu Keyla. Dan kamu tahu berita hangat hari ini?" Galaksi menunjukkan foto-foto Vanya sedang menghukum siswa nakal.

"Bangsat. Dia berani melawan anak pejabat. Mereka kepergok sedang 'bercocok tanam' di WC. Bahkan, kedua pasangan itu dikeluarkan secara tidak hormat dari Hight Aurora School hanya karena Vanya. Makanya semua orang takut sama dia," jelas Galaksi sambil tersenyum senang. Andai dia menjadi pacar Vanya, dia akan memberikan seluruh hartanya.

"Katanya sih dia anak orang berpengaruh juga, cocoklah sama Lo, Bumi. Lo  marga Kavindra, sementara Vanya Alexandra, keluarga pengusaha dari timur yang menjadi nomor satu di Indonesia."

Bumi mengangguk. "Jadi, gue harus pindah?"

"Bukan Lo doang, kita juga pindah. Gue  pengen merasakan masa SMA lagi. Pasti banyak adik-adik manis di sana."

Mereka bertiga terkejut mendengar sahutan dari belakang. Dua kembar yang selalu bersama seperti Upin Ipin.
Mars Ganendra Wiratama dan Nevtunus Ganendra Wiratama. Dua kembar identik yang berbeda sifat. Mars pencicilan, Nevtunus pendiam.

"Gue kaget, bangsat," umpat Jupiter.

"Lo  ikut gue nanti ke Hight Aurora School?" tanya Bumi.

"Gue  dan Nevtunus bakal ikut. Gue pengen lihat pendidikan Indonesia bagaimana. Apa sama kayak di Amerika."

"Terus umur kalian bagaimana? Kalian tahu di Hight Aurora School tidak bisa memanipulasi umur?" imbuh Galaksi khawatir.

"Masalah begitu gampang, biar gue yang urus. Kalian tinggal terima beres."

Mereka mengangguk lega. Bumi melihat layar ponselnya, melihat-lihat Instagram Vanya. Alisnya mengerut melihat Instagram Vanya hanya berisi foto langit, makanan, dan circle-nya. Tanpa sadar, Bumi tersenyum melihat SG Vanya 12 jam yang lalu. Matanya semakin kagum melihat aura mahal wanita itu.

"Gue  yakin Lo  sama dengan wanita murahan di luar sana, Vanya. Sudah banyak orang seperti kamu yang aku temui," batin Bumi sambil tersenyum. Dia yakin Vanya sama seperti wanita lain, mudah didekati dengan uang dan harta.

Ending Transmigrasion ? [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang