Minta maaf

35 5 2
                                    

Di sebuah Mension sederhana , Vanya dan Bumi menatap satu sama lain di dalam mobil . Gadis itu membawa sebuah diary abangnya sambil melihat dari kaca jendela Mension sederhana itu .

" Lo yakin , mau klarifikasi pada papanya Bella ? " Tanya Bumi menatap wajah Vanya yang murung . Dia sudah tahu masalah Edgar saat Vanya menceritakan semua kronologi nya . Dia juga terkejut , Ternyata Edgar sangat menyukai Bella daripada Pacarnya sendiri .

Vanya mengangguk, dia membuka pintu mobil bagitu juga Bumi . Bumi merasa kesal karena pernyataan nya di abaikan oleh Vanya . Tapi tetap saja pria itu keluar dari mobil .

Melihat kedua teman almarhum nona mereka , kedua satpam membuka pagar hingga mereka masuk ke dalam . Mension sederhana hanya di temani taman kecil dan tumbuhan asri membuat Vanya tersenyum melihat banyaknya tanaman di luar Mension Bella.

" Den Bumi dan Nona Vanya, silahkan masuk . Tuan ada di dalam menunggu kalian . " Ramah Pembantu di Mension keluarga Langit . Vanya hanya menatap datar sementara Bumi tersenyum pada Pembantu itu .

" Makasih Bi . Kalau gitu kita masuk dulu . " Mereka berdua masuk meninggalkan pembantu yang misuh misuh sendiri .

" Dasar dari dulu . Nona Vanya selalu sombong . " Cibir pembantu itu menyapu halamamnnya .

.*.

Mereka berdua duduk di ruang tamu sambil menyeruput secangkir teh dari pembantu . Mereka berdua hanya diam menunggu papanya Bella untuk menyelesaikan masalah Edgar . Bumi menatap raut wajah Vanya yang sangat gugup . Pria itu hanya terkekeh pelan . Di sekolah saja wajah Vanya sangat garang dan Sombong. Coba sekarang , baru kali ini dia melihat ketua OSIS gugup menghadapi orang tua.

" Lo tenang saja , gue akan bantu Lo sebisa Mungkin ." Semangat Bumi menggenggam tangan Vanya . Sementara Vanya meraup nafas berkali kali .

" Gue harus bisa ." Batin Vanya menatap lurus ke depan . Sambil pikirannya menerawang entah kemana .

" Ada apa kalian datang ke sini?" Tanya Langit menggulung kemeja putihnya dengan kancing baju di biarkan terbuka . Vanya dan Bella sontak berdiri melihat Langit berjalan menuju arahnya. Melihat tubuh kurus dan wajah kelelahan serta rambut urakan membuat mereka merasa kasihan pada Langit .

" Om kita disini mau bicara serius tentang Bella ." Mendengar nama anaknya. Raut wajah Langit berubah menjadi dingin .

" Apa dia pernah membuat masalah sama kamu Vanya . Saya tahu kamu sahabatnya. Jika dia ada Masalah sama Bella . Saya sebagai orang tua Bella meminta maaf pada kamu. " Lirih Langit merasa terpukul kehilangan anaknya. Dia sudah kehilangan dua permata yang sangat dia sayangi . Pertama istri nya tapi untung saja Bella adalah penyemangat nya . Kedua Bella , anaknya yang paling dia sayangi hingga membuat dia tak tahu arah tuju pulang sekarang di mana .

" Om , Bella tidak salah . Yang salah di sini adalah Abang saya . ," tak lama mata Vanya berkaca kaca dengan tangan menyodorkan sebuah dokumen pada Langit .

Langit yang penasaran membuka dokumen itu . Dia membuka nya satu persatu. keluarga Van Alexandra mencintai putri nya hanya membuat Langit memejamkan mata berusaha menahan emosi yang hampir keluar .

" Seharusnya Edgar dan Bella tidak boleh bersatu . " Geleng Langit tersenyum getir . Untung saja Edgar sudah tiada jadi dia tenang . Dan yang paling dia benci pada Edgar adalah dia telah memperkosa Bella hingga membuat putrinya hamil di luar nikah.

" Maksud om?"

Langit menghela nafas menerawang ke depan . " Vanya , keluarga Van Alexandra dan Keluarga saya adalah saudara. Mungkin kamu belum tahu karena kamu tidak tahu apa apa tentang keluarga kita . Mana mungkin saya menyerahkan anak saya bagitu saja pada Edgar . Dia dulu pernah mengajukan Tunangan pada Bella tapi keluarga saya menolak keras . Mereka tidak merestui Edgar hingga keluarga saya menjodohkan Bella dengan Keluarga Albertus. Keluarga yang sekarang menjadi DPR . Dan kejadian itulah bermula Edgar menculik Bella hingga anak saya hamil gara gara Edgar bajingan ." Jelas Langit dengan nafas naik turun . Dia masih tak terima Edgar membawa anaknya hingga membuatnya hamil . Dia tahu Edgar hanya Terobsesi pada anaknya bukan cinta . Jika anaknya ingin bahagia dengan orang lain , maka Edgar harus mengikhlaskan anaknya agar dia bahagia . Bukan menculik hingga sampai membuat nya hamil . Ayah mana yang tega melihat Bella , sewaktu dia hidup selalu melamun bahkan ingin bunuh diri gara gara Edgar jika saja dia cegah . Dan tiba tiba saja anaknya meninggal gara gara racun di sekolah .

" Kamu tahu Vanya , saya kasihan lihat anak saya bagaimana dia di perkosa layaknya binatang . Saya sebagai ayahnya merasakan bagaimana anak saya kesakitan dan semua Biang koreknya adalah Edgar !" Bentak Langit memejamkan matanya agar tidak emosi pada Vanya . Sadari tadi dia menahan amarah agar tidak menonjok wajah Vanya . Walaupun ini bukan kesalahan Vanya , dia sangat marah mendengar bahwa keluarga Van Alexandra yang membuat anaknya menderita. Dan Vanya adalah salah satu termasuk anggota pelaku . Dia tahu Vanya tidak bersalah . Yang bersalah adalah Edgar dan masalahnya dia terkejut mendengar kabar bahwa Edgar sudah tiada . Balas dendam nya belum di mulai dan Edgar malah meninggal dunia . Dia baru tahu saat membaca diary Bella karena anaknya itu tidak suka bercerita. Bahkan ketika anaknya tiada dia tidak tahu anaknya adalah korban pemerkosaan jika saja dia membaca diary anaknya di dalam kamar dan membaca semuanya . Dia tau Edgar di hina di keluarganya karena keluarganya sangat tidak suka pada Edgar . Entah apa alasannya . Mungkin karena itu Edgar sebagai ego laki laki merasa tak terima atas penghinaan keluarganya dan menculik Bella sebagai balas dendam pria itu .

Vanya menunduk mendengar bentakan Langit . Dia tahu abangnya bersalah . Dan tujuannya ke Mension keluarga Langit untuk meminta maaf pada pria itu atas kesalahan Edgar . Dia tahu maaf tidak akan cukup karena Edgar adalah pelaku pemerkosaan pada Bella .

Vanya bersujud di depan Langit membuat Bumi terkejut melihat tindakan Vanya .

" Vanya Lo apa apaan . Ini bukan salah Lo! " Sentak Bumi berusaha membangunkan Vanya tapi tetap gadis itu tidak beranjak dari tempatnya .

" Om , saya sebagai salah satu anggota pelaku . Saya meminta maaf atas tindakan Abang saya . Saya tahu maaf saja tidak cukup untuk membuat anak anda kembali. Saya lagi lagi meminta maaf kepada om atas kelakuan Abang saya. " Lirih Vanya menahan tangisanya. Dia tahu sakit menjadi Bella karena gadis itu adalah korban pemerkosaan dari abangnya yang hanya Terobsesi padanya bukan cinta .

Langit memalingkan wajahnya . Pria itu tersenyum getir menunjuk ke arah pintu luar . " Kalian pergi dari sini . Satu lagi , jangan pernah kamu menginjak Mension keluarga saya ini lagi. " Tukas Langit berdiri . Pria itu pergi dari tempatnya meninggalkan Vanya yang terdiam di tempat.

" Kita ke sekolah sekarang , jam sudah Pukul 6:20 Wib Vanya." Vanya berdiri . Perempuan itu menatap lamat ke arah ruangan yang di Buka Langit .

" Maafin saya om ."

Vanya dan Bumi keluar dari Mension keluarga Langit meninggalkan langit yang menghisap sebatang rokok di jendela kamar . Dia juga melihat bagaimana mobil sedan hitam melaju menjauhi perkarangan keluarga Langit .

Langit hanya terdiam sambil mengepulkan asap rokok ke atas. Tampak asal tembakau mengelilingi pria itu .

"Kalian harus merasakan apa yang di rasakan Anak saya Vanya karena kamu adalah keluarga pelaku anak saya !"

Ending Transmigrasion ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang