Hallo teman-teman, jangan lupa di bantu vote dan komennya yaaa!
Terimakasih...Selamat membaca...
Jinan dan Gracia mulai jalan berdampingan meninggalkan kamar Shani menuju minimarket untuk membeli es krim seperti yg Gracia inginkan. Namun sejak mereka keluar dari kamar Shani, Jinan menyadari ada sesuatu yg berbeda dari sikap Gracia.
Gracia yg semula tampak ceria dan semangat saat mengajak Jinan pergi keluar untuk membeli es krim, kini terlihat lebih banyak diam seperti sedang memikirkan sesuatu. Hal itu terlihat jelas oleh Jinan yg sejak tadi memperhatikan wajah samping Gracia, yg begitu mempesona bagi siapapun yg melihatnya.
Jarak minimarket dari kamar Shani tidak begitu jauh, mereka hanya perlu turun menggunakan lift menuju ke lantai dasar. Ketika mereka sudah di dalam lift keheningan pun semakin tercipta, saat Jinan mulai kehabisan topik untuk ngobrol dengan Gracia yg hanya mau bicara dan menjawab saat Jinan bertanya.
Sampai akhirnya tiba-tiba,
"Aduh bego bego bego" ucap Gracia sambil memukul-mukul keningnya. Membuat Jinan yg berdiri di samping Gracia tampak terkejut dengan apa yg di lakukannya secara tiba-tiba itu. Beruntung hanya ada mereka berdua di dalam lift.
"Gre, kamu kenapa?" Tanya Jinan lembut, dengan wajah khawatir.
"Eh! Astaga maaf ya kak Jinan" ucap Gracia yg baru menyadari bahwa kini ia sedang bersama Jinan. Dan merasa bodoh karna sudah kelepasan mengeluarkan isi di kepalanya, yg sejak tadi sedang memikirkan hal yg baru saja ia lakukan tadi bersama kakaknya.
Sejak keluar dari kamar Shani, sebenarnya Gracia kepikiran karna sudah berani mencium bibir kakaknya. Bahkan ia sempat melumat bibir Shani dengan kesadarannya, hal yg baru pertama kali ia lakukan dan itu malah dengan kakak kandungnya sendiri. Gracia baru sadar bahwa apa yg ia lakukan dengan Shani tadi sudah melebihi batas, tidak seharusnya ia berani melakukan hal bodoh seperti itu pada kakaknya. Hanya karna ia merasa kesal dengan apa yg sempat ia lihat tadi antara Shani dan Sisca, ada perasaan tidak suka saat melihat mereka berciuman. Entah apa yg sedang terjadi dengan pikiran dan perasaan Gracia sekarang, yg jelas ia tidak suka ketika melihat kakaknya memberikan perhatian apalagi sentuhan kepada orang lain.
Apa mungkin saat ini Gracia sedang merasa cemburu? Tapi ia merasa tidak ada hak untuk hal itu, mengingat Sisca adalah kekasih Shani. Apalagi Sisca sudah lebih dulu mengenal Shani di bandingkan ia yg baru bertemu dengan kakaknya belum lama ini.
Gracia menarik nafas dalam, untuk kembali menetralkan keadaannya. Dan berusaha membuang bayang-bayang saat dirinya dengan berani mencium dan melumat bibir kakaknya sendiri.
"Kamu beneran gapapa Gre? Terus barusan kenapa ngomong kayagitu sambil pukul-pukul kepala kamu sendiri?" Tanya Jinan lagi yg mampu membuyarkan lamunan Gracia.
"Cerita sama aku kalo ada yg lagi ganggu pikiran kamu" tambahnya menenangkan.
"Gapapa kak Jinan, aku baru keingetan kalo aku belum ngabarin pacar aku dari tadi pas sampe disini hehe" ucap Gracia beralasan, tidak mungkin ia mengatakan yg sejujurnya pada Jinan bahwa ia sedang kepikiran karna habis mencium bibir kakaknya sendiri.
"Oalah Gre aku kira kamu kenapa, kaget aku" ucap Jinan sambil mengelus dadanya.
"Hehe maaf ya kak" ucap Gracia dengan cengirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Sister, To Wife
Fiksi Umumbagaimana jadinya jika kakak beradik yg sudah lama tidak bertemu dan berpisah bahkan sejak mereka masih kecil, namun ketika kembali dipertemukan setelah dewasa malah ada kejadian yg tidak mengenakan? penasaran sama kelanjutan ceritanya? baca terus d...