Chapter 7

1.7K 218 24
                                        

Hallo teman-teman jangan lupa di bantu vote dan komennya yaaaa!
Terimakasih













...Selamat membaca...








Duduk sendiri di salah satu coffee shop tempatnya biasa menghabiskan waktu jika ingin sendiri, itulah yg di lakukan oleh Shani sekarang. Sepulang kerja ia memilih untuk menghabiskan waktunya hanya sendiri disini, terhitung sudah 3 hari sejak mengantar Gracia pulang kerumah, sesampainya di hotel Sisca di hubungi secara tiba-tiba oleh sang manager yg mangatakan bahwa Sisca harus melakukan pemotretan sebelum merilis lagu barunya.

Hal itu membuat Shani dan Sisca terpaksa harus meninggalkan hotel malam itu juga setelah melakukan perdebatan yg cukup panjang. Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke Jakarta, bahkan Shani mengingkari janjinya pada Gracia yg mengatakan bahwa ia akan kembali lagi datang kerumahnya untuk menemui Shania, mama kandungnya.

Shani benar-benar merasa bersalah karna telah mengecewakan Gracia. Dan sudah 2 hari ini semenjak ia kembali ke Jakarta Gracia tidak ada memberikan kabar padanya ataupun membalas chat nya, terakhir mereka berkomunikasi melalui panggilan telphone disitu Shani mengatakan bahwa ia akan segera kembali ke Bandung secepatnya, Gracia pun hanya mengiyakan saja. Dan hal itu membuat Shani berpikir bahwa Gracia marah padanya, atau bahkan perempuan mungil yg kini statusnya menjadi adiknya itu telah merasa kecewa dengannya.

"Hah~" helaan keluar dari mulut si Indira yg baru saja mematikan rokoknya.

"Kamu ko ga bales chat aku sih Ge, apa kamu marah karna aku kemaren pulang gitu aja tanpa pamit lagi ke kamu?" Tanya nya pada diri sendiri, saat melihat room chat nya dengan Gracia yg tak kunjung ada balasan. Ada ke khawatiran yg sulit di jelaskan oleh Shani tentang Gracia yg tiba-tiba hilang kabar.

Shani kembali meminum kopinya, sampai tiba-tiba ia melihat kedatangan Jinan yg kini sedang berjalan menghampirinya bersama dengan Feni.

"Bener kan feeling gua, ni anak pasti disini" ucap Feni sambil menarik bangku dan duduk di hadapan Shani.

"Kalian ngapain sih kesini, pulang kerja bukannya pada pulang" ucap Shani, malas.

"Lah lu sendiri ngapain disini? Pulang kerja bukannya pulang" sindir balik Jinan.

"Kalo mau nongkrong kayagini, ajak-ajak kita dong jangan sendirian begini. Gua kan sekarang udah stay di Jakarta" lanjutnya, kemudian meminum kopi milik sahabatnya itu.

"Pesen yg baru kek Nan kebiasaan deh" tegur Feni.

"Huek pait banget anjing" reflek Jinan sambil menyemburkan kopi Shani yg baru saja di minumnya.

"Iya kaya hidup lu" celetuk Shani.

"Oh iya Shan, itu gimana Gracia adik lu udah ada kabar belum?" Tanya Feni yg sudah mengetahui cerita tentang Shani.

Sementara ia hanya menggeleng sebagai jawaban, entah mengapa kabar Gracia kini jauh lebih penting dari pada kabar dari kekasihnya yg setelah pulang dari Bandung beberpa hari lalu itu langsung di sibukkan dengan segala macam kegiatannya.

"Lu udah coba telphone?" Tanya Jinan, Shani lagi-lagi hanya menggeleng.

"Telphone kalo lu khawatir sama dia, biar lu juga bisa tenang" saran Feni.

From Sister, To Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang