Bab 6

1.7K 12 0
                                    

Suasana hening menyelimuti mereka saat makan malam. Melanie makan dengan tak bersemangat dan Mami yang biasanya cerewet berubah menjadi orang bisu. Sukarso makan dengan lahap dan menghabiskan sisa gule kambing itu sampai tak bersisa. Bagaimana pun, setelah mengentot mami secara tak sengaja, dia membutuhkan energi dan protein baru dari daging kambing untuk mengembalikan staminanya.

Selesai makan malam, Sukarso melihat istrinya minum obat yang diberikan dokter dan pergi ke kamar. Sesaat sebelum mencuci piring, Karso mengintip ke kamar dan melihat istrinya tidur dengan pulas tanpa mengganti baju.

Selesai mencuci piring, dia pergi ke teras belakang untuk bersantai sebentar. Dilihatnya mami sedang menyetrika baju kemeja yang akan dipakainya besok. Di meja teras, ada secangkir minuman hangat yang harum, entah minuman apa.

"Kal, diminum ginsengnya mungpung masih hangat." Kata Mami sambil menggosok baju.

"Oh, kirain ini bukan buat Karso."

"Itu mami sengaja bikin buat kamu. Dulu, almalhum papi meltua kamu selalu minum minuman itu. Katanya bagus untuk laki-laki. Bial kuat dan semangat."

"Sungguh?" Karso merasa heran, Mami koq tiba-tiba jadi baik dan lembut. Perhatian lagi.

"Ya, cobainlah."

Karso menyesap minuman itu. Terasa pahit di lidah namun hangat ketika sampai di perut. Dalam sekejap ginseng itu pun lenyap dalam perutnya. Dia merasa segar tapi juga sekaligus mendadak sangat mengantuk.

"Mi, Karso tidur duluan ya."

"I ya, Kal. Mimpi yang indah ya." Katanya dengan senyum keibuan yang lembut.

"I ya, Mi."

Mereka bertatapan sebentar. Ada cipratan api asmara pada tatapan mereka. Karso melihat bagaimana tatapan mami sekarang berubah. Dulu sinis, sekarang tatapan itu sayu namun ditambah dengan senyuman yang manis. Karso teringat bagaimana miss.v mami ternyata sangat legit. Dia telah mengewenya secara tak sengaja. Seandainya Karso tahu yang menungging itu adalah mami, belum tentu dia berani mengewe miss.v itu walau dia sedang terangsang. Namun Karso juga ingat bahwa mami sangat menikmati ketika dientot. Terbukti dengan banyaknya pejuh yang ke luar dari miss.v mami.

Karso berdiri dari duduknya dan melangkah menuju kamarnya. Tapi mendadak langkah Karso berbalik dan dia mendekati Mami. Memeluknya dari belakang dan mencium belakang telinganya sementara kedua tangannya meremas sepasang toket mami.

"Mi, maafin Karso." Katanya lembut. Sementara dalam hatinya Karso merasakan betapa masih kenyalnya sepasang toket mami. Bahkan bila dibandingkan dengan toket Melanie istrinya. Tapi mami tidak menjawab, dia malah menggeliat senang dan menggesekan pantatnya ke mr.p Karso yang tertutup celana pendek. Mami membiarkan dan menikmati sepasang lengan menantunya itu meremas dua bukit kembarnya yang 5 tahun merana tidak disentuh. Mami kemudian menengadahkan wajahnya untuk menemukan wajah Karso yang sedang menatapnya. Mami segera mengecup bibir menantunya yang nikmat. Mereka berciuman lama sekali. Satu tangan Karso turun ke bawah perut dan berhenti di selangkangan Mami. Jarinya menemukan belahan miss.v Mami yang basah.

"Kal, ewean lagi yuk." Ajak Mami. miss.vnya telah basah lagi dan dia ketagihan ingin diewe lagi. Mendadak di antara mereka telah tercipta sebuah perasaan aneh yang saling memiliki dan membutuhkan namun nyaman dan menyenangkan.

"Kirain mami marah sama Karso karena tadi diewe."

"Nggak, mami enggak malah... buat apa malah-malah? Mami enak koq diewe sama kamu." Kata Mami, "mau enggak?"

"Mau. Tapi Karso gak mau ngecrot di luar."

"Ya udah. Mami juga senang kamu ngeclot di dalem, rasanya enak dan hangat."

"Tapi Mami harus beresin dulu setrikaannya ya, Karso mau lihat Melan sebentar." Kata Karso. Dia merasa aneh, mengapa tiba-tiba rasa kantuknya hilang saat mr.pnya mulai menegang.

***​

Nasib Baik KarsoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang