Bab 7

1.6K 4 0
                                    

Karso masuk ke dalam kamar dan melihat Melan tidur dengan sangat lelap. Dia melepaskan sandal Melan yang masih dikenakan di kakinya, menyelimutinya dengan selimut katun tipis yang hangat dan mencium keningnya.

"Beb, karena kamu ga bisa melaksanakan kewajiban kamu sebagai istri, terpaksa Mami yang ngegantiin, ga pa pa ya?" bisik Karso di telinga Melanie.

Melanie yang masih tidur tak menjawab. Dia hanya bernafas dengan teratur dan mengeluarkan suara ngorok yang lembut. Sesaat sebelum meninggalkan kamar, Karso tertarik dengan sebuah map rumah sakit yang diletakan di atas bufet rias dan ditindih tas yang biasa dipakai Melanie pergi ke toko atau bepergian ke tempat lain untuk urusan bisnis. Karso kemudian memeriksa map tersebut dan mulai mengerti mengapa Melanie selama makan malam terlihat murung. Rupanya dia dirujuk untuk melakukan operasi sekali lagi.

"Aku lebih baik pura-pura tidak tahu, biar dia yang cerita duluan." Kata Karso dalam hatinya.

Karso ke luar kamar dan menuju ruang tengah, di mana Mami sedang menyeduh teh ginseng sambil menonton TV.

"Katanya itu khusus untuk laki-laki." Kata Karso sambil mengawasi Mami minum teh dengan perlahan.

"Kalau yang ini khusus untuk pelempuan... bial legit." Kata Mami sambil tersenyum penuh arti.

Karso duduk di sebelah Mami dan berbisik, "miss.v mami memang legit." Dia menjilati daun telinga mami dan tangannya mengusap-usap paha Mami. STW itu memejam mata dengan ekspresi wajah bahagia. Menikmati teh hangat yang nikmat dan sentuhan tangan muda yang bersemangat.

Sementara Mami menghabiskan teh-nya, sementara itu dia membiarkan seluruh tubuhnya digerayangi oleh menantunya sehingga setetes dua tetes lendir kenikmatan mengalir dari ujung miss.vnya. Saat jemari Karso akan mengoles liang miss.vnya, Mami mencegahnya.

"Di kamal yuk." Katanya, suaranya lembut dan manja. Dia lalu berdiri dan menarik tangan Karso melangkah, menuju kamar tidurnya.

***​

Nasib Baik KarsoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang