Bab 18

801 3 0
                                    

Imelda sangat bosan. Dia hilir mudik di luar ruang rawat inap kelas satu itu. Operasi berjalan sukses dan kini Melanie tengah tidur lelap di bawah pengaruh obat bius. Pada saat itu, mendadak menantunya datang dan menyapa.

"Mami, gimana operasinya?"

"Bagus, Lex. Sukses."

"Shela di mana?"

"Oh, dia ada di dalam, lagi nemenin kakaknya." Kata Mami berbohong.

"Kenapa mami enggak nemenin juga?"

"Nggak boleh. Hanya satu olang pembesuk yang boleh ada di dalam."

"Oh, ya udah. Bilangin Shela mi kalau saya mampir." Kata Alex.

"I ya, nanti mami bilangin."

"Sekarang Alex mau pulang, mi, udah malam."

"I ya, hati-hati di jalan ya."

"I ya, Mi."

Alex kemudian pergi meninggalkan selasar ruang tunggu dengan langkah bergegas. Ketika dia tiba di pengkolan koridor, seorang lelaki tinggi kekar menyapanya dengan sedikit berbisik, "gimana sayang?"

"Aman. Shela akan nungguin kakaknya semalaman... kita bisa bercinta di rooftop rumah aku sambil memandangi bintang-bintang."

"Oh, betapa syahdunya. Entar aku ngecrot di anal kamu ya."

"Boleh. Kita bisa gantian kok, setelah kamu ngecrot aku akan mengewe pantat kamu sepuasnya... pokoknya aku wajib ngecrot 3 kali di dalam liang pantat kamu."

"Oke sayang, ayo sekarang kita cepat-cepat pulang."

Mereka pun berjalan bergandengan sambil berpelukan dengan sangat mesra, menyusuri koridor rumah sakit yang sepi menuju tempat parkir.

Sementara itu, Sore mulai gelap dan Imelda tak bisa menghentikan pikirannya yang membayangkan bagaimana menantunya akan mencangkuli miss.v anak keduanya Shela dengan bersemangat, membuat Imelda jadi terangsang.

Imelda duduk termenung di kursi selasar yang khusus disediakan untuk para pembesuk. Saat seorang suster lewat, Imelda menanyakan tentang kondisi Melanie.

"Dia baik-baik saja. Dia lagi tidur... ibu bisa santai. Bahkan pulang juga boleh."

"Dia nggak pellu ditungguin, seus?"

"Tidak perlu. Dia tidak akan bangun sampai besok pagi."

"Oh yasudah, kalau begitu saya akan pulang dulu."

"Silahkan, bu." Kata Suster itu dengan ramah.

***

Nasib Baik KarsoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang