Bab 9

1.3K 6 0
                                    

Dia harus mengakui, walau mami sudah berusia 45 tahun namun ternyata miss.vnya jauh lebih nikmat dari miss.v Melanie. Ya, dia harus akui itu.

Pelahan mami mundur ke ranjang dan duduk di tubirnya. Dia mengangkat kedua kakinya naik dengan kedua pahanya saling menjauh. Bibir-bibir miss.v mami tipis rata dengan permukaan selangkangan dan pubisnya, namun liang miss.vnya memiliki bibir-bibir bagian dalam yang panjang dan lebar seperti jamur kuping coklat, yang merekah membentuk sebuah lingkaran kecil yang tidak rata. Liang itu seperti liang tulang sapi yang sudah habis sumsum bagian dalamnya.

Karso berjongkok di depan selangkangan yang terbuka itu dan menghirup aroma lembab miss.v yang sangat lezat, yang sudah lama sekali tak pernah dirasakannya.

"Jelas mami sangat merawat miss.vnya dengan baik. Tapi yang lebih jelas lagi, liang miss.v ini sepertinya tak pernah dipakai... pantesan terasa sangat legit." Pikir Karso dalam hatinya. Pada saat dia menjulurkan lidahnya untuk menjangkau bibir-bibir miss.v bagian dalam yang seperti jamur kuping coklat itu, mendadak Karso ingat bahwa mami melahirkan kedua anaknya, yakni Melanie dan Shela, dengan cara operasi sesar.

"Ah, aku sangat beruntung." Kata Karso sambil tersenyum gembira.

"Beluntung apa, Kal?" tanya Mami sambil menunduk.

"Beruntung menemukan miss.v yang sangat indah... indah seperti kerang kuwuk." Jawab Karso sambil tengadah dengan lidah menjulur.

Mereka tertawa kecil bersama.

Karso kemudian menunduk lagi dan menjilat bagian lunas mami yang dekat dengan liang pantat. Lalu naik ke pucuk belahan paling bawah. Dia kemudian menyisir bibir-bibir bagian luar Mami yang berwarna putih tanpa bulu. miss.v mami memang tipis dan tak memiliki bulu. Lendirnya pun terasa manis.

"Ssshhhhh.... Ssshhhh.... Sshhhhhh...." Mami mendesah sambil menjambak rambut Karso yang gondrong dan tak sabar dengan penjilatan yang dilakukan Karso secara perlahan. Saat Karso dengan mulutnya mencaplok bibir-bibir miss.v Mami bagian dalam yang mirip jamur kuping itu, lalu menjepitnya dengan bibirnya dan memain-mainkan dengan cara menarik-nariknya, tubuh mami melengkung keras. Dia yang sedang duduk berjongkok di tubir ranjang dengan kedua telapak kaki menekan pinggiran kasur, hampir saja terjengkang ke belakang andai tidak bertahan dengan menjambak rambut menantunya.

"Aiiihhh... Kal, itilnya Kal... itilnya..." pinta mami dengan suara merintih.

Karso mematuhi permintaan Mami. Dia kemudian mengulum itil mami dengan lembut dan memukulnya dengan ujung lidahnya.

Mami menangis nikmat.

"Uhukk... uhukkk...kaallll...enak.... Sekalang masukin mr.pnya ke dalam liang miss.v mami, mami udah ga tahan...."

"I ya, Mi." Kata Karso sambil berdiri. Dia kemudian mengarahkan batang mr.pnya persis di liang miss.v mami, lalu mencecabkannya pelahan.

"Akhhhhh... Kalso... mr.pnya enak."

"Mami juga miss.vnya enak."

"Masukin telus, yang dalam."

Karso menekan mr.pnya hingga menerobos masuk seluruhnya ke dalam liang miss.v mami.

"Aaakghhhh... Kalso... tunggu sebental... mami pengen liat miss.v mami ditusuk sama mr.p kamu yang gede..."

"Ini mi, liatin aja." Kata Karso sambil menjauhkan dadanya menjadi agak renggang. Mami melongok ke bawah dan melihat bagaimana liang miss.vnya membungkus batang mr.p Karso.

"Kepala mr.p kelasa banget ke lahim mami..."

"Sakit ga mi?"

"Ga, malahan enak. Mami suka."

"Genjot jangan, Mi?"

"Sebental dulu... ini... liat... lendil mami menetes...aaahh... enaakkk... begini lasanya ewean sama mr.p gede... makasih ya Kal sebelumnya udah mau ngewe mami yang udah tua ini..."

"Sama-sama, Mi, Karso juga ucapkan terimakasih mami mau diewe sama Karso."

"I ya, Kal. Sekalang ayo entot mami, pelan-pelan dulu, telus yang cepet ya."

"Oke, Mi."

Karso mematuhi perintah mami. Dia mengentot miss.v itu pelahan-lahan, lalu semakin lama semakin cepat. Saat pengentotan dilakukan semakin lama semakin cepat, mami menjerit-jerit karena sangat nikmatnya. Setelah kira-kira 5 menit liang miss.v itu dilinggis-linggis oleh mr.p Karso, mendadak mami mencengkram pantat Karso dan menahan.

"Tahan..." kata Mami dengan nafas tersengal. Dia menengok ke arah miss.vnya yang disumbat mr.p Karso, "sekalang entot yang cepet."

Karso melakukan perintah itu.

Plak plok plak plok plak plok Plak plok plak plok plak plok Plak plok plak plok plak plok Plak plok plak plok plak plok Plak plok plak plok plak plok Plak plok plak plok plak plok Plak plok plak plok plak plok...

Nasib Baik KarsoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang